Awas! Mobile banking kerap disusupi malware
Merdeka.com - Malware akan terus tumbuh seiring kemajuan teknologi. Maka, jangan heran manakala kasus-kasus pembajakan maupun pencurian sering terdengar. Menurut Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager, Kaspersky SEA - Indonesia, di Indonesia malware seringkali menyerang pengguna mobile banking dan e-commerce.
Prediksinya, masih didominasi mobil banking daripada e-commerce. E-commerce dalam hal ini pada metode pembayarannya atau transaksi onlinenya.
"Kalau menurut saya prediksinya bisa mencapai 70 persen menyerang mobile banking dan 30 persen serang transaksi online e-commerce," ujarnya.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Kenapa ransomware menyerang pengguna? Pelaku kemudian meminta uang tebusan dalam jumlah tertentu agar korban bisa mendapatkan kembali data yang dienkripsi atau dikunci tersebut.
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Hal itu kata dia, potensi perbankan memang fokus utama para pembuat malware yang melihat bahwa masyarakat khususnya di Indonesia sudah mulai banyak yang bertransaksi menggunakan mobile banking. Sementara untuk e-commerce, diyakininya lantaran e-commerce di negeri ini belum begitu masif seperti di luar negeri.
"Intinya, mereka itu buat malware kalau ada celah dan menguntungkan juga bagi mereka. Mereka kan itu pasti berpikir, apa benefitnya. Sehingga mobile banking menjadi sasaran utama mereka," ujarnya.
Dia pun mengungkapkan bahwa tren di beberapa negara pun ada yang sama, jika mobile banking yang paling rentan terkena malware. "Kebanyakan di beberapa negara mobile banking. Kemudian kedua, government," jelasnya.
Terlepas dari itu, menilik data dari KSN menunjukkan bahwa dari kuartal pertama ke kuartal kedua tahun 2015, pertumbuhan malware yang diduga menyerang perangkat mobile dua kali lipat lebih banyak. Begitu juga malware yang baru yang akan siap menyerang perangkat mobile.
"Bayangkan saja yang dicurigai menyerang saja dari kuartal pertama tahun 2015 mencapai 147.835 serangan menjadi bertambah 1.048.129 serangan. Tingginya ini juga dipicu dari tumbuhnya pengguna smartphone," katanya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaMengoperasikan mobile banking menggunakan wifi publik berisiko terkena serangan yang disebut “man in the middle”.
Baca SelengkapnyaMaraknya pembobolan rekening saat ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati saat bertransaksi, baik transaksi debit maupun lewat mobile banking.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaJumlah serangan siber ke Indonesia mencapai 13,2 miliar pada tahun 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaBSSN mengatakan, fenomena itu terjadi karena pengamanan siber terhadap aplikasi-aplikasi itu lemah.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaNasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca Selengkapnya