BBM dibuka karena pangsa pasar BlackBerry turun jadi 3%

Merdeka.com - Meski belum direalisasikan, banyak yang bilang kalau pembukaan BBM untuk aplikasi lainnya sama saja dengan membuka pintu kematian bagi vendor asal Kanada tersebut. Namun, pendapat lain diberikan Sekjen Asosiasi Asosiasi Pengusaha dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg) Boni Angga Budiman.

Menurut Boni, BBM dibuat berdiri sendiri, untuk menyelamatkan divisi software dari kerasnya persaingan hardware atau handset, jadi ke depan BBM akan seperti Wechat, Whatsapp, atau Line yang berdiri sendiri.

Nantinya BBM bisa mencari profit dari iklan, jual game, dan jual gambar, dari pada tetap eksklusif di BlackBerry. Bila tetap hanya di BlackBerry, lanjutnya, kemungkinan BBM akan terpuruk atau tenggelam seiring penurunan penjualan handset tersebut.

Menurut Boni, handset BlackBerry, saat ini memang mengalami penurunan tajam dalam penjualan. Menurut informasi dari operator, tambahnya, pangsa pasarnya tinggal satu berbanding 30 atau 0,3 persen.

"Dengan dilepasnya BBM ke Android dan iOS, BlackBerry kelihatannya berharap bisa memperluas pangsa pasar, dan berharap pencinta Android/iOS yang mayoritas touch screen, bisa beralih ke BlackBerry yang menonjolkan papan ketik QWERTY," ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (24/9).

Hal lain diungkapkan Hengky Setiawan, pemilik Telesindo Shop, distributor dan penjual ponsel bakal lebih suka menjual Samsung dan iPhone daripada BlackBerry bila benar BBM dibuka ke Android dan iOS.

Perkembangan terkini, aplikasi BBM malah belum bisa di download di Android dan iOS karena sistem BlackBerry ternyata kelabakan menerima pendaftaran pengguna BBM baru, apalagi banyak aplikasi BBM palsu yang justru mengacaukan server vendor asal Kanada tersebut.