Awas, Ada Malware Bisa Sedot Kuota Internet
Merdeka.com - Oracle Corp menemukan malware baru di Android. Malware ini bergerak menyerang perangkat baterai dan kuota pengguna.
Tak tanggung-tanggung, 10 GB per bulan harus rela ludes untuk mengunduh iklan video otomatis. Hal ini seperti dilansir dari The Register, Senin (25/2).
Tugas malware ini adalah mengirimkan video iklan yang palsu dan tidak terlihat. Kemudian, aplikasi yang terinfeksi akan mengkonsumsi kuota yang signifikan.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
Kabarnya, malware ini sudah menjangkit ke berbagai aplikasi game Android yang populer. Namun, aplikasi-aplikasi tersebut sudah dihapus dari Google Play Store.
Beberapa di antaranya adalah aplikasi augmented reality Perfect365, Draw Clash of Clans, aplikasi musik Touch n Beat, Cinema, dan VertexClub.
Oracle menyebut, malware ini akan memperlambat pemuatan situs lain selagi mengunduh video, sehingga pengguna bisa saja kehilangan 10GB datanya per bulan. Belum lagi, malware ini juga bisa menghabiskan baterai yang terisi daya.
Perusahaan juga menyebut, iklan masih bisa berjalan bahkan saat aplikasi tidak dipakai atau dalam mode tidur.
Aplikasi yang terinfeksi juga mendorong tayangan iklan palsu untuk melaporkan kembali ke jaringan iklan, bahwa tiap iklan video telah muncul di situs publisher iklan yang sah. Padahal kenyataannya iklan tersebut palsu.
Penipuan lewat iklan palsu bukanlah hal baru. Namun, Oracle menyebut, tipe perilaku ini bisa sangat unik, karena dampaknya baik kepada pengguna smartphone, pengiklan, dan penerbit iklan.
Senior Veep of Oracle Data Cloud Eric Roza mengatakan, DrainerBot merupakan operasi penipuan iklan besar yang menyebabkan kerugian finansial yang jelas dan langsung pada konsumen.
"Aplikasi yang terinfeksi DrainerBot dapat membuat pengguna kehilangan ratusan dolar, sembari membuang baterai dan memperlambat perangkat mereka," tutur dia.
Oracle menyebut, SDK tersebut kemungkinan didistribusikan oleh perusahaan Belanda bernama Tapcore. Perusahaan ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk mendeteksi instalasi aplikasi bajakan mereka.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaRT RW net ilegal berpotensi merugikan ISP legal karena banyak faktor.
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware
Baca SelengkapnyaPada Q3 tahun 2024, para ahli Kaspersky menemukan bahwa jumlah pengguna yang mendapati aplikasi VPN gratis palsu meningkat.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaJika Anda menerima pesan yang mencurigakan lebih baik jangan diklik
Baca SelengkapnyaSeorang pakar di Keeper Security menyampaikan, setelah ponsel terhubung dengan colokan USB, peretas dapat mengakses gawai Anda.
Baca SelengkapnyaSerangan ransomware adalah ancaman siber yang sangat serius. Namun, hal itu bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
Baca SelengkapnyaModus kejahatan siber ini bisa menguras saldo rekening korban.
Baca Selengkapnya