Bagaimana Keadaan Tubuh Jika Kita Meninggal di Luar Angkasa?
Merdeka.com - Antariksa adalah masa depan, karena berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini sedang menuju ke ruang angkasa.
Terlebih lagi kini Elon Musk ingin mengembangkan perjalanan luar angkasa untuk tujuan rekreasi dan eksplorasi sipil akan makin tinggi arahnya ke sana. Paling lambat di 2040, manusia pasti sudah mengeksplorasi Mars.
Namun pertanyaannya adalah, bagaimana kondisi tubuh jika kita meninggal di luar angkasa? Menurut catatan NASA yang dikutip PopSci, hanya ada 18 orang yang pernah meninggal di luar angkasa. Meski demikian, angka tersebut cukup tinggi mengingat hanya sedikit orang yang pernah menjejak di antariksa.
-
Apa perubahan yang dialami tubuh manusia saat di luar angkasa? Mengutip Science Alert & Nature, Senin (18/6), tubuh manusia mengalami tekanan besar di luar angkasa, mulai dari paparan radiasi hingga efek disorientasi karena kondisi tanpa bobot. Selama bertahun-tahun, penelitian pada astronaut telah menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti hilangnya massa tulang, masalah jantung, penglihatan, dan ginjal. Temuan menunjukkan bahwa manusia mengalami perubahan pada darah, jantung, kulit, protein, ginjal, gen, mitokondria, telomer, sitokin, dan indikator kesehatan lainnya saat berada di luar angkasa.
-
Apa dampak penerbangan luar angkasa terhadap tubuh? Dampak ini meliputi perubahan dalam ekspresi gen yang terkait dengan peradangan, penuaan, dan homeostasis otot yang menunjukkan adaptasi tubuh terhadap lingkungan antigravitasi dan radiasi di luar angkasa.
-
Bagaimana ilmuwan mengetahui dampak luar angkasa pada tubuh? Sebuah tinjauan komprehensif tentang dampak kesehatan dari perjalanan luar angkasa telah diterbitkan pada hari Selasa. Penelitian ini menggunakan data baru dari empat turis SpaceX yang mengikuti penerbangan orbit sipil pertama di 2021. Peneliti lebih dari 100 institusi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa tubuh manusia mengalami berbagai perubahan saat berada di luar angkasa, namun sebagian besar kembali normal dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot setelah tinggal di luar angkasa? Catatan The Washington Post, Scott Kelly yang menghabiskan satu tahun di luar angkasa, kembali ke Bumi dengan tubuh lebih pendek, mata lebih rabun jauh, tubuh lebih ringan. Gejala baru yakni penyakit jantung.
-
Bagaimana penelitian memahami respons tubuh terhadap penerbangan luar angkasa? Studi yang dilakukan pada anggota Misi SpaceX Inspiration4 menemukan bahwa penerbangan luar angkasa dapat menyebabkan gangguan signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Menjawab pertanyaan ini, Chris Hadfield, mantan komandan ISS berpendapat. Menurutnya, potensi paling berbahaya adalah ketika spacewalk, atau berjalan di luar pesawat, dan hal ini lazim dilakukan. Sedikit kesalahan dalam prosedur, nyawa adalah taruhannya.
Bahkan dengan prosedur yang sudah benar, satu meteorit kecil dapat menyobek pakaian luar angkasa astronot yang menyediakan oksigen dan perlindungan dari suhu ekstrem.
Jika terpapar, dalam 10 detik saja air di kulit serta darah kita akan menguap. Sebagai gantinya, tubuh akan terisi dengan nitrogen yang ketika larut di kulit akan membuentuk gelembung yang segera akan meledakkan kita.
Dalam 15 detik kesadaran kita sudah hilang dan dalam 30 detik saja paru-paru sudah tak berfungsi dan badan lumpuh. Jauh sebelum itu, tubuh kita sudah menjadi jasad karena sesak napas dan dekompresi, seraya tubuh membeku karena panas tubuh hilang di hampa udara.
NASA sendiri disebut tak memiliki kebijakan soal mayat di antariksa. Namun Hadfield menyebut bahwa pelatihan ISS memberi sedikit gambaran untuk menangangi mayat luar angkasa.
Ketika tubuh kita meninggal di luar angkasa, tubuh akan ditangangi sebagai biohazard, sehingga jasad akan dipakaikan pakaian bertekanan dan disimpan di tempat yang dingin hingga kembali ke Bumi.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luar angkasa merupakan sesuatu hal yang sangat berbahaya bagi manusia. Bukan hanya sulit, manusia bisa mati seketika bila tidak dengan perhitungan matang.
Baca SelengkapnyaPakaian astronot tidak sekadar gaya, tetapi ada alasan khusus memakainya.
Baca SelengkapnyaDi luar angkasa tidak ada gravitasi sehingga tubuh astronot mengalami perubahan luar biasa dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca SelengkapnyaNASA punya beragam cara mengirim jenazah dari luar angkasa ke Bumi.
Baca SelengkapnyaKemajuan ilmu pengetahuan telah jelas menyatakan bahwa hal ini akan terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaBekas luka ini semakin meyakinkan ilmuwan bahwa manusia akan selamat jika pergi ke Mars.
Baca SelengkapnyaAkan ada anomali pada tubuh manusia jika ini terjadi dengan kecepatan cahaya.
Baca SelengkapnyaTidak adanya gravitasi di luar angkasa, memicu tubuh untuk beradaptasi saat sampai di Bumi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan gravitasi bumi memengaruhi cara kerja tubuh dengan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru menunjukkan bahwa obat baru yang dirancang membentuk otot dapat membantu mencegah hilangnya massa otot pada astronot selama di ruang angkasa.
Baca SelengkapnyaSulit bagi para astronot untuk berjalan di permukaan Bulan. Mereka harus berjibaku dengan gravitasi.
Baca SelengkapnyaAkan ada efek bagi tubuh manusia jika memaksakan pergi ke Planet Mars.
Baca Selengkapnya