Badai terkuat di samudra Hindia tertangkap kamera NASA
Merdeka.com - Akhir tahun 2015 sampai awal tahun 2016 sepertinya menjadi saat-saat kemunculan badai-badai raksasa di berbagai belahan dunia. Dan yang terbaru terlihat di Samudra Hindia.
Tanggal 18 April 2016 kemarin, NASA menggunakan teknologi Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di satelit Aqua berhasil melihat badai siklon dengan kecepatan 150 knot (280 kilometer per jam). Badai yang dinamakan Fantala itu ada di sebelah utara Pulau Madagascar.
-
Apa itu El Nino? El Nino adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh negara yang terletak pada garis ekuator, salah satunya Indonesia.
-
Di mana El Nino terjadi? El Nino disebabkan oleh meningkatnya suhu perairan yang berada di Samudera Pasifik terutama bagian tengah.
-
Bagaimana dampak El Nino di Banten? “Berdasarkan hasil monitoring, seluruh wilayah di Provinsi Banten mulai masuk musim kemarau. Sesuai dengan prediksi kami, tahun ini akan ada fenomena El Nino dengan kondisi lemah sampai sedang, “ kata Kepala Balai Besar Wilayah II Tangsel, Hartanto.
-
Apa dampak perubahan iklim pada badai? Selain itu, kenaikan permukaan laut, yang disebabkan oleh pencairan gletser dan lapisan es serta ekspansi air yang lebih hangat, juga berkontribusi.
-
Dimana El Nino berdampak di Indonesia? Hal ini menandakan berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.
-
Kenapa El Nino berdampak ke kekeringan? BMKG memprakirakan fenomena El Nino menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan.
Kekuatan mengerikan badai Fantala
Oleh NASA, badai Fantala dikategorikan dalam badai Kategori 5. Artinya, badai ini dapat menimbulkan kerusakan besar bila menimpa pemukiman penduduk, rumah-rumah bisa terangkat dari pondasinya, runtuhnya tembok-tembok, hingga terisolasinya pemukiman tersebut.
Selain itu, pemadaman listrik akibat badai Fantala bisa terjadi sampai berbulan-bulan dan area terdampak tidak bisa dihuni berminggu-minggu setelah kejadian. Untungnya, badai tersebut tidak jadi menghantam Madagascar meski awalnya bergerak ke selatan.
Dalam kurun waktu 24 jam, badai Fantala sudah diturunkan statusnya menjadi badai Kategori 3, sebelum akhirnya hilang.
Kemunculan badai-badai besar sejak akhir 2015
Badai Fantala adalah badai pemecah rekor ketiga sejak akhir tahun 2015. Tercatat pada bulan Oktober 2015 muncul badai terbesar di kawasan timur laut Samudra Pasifik, yakni badai Patricia. Setelah itu di bulan Februari 2016 siklon Winston menyerang Fiji dan diklaim sebagai badai terkuat di kawasan barat daya samudra Pasifik.
NASA menambahkan bila munculnya badai-badai besar ini akibat fenomena El Nino. El-Nino adalah gejala anomali laut di mana suhu permukaan laut di samudra Pasifik meningkat hingga beberapa derajat Celsius.
Saat El-Nino tidak terjadi, angin akan bertiup kencang secara normal dari timur ke barat (sesuai dengan arah putaran Bumi) dan menghasilkan ombak dingin di daerah Amerika dan Eropa yang memicu terjadinya salju. Di sisi lain, kawasan Asia dan Australia mendapatkan cukup sinar matahari dan udara hangat untuk memicu terjadinya musim hujan.
Namun saat El-Nino terjadi, aliran angin di samudra Pasifik akan kacau dan membuat kawasan samudra Pasifik bagian timur (dekat dengan Amerika) memanas.
Sumber:earthobservatory.nasa.gov
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan terkait badai ekstrem kerap terjadi. Benarkah hal ini dipengaruhi oleh perubahan iklim?
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaLa Niña menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia, yang dapat berisiko menimbulkan banjir dan berdampak negatif bagi para petani.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaNASA menjadwalkan Crew-8 pulang dari ISS pada Minggu (13/10). Tapi ditunda. Ada apa?
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca SelengkapnyaSaking kencangnya putaran angin, material dan sampah tersapu dan beterbangan berhamburan ke udara
Baca SelengkapnyaBadai Ernesto tetap menjadi ancaman serius menerjang wilayah negeri tetangga. Badai ini memiliki kekuatan angin topan yang mematikan.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaHingga awal 2024, dampak El Nino masih akan dirasakan di Indonesia. Ancaman kekeringan melanda sejumlah wilayah.
Baca Selengkapnya