Awas, malware mengintai software bajakan
Merdeka.com - Kasus kerusakan file, pencurian data pribadi, dan penyusupan privasi merupakan contoh nyata bahaya penggunaan software bajakan saat ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Microsoft dan Internasional Data Corporation (IDC) pada 2014 lalu, menunjukkan bahwa konsumen individu bisa menghabiskan USD 25 miliar dan membuang waktu sebanyak 1.1 milyar jam untuk mengidentifikasi, memperbaiki, dan memastikan perangkat mereka sepenuhnya terbebas dari malware.
"Banyaknya waktu dan materi yang terbuang untuk memulihkan perangkat yang terinfeksi malware tentunya akan merugikan pengguna. Padahal, dengan menggunakan genuine software, Anda dan keluarga dapat fokus memanfaatkan perangkat tersebut dengan lebih maksimal," ujar Sudimin Mina, Software Asset Management and Compliance Director, Microsoft Indonesia saat acara konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/09).
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
-
Kenapa penting untuk mengidentifikasi kerusakan akibat ransomware? Sistem dan data yang terkena serangan perlu diidentifikasi dengan menggunakan alat dan teknik forensik untuk memahami sifat peretasan.
Sementara itu, menurut data yang diterbitkan oleh Microsoft Malware Infection Index 2016, tingkat pemalsuan PC di Indonesia tergolong masih sangat tinggi. Indonesia menduduki posisi kedua di belakang Pakistan dengan tingkat infeksi virus malware tertinggi di Asia Pasifik. Hal senada juga diutarakan oleh Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP), Justisiari P. Kusumah. Kata dia, tingkat pemalsuan produk di Indonesia telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.
"Ini berdampak terhadap angka kerugian yang besar bagi negara dan juga pemilik hak cipta," ujarnya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaPada Q3 tahun 2024, para ahli Kaspersky menemukan bahwa jumlah pengguna yang mendapati aplikasi VPN gratis palsu meningkat.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaYouTuber Basically Homeless, Nicholas Zetta, menantang mitos MacBook tidak bisa kena virus dengan sengaja mengunduh 141 virus. Hasilnya?
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaNilainya sekitar USD8 triliun atau setara Rp123.846 triliun (kurs dolar AS: Rp15.480).
Baca SelengkapnyaPenipu menggunakan wajah seseorang yang dikenal oleh korban .
Baca SelengkapnyaSerangan ransomware adalah ancaman siber yang sangat serius. Namun, hal itu bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
Baca SelengkapnyaBadan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.
Baca Selengkapnya