Bangun dinding es bawah tanah, Jepang tangkal polusi nuklir
Merdeka.com - Setelah gempa dan tsunami di Jepang tahun 2011 kemarin, pihak pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima kembali menggulirkan ide unik untuk tangkal polusi zat-zat radioaktif.
Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) selaku penanggung jawab pembangkit listrik tersebut berhasil memperoleh izin untuk membangun dinding raksasa bawah tanah, Senin kemarin.
Dinding raksasa tersebut akan terbuat dari es yang kelak digunakan untuk menghambat pelepasan limbah nuklir pembangkit Fukushima melalui saluran air bawah tanah. Tembok es ini juga diharap mampu menghalangi air tanah untuk tercampur dengan limbah nuklir.
-
Bagaimana konstruksi Bunker Jepang di Gunung Padang? Bunker ini diperkirakan memiliki ketebalan tembok sekitar 80 cm dengan luas 5x3 meter.
-
Kenapa Lubang Jepang dibangun? Tempat ini dibangun untuk menampung perbekalan dan peralatan peran milik tentara Jepang.
-
Dimana Lubang Jepang dibangun? Lubang Jepang Salah satu kekejaman penjajah terhadap warga pribumi adalah di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat namanya Lubang Jepang.
-
Kenapa bunker Jepang dibangun di Gunung Padang? Lokasi Strategis Melansir dari beberapa sumber, berdirinya bunker-bunker milik Jepang di daerah ini tak lepas dari lokasi yang begitu strategis. Pasalnya daerah Gunung Padang berada di dataran tinggi dan menjadi wilayah paling tinggi di pusat kota.
-
Apa yang terjadi di Lubang Jepang? Tempat ini menjadi saksi bisu kekejaman dan kekerasan tentara Jepang terhadap warga pribumi yang dipekerjakan untuk membangun terowongan tersebut.
-
Dimana tempat penyimpanan limbah nuklir? Jika proyek lainnya diciptakan demi kemajuan ilmu pengetahuan, proyek ini dibangun demi mencegah pelepasan radioaktif yang berada di Nevada.
Saluran air tanah memang dipercaya mempunyai andil dalam menyalurkan air yang telah terkontaminasi ke lautan. Oleh sebab itu, pemerintah pun ikut berperan dengan membiayai proyek ini untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat limbah nuklir yang terlanjur menyebar.
Proyek ini akan dimulai dengan pembangunan dinding sepanjang 1,5km di bawah pembangkit dengan cara memasukkan pipa-pipa ke dalam tanah untuk mengalirkan cairan khusus yang bisa membuat tanah di sekitarnya membeku, Japan Times (27/5).
Meskipun diperkirakan mampu bertahan hingga 7 tahun, peneliti TEPCO masih terus mengembangkan teknik tembok es ini untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin muncul seperti rusaknya struktur tanah akibat pelepasan cairan pembeku, Engadget (27/5). (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski di satu sisi langit tampak gelap, di sisi lain langit tampak biru dengan cahaya senja yang mewarnai langit kala itu.
Baca SelengkapnyaBanyak konsumen merasa ketakutan ikan yang akan dikonsumsi tercemar limbah nuklir buatan Jepang.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaAda proyek pengolahan sampah menjadi sumber daya energi, proyek pengembangan lahan gambut.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan APBN membuat pemerintah meminta swasta ikut serta pengadaan jaringan air pipa.
Baca SelengkapnyaDampak pembuangan limbah nuklir ke laut dapat ancam keselamatan hewan dan manusia.
Baca SelengkapnyaJepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023).
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca SelengkapnyaGiant Sea Wall bisa menjadi solusi atas bencana yang dihadapi di pesisir utara Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaBerdirinya bunker-bunker milik Jepang di daerah ini tak lepas dari lokasi yang begitu strategis.
Baca SelengkapnyaLubang Jepang, tempat saksi bisu praktik Romusha terhadap warga pribumi yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaHarris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.
Baca Selengkapnya