Awas, sekarang hacker bisa 'stalking' korban lewat WhatsApp!
Merdeka.com - WhatsApp oleh beberapa pakar diklaim mempunyai kerusakan desain yang bisa dimanfaatkan oleh hacker. Celakanya, hal itu memungkinkan para hacker itu memata-matai aktivitas pengguna WhatsApp.
Kerusakan desain yang dimaksud adalah layanan yang membantu pengguna WhatsApp melihat apakah teman chatting mereka sedang online atau tidak. Sayangnya, layanan tersebut terbukti bisa diretas.
Dikutip dari Daily Mail (10/02), berawal dari kerusakan desain tadi, hacker diketahui telah menciptakan sebuah virus yang mampu membobol pengaturan keamanan milik WhatsApp.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp bekerja? 'Setelah itu kita akan ditawarkan untuk seolah-olah membeli kumpulan tugas lain yg lebih besar pembayarannya dan ternyata pada saat tugas akan selesai, kita tidak bisa menyelesaikan dengan berbagai alasan dan kita akan diminta lagi untuk melakukan topup supaya misi bisa terselesaikan. Padahal bisa saja setelah beberapa kali menerima topup dari kita mereka langsung menghilang dan mengganti nomor,' jelas Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC)
Akibatnya, mereka bisa memantau aktivitas online pengguna WhatsApp yang menjadi target, berikut kapan saja mereka mengganti foto profil dan status. Dengan kata lain, seorang hacker bisa men-stalking Anda dari WhatsApp. Cukup menakutkan bukan?
Kerusakan desain WhatsApp ini juga diamini oleh pengembang aplikasi asal Belanda, Maikel Zweerink. Menurut Zweerink, hal ini bukanlah sebuah aksi peretasan atau eksploitasi, tetapi memang bukti kerusakan WhatsApp.
"Pengaturan keamanan WhatsApp seolah-olah terlihat memberikan kuasa penuh pada Anda, namun kenyataannya hanya sebagian kecil saja," ungkap Zweerink.
Pria tersebut juga berhasil membuat virus sederhana yang bisa menampilkan timeline perubahan status WhatsApp.
Hal ini tentu saja membuat banyak pengguna WhatsApp panik. Terlebih saat ini WhatsApp sudah menjadi aplikasi chatting dengan pengguna terbanyak, yakni 700 juta. Tiap harinya, tidak kurang dari 30 miliar pesan dikirim via WhatsApp.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaNasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca SelengkapnyaStalking dapat terjadi secara fisik atau melibatkan penggunaan teknologi.
Baca Selengkapnyaviral unggahan video yang mengimbau pengguna Whatsapp untuk tidak menekan tombol block.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaModus kejahatan siber ini bisa menguras saldo rekening korban.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaApabila terlanjur mengklik file bodong, segera matikan semua koneksi, bisa dengan mengaktifkan mode pesawat atau mengklik pada ikon data.
Baca SelengkapnyaPenipuan WA kini makin menyeramkan. Berikut deretannya.
Baca Selengkapnyapelaku meretas email dan mobile banking menggunakan username yang ada di alamat email korban. Tabungan korban mulai berpindah ke rekening pelaku.
Baca Selengkapnya