Awas, malware Android baru bisa curi informasi pengguna smartphone
Merdeka.com - Riset Kaspersky telah menemukan malware Android baru. Malware ini didistribusikan melalui teknik pembajakan domain name system (DNS) yang menjadikan smartphone sebagai sasaran di sebagian besar Asia.
Disebut dengan Roaming Mantis, malware ini bekerja aktif dan dirancang untuk mencuri informasi pengguna dan mengambil alih perangkat Android korban.
"Roaming Mantis merupakan ancaman yang aktif dan secara cepat dapat berkembang. Karena itu kami mengeluarkan hasil temuan ini sekarang daripada menunggu kami mendapatkan semua jawabannya. Terdapat motivasi tertentu dari serangan ini karena itu kami merasa perlu untuk memberitahukan kepada organisasi dan individu akan ancaman ini," ujar Suguru Ishimaru, Security Researcher Kaspersky Lab Jepang dalam keterangannya, Senin (23/4).
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Kenapa malware ini bisa masuk ke Android? Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
-
APK berbahaya seperti apa yang bisa menyamar? Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
Menurutnya, ancaman ini penggunaan router yang telah disusupi dan DNS dibajak menunjukkan perlunya perlindungan perangkat yang kuat dan penggunaan koneksi yang aman. Berdasarkan risetnya itu, antara Februari dan April 2018, mendeteksi penyebaran malware di lebih dari 150 jaringan yang berlokasi sebagian besar di Korea Selatan, Bangladesh, dan Jepang. Tapi sasarannya kemungkinan lebih dari itu.
"Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh media Jepang, yang setelah kami lakukan riset lebih mendalam, ditemukan bahwa acaman ini tidak berasal dari sana. Kenyataannya, kami menemukan beberapa indikasi bahwa di balik serangan ini terdapat pelaku yang berbicara bahasa Cina atau Korea. Lebih jauh, korban tidak hanya berlokasi di Jepang. Roaming Mantis yang kelihatannya berfokus di Korea dan Jepang, mungkin berdampak lebih besar," ungkap Vitaly Kamluk, Director of the Global Research Analysis Team (GReAT) – APAC.
Temuan dari Kaspersky Lab mengindikasikan bahwa penyerang di balik malware ini mencari router dengan celah keamanan, dan kemudian mendistribusikan malware melalui trik yang sederhana namun efektif dengan cara membajak DNS dari router yang diserang.
Bagaimana metode menyerang router masih belum diketahui. Setelah DNS berhasil dibajak, setiap usaha pengguna mengakses website apa pun diarahkan ke URL yang kelihatan seperti asli dengan konten palsu yang berasal dari server penyerang.
Pengguna akan menemukan permintaan: "To better experience the browsing, update to the latest chrome version." Klik pada link tersebut akan memicu instalasi aplikasi Trojan dengan nama 'facebook apk' atau 'chrome apk' yang menjadi backdoor Android penyerang.
Kaspersky Lab menemukan adanya 150 target, analisa lebih jauh juga menunjukkan terjadi ribuan koneksi ke server penyerang secara harian, yang menunjukkan kemungkinan akan adanya serangan yang lebih besar.
Rancangan malware Roaming Mantis menunjukkan adanya kemungkinan untuk didistribusikan lebih luas di kawasan Asia. Diantaranya mendukung empat bahasa: Korea, Cina sederhana, Jepang, dan Inggris. Sedangkan pelaku lebih banyak menggunakan bahasa Korea dan Cina sederhana. (mdk/ara)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaKombes Jeki mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikut 3 izin yang bisa membahayakan malware masuk ke Android.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar aplikasi yang jangan pernah diinstal pengguna HP.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaMaraknya pembobolan rekening saat ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati saat bertransaksi, baik transaksi debit maupun lewat mobile banking.
Baca SelengkapnyaModus kejahatan siber ini bisa menguras saldo rekening korban.
Baca SelengkapnyaJika Anda menerima pesan yang mencurigakan lebih baik jangan diklik
Baca Selengkapnya