Benarkah internet cepat akan buat kasus kejahatan seksual marak?
Merdeka.com - Suatu perdebatan pendek antara Tweep -sebutan untuk pengguna Twitter- dan Menkominfo Tifatul Sembiring, terjadi. Perdebatan tersebut bertemakan internet cepat dan kasus kejahatan seksual serta pedofilia.
Tanggal 10 Mei kemarin, terjadi sebuah perdebatan antara salah satu pengguna Twitter dengan Menkominfo Tifatul Sembiring. Twit yang berujung pada perdebatan itu bermula ketika ada postingan yang menanyakan tentang kenapa Indonesia tidak memiliki internet dengan kecepatan yang lumayan dapat dibanggakan.
Namun, twit balasan di account bernama @tifsembiring itu justru menuai kontroversi dan berakibat hujatan baik di Twitter sendiri atau di Facebook melalui screenshot twit-nya.
-
Kenapa anak mudah kecanduan media sosial? Anak-anak cenderung lebih mudah terjebak dalam kecanduan media sosial karena otak mereka sangat responsif terhadap kenyamanan yang ditimbulkan oleh dopamin.
-
Siapa saja yang berpotensi jadi pelaku kekerasan seksual online? Pelaku seringkali membangun hubungan dengan anak-anak, biasanya dengan menyamar sebagai teman sebaya atau karakter yang mereka sukai, atau menggunakan pendekatan lain.
-
Apa dampak buruk terlalu banyak bermain media sosial terhadap kehidupan seksual? Ya, itu memang menjadi akar dari berbagai masalah. Terutama karena melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan terkurasi bisa membuat kita merasa tidak cukup, kurang menarik, dan cenderung mengalami stres. Semua perasaan ini dapat mengurangi keinginan kita untuk berhubungan intim.
-
Apa contoh jenis kejahatan siber? Jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer korban dan meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Siapa yang terdampak kecanduan internet? 'Temuan dari penelitian kami menunjukkan bahwa ini dapat menyebabkan perubahan perilaku dan perkembangan yang berpotensi negatif yang dapat memengaruhi kehidupan remaja. Misalnya, mereka mungkin kesulitan mempertahankan hubungan dan aktivitas sosial, berbohong tentang aktivitas online, serta mengalami pola makan yang tidak teratur dan gangguan tidur,' tambah Chang.
Bahkan, ada salah satu twit yang dituliskan oleh account milik Tifatul tersebut, "...Jadi kasus sodomi dan pedofilia dimana-mana ini kira2 fenomena apa ya..."
Tentu saja, dari twit tersebut, banyak yang menghujat dan menilai Tifatul sebagai menteri tidak becus dalam melihat dan menilai kejadian. Salah satu postingan di Facebook yang ikut menghujat twit dari Tifatul tertulis, "Bodoh amat sih, apa hubungannya coba internet cepat dengan kasus pedofilia?"
Namun, beberapa twit setelahnya, Tifatul kembali menuliskan bahwa pasti ada tweeps yang akan salah berkesimpulan akan apa yang dia tuliskan sebelumnya, yaitu ketakutan pemerintah apabila Indonesia diberikan akses internet cepat maka aksi kejahatan seksual akan marak.
Sayangnya, Tifatul tidak menjelaskan secara detail apa maksud dari twit awalnya tersebut dan memberikan klarifikasi selanjutnya itu.
Kejadian via Twitter serupa juga pernah muncul sekitar bulan Januari 2014 lalu ketika ada twit yang mengeluhkan kecepatan internet Indonesia yang lelet . Twit balasan Tifatul yang berujung dengan pem-bullyan dunia maya adalah, "...memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa...?"
Sebagai perhitungan saja, menurut data yang diunggah oleh ASEAN DNA , kecepatan Indonesia saat ini terpuruk dan menduduki peringkat 3 terbawah di Asia, Asia Tenggara pada khususnya.
Kabid NIR Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Valens Riyadi, menjelaskan bahwa memang semua hal yang diciptakan oleh manusia memiliki sisi negatif dan positif, begitu pula dengan internet.
Akan tetapi, Valens menegaskan bahwa dalam kasus ini , diharapkan untuk tidak menjadikan internet sebagai 'tertuduh' utama. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Risma mengatakan, kemajuan teknologi beriringan dengan masalah sosial juga ikut berkembang.
Baca SelengkapnyaLewat grup telegram untuk memberikan konten- konten pornografi mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah mencatat, ada 481 pengaduan terkait kasus anak korban pornografi dan cyber crime.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaKarena itu, perlu kerja-kerja efektif dalam pencegahan dan pemberantasan judi online
Baca SelengkapnyaPenegakan hukum yang tegas hanya akan mengurangi korban judi online.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan judi online banyak dilakukan anak muda.
Baca SelengkapnyaPerkembangan tekhnologi yang berkembang dengan pesat, melahirkan berbagai inovasi untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaDelapan anak korban terkait kasus konten porno jaringan internasional menjalani perawatan kesehatan dan layanan konseling.
Baca SelengkapnyaSitus judi online masih seperti cendawan di musim hujan yang kembali tumbuh lebih banyak.
Baca SelengkapnyaKehadiran internet di wilayah pedalaman ini jadi pro dan kontra.
Baca Selengkapnya