Bekas karyawan BTEL masih tuntut bertemu Anindya Bakrie
Merdeka.com - Bekas karyawan Bakrie Telecom (BTEL) kembali menggelar demo di depan Wisma Bakrie I kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (27/09). Sebanyak 50-an orang membentangkan spanduk dan berorasi menuntut untuk manajemen BTEL melunasi pesangon karyawan yang terkena PHK.
Pangkal persoalannya adalah waktu akhir Desember 2015, ada program pensiun dini dan PHK, saat itu ada 400 orang yang diputuskan PHK. Sebanyak 400 orang itu tanda-tangan melakukan perjanjian bersama.
Dalam perjanjian itu disebutkan, masing-masing yang terkena PHK akan dibayarkan tunjangan PHK dan akan dicicil selama 12 kali. Artinya dari Januari 2016 sampai dengan Desember 2016 dan dibayar setiap akhir bulan.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Namun, sejak masuk bulan Februari 2016, komitmen manajemen mulai menunjukkan tidak baik. Pasalnya, janji yang akan dibayarkan tepat waktu pada akhir bulan, mundur pada bulan berikutnya.
"Untuk bulan Mei aja baru dibayar 33 persen dan itu mereka baru bayar pada bulan September," ujar Koordinator demo Syamsir Mohar kepada Merdeka.com saat ditemui di depan Gedung Wisma Bakrie I, Jakarta, Selasa (27/09).
Maka dari itu, pihaknya masih berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan bertemu Anindya Bakrie yang pada waktu itu menjabat sebagai Komisaris Utama Bakrie Telecom. Pasalnya, berkali-kali bertemu dengan Manajemen BTEL tak bisa memutuskan mengenai persoalan mereka.
"Anindya Bakrie pernah bicara bahwa urusan kami sudah dipercayakan sama Manajemen. Tapi nyatanya, pihak manajemen tidak bisa putuskan. Padahal mereka udah dikasih kuasa sama Anindya," paparnya.
Dia mengatakan alasan manajemen membayar tak sesuai dengan kesepakatan lantaran tengah mencari dana.
"Alasannya mereka menunggu dana lagi," tukasnya.
Menurutnya, permasalahan ini bisa selesai hanya dengan satu cara, yakni, jika Anindya Bakrie mau bertemu dengan mereka.
"Itu saja. Di situ ketahuan Anindya mau bayar atau tidak ini yang kita tunggu. Klo dia gentleman harusnya berani memutuskan," jelasnya.
(mdk/gni)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Jadi kami tidak hanya berjanji. Insya Allah semua masalah (buruh) akan kita bereskan jika dipercaya memimpin Republik ini," kata Anies.
Baca SelengkapnyaPenunggakan upah pekerja sudah terjadi sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaDemo di Kantor Bupati Bekasi itu diwarnai kericuhan.
Baca SelengkapnyaPihak perusahaan juga telah melakukan pertemuan bersama dengan para karyawan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam diskusi tersebut, Bobby Nasution berharap agar masalah pengupahan bisa adil bagi semua pihak.
Baca Selengkapnya"Jadi problemnya kita mesti voting setuju bahwa tidak bisa melakukan penuntutan apapun kepada tim likuidasi Wanaartha," kara kata Christian
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan tergiur dengan penawaran bunga terlalu tinggi.
Baca Selengkapnyamassa buruh menggelar aksi di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di bawah Flyover Summarecon Bekasi
Baca SelengkapnyaMereka menggelar demontrasi menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP).
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaHari menyebut, ada beberapa alasan mengapa perusahaan belum dapat melaksanakan kewajibannya untuk membayar THR Lebaran 2024 kepada pekerja.
Baca SelengkapnyaBTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.
Baca Selengkapnya