Badai matahari setara 10 triliun bom nuklir Hiroshima intai Bumi
Merdeka.com - Sekitar Selasa pagi (05/05) kemarin, sebuah badai matahari terkuat di tahun 2015 menabrak bumi. Akibatnya, listrik di kawasan Pasifik dilaporkan padam. Namun, ilmuwan mengatakan badai itu belum seberapa dibanding badai lain yang siap menyerang bumi di masa depan.
Kazunari Shibata, seorang ilmuwan astrofisika dari Universitas Kyoto, Jepang, mengungkapkan bila matahari masih berpotensi mengeluarkan badai matahari terbesar yang pernah diketahui oleh umat manusia, Daily Mail (06/05).
Shibata yakin bila kekuatan badai matahari terdahsyat itu sekitar 1000 kali lebih kuat dari badai matahari terkuat yang pernah menghampiri bumi di tahun 1859 silam.
-
Kapan badai matahari diperkirakan mencapai Bumi? Badai matahari ini dikenal sebagai lontaran massa korona (CME), diperkirakan akan mencapai Bumi pada hari ini atau dini hari besok.
-
Kapan asteroid diperkirakan akan menghantam Bumi? Diperkirakan, asteroid ini akan menghantam Bumi pada Oktober 2036, memberikan manusia waktu sekitar 12,5 tahun untuk mempersiapkan diri menghadapinya.
-
Kapan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan puncak badai matahari diperkirakan akan terjadi? Saat ini, aktivitas matahari diperkirakan akan mencapai puncaknya antara akhir 2024 dan awal 2025.
-
Bagaimana cara menakar kemungkinan asteroid menabrak bumi? Ada dua cara untuk menakar kemungkinan ini, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (20/11). Salah satunya dengan mengamati setiap objek dengan orbit yang mendekatkannya ke Bumi dan menghitung kemungkinan objek tersebut menabrak kita.
-
Kapan badai semakin kuat? Rekor suhu permukaan laut yang tinggi adalah alasan utama mengapa para ilmuwan di AS memperkirakan bahwa musim badai Atlantik akan berada di atas rata-rata untuk tahun 2024.
Perlu diketahui, badai matahari super tahun 1859 yang bernama 'Carrington Event' itu diklaim memiliki kekuatan hingga 10 miliar bom nuklir yang jatuh di Hiroshima Nagasaki. Tidak hanya itu, badai matahari Carrington ketika itu melaju menghantam bumi dengan kecepatan 3000 kilometer per detik!
Untung saja saat itu perkembangan teknologi belum seperti saat ini, sehingga dampak kerusakan yang terasa tidak terlalu besar. Badai itu 'hanya' merusak kabel telegraf sepanjang 200.000 kilometer.
Menurut Shibata yang saat ini bekerja di pusat penelitian luar angkasa di Colorado, Amerika, badai matahari dengan kekuatan 10 triliun bom Hiroshima Nagasaki itu sedang mengintai bumi di masa depan. Meskipun belum bisa memprediksi waktu pasti terjadinya, Shibata yakin bila badai matahari terdahsyat itu terjadi setiap 800 hingga 5.000 tahun sekali.
Lebih lanjut, Shibata mengatakan bila badai super itu benar-benar terjadi, Bumi akan mengalami bencana besar dan mempunyai dampak jangka panjang terhadap kehidupan di planet kita ini.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ilmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaBadai Matahari itu memicu pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa. Lalu, adakah dampak bagi manusia?
Baca SelengkapnyaPeristiwa ledakan sinar gamma ini sudah diperingati sejak tahun 2002. Baru kejadian setahun lalu.
Baca SelengkapnyaTerlalu seram jika terjadi fenomena luar angkasa yang berdampak pada Bumi.
Baca SelengkapnyaBadai Matahari ekstrem yang melanda Bumi pada Jumat (10/5) disebut-sebut sebagai yang paling dahsyat dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaIndonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca SelengkapnyaBadai matahari pernah terjadi. Pohon kuno di Eropa menjadi saksi.
Baca SelengkapnyaIlmuwan khawatir bila asteroid sebesar itu serempet Bumi. Ini dampaknya jika itu terjadi.
Baca SelengkapnyaNASA memprediksi bakal terjadi kiamat internet pada tahun 2025, simak penelusuran lengkapnya
Baca SelengkapnyaSudah berkali-kali ilmuwan menghitungnya. Setiap kali diukur hasilnya tak sama.
Baca SelengkapnyaBadai meteor akan menghasilkan lebih dari 1.000 meteor per jam. Badai meteor Leonid terakhir terlihat pada 2001.
Baca Selengkapnya