Berantas virus berbahaya, Google ciptakan tablet anti Ebola
Merdeka.com - Penanganan virus ebola tidak bisa dipandang sebelah mata. Semua perlengkapan yang dipakai dokter dan perawat harus steril dari virus, tak terkecuali gadget. Untuk kasus ini, dokter di Afrika meminta bantuan Google.
Google pun menyanggupi hal tersebut dan bersedia membuatkan tablet anti virus ebola. Kabarnya, tablet itu akan mengadopsi tablet Sony Xperia yang terkenal ketahanannya.
Seperti yang dikutip oleh Phone Arena (23/03), Google menambahkan sebuah casing spesial pada tablet tersebut. Dengan casing tersebut, si tablet tahan terhadap kelembapan dan air, terutama saat badai melanda.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Apa itu Tablet Dispilio? Tablet Dispilio adalah sebuah lempengan kayu yang bertuliskan simbol-simbol yang diperkirakan berasal dari tahun 7260 SM hingga 5250 SM.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana Tablet Dispilio ditemukan? George Chourmouziadis, seorang profesor arkeologi prasejarah, menemukan sebuah lempengan di pemukiman Danau Dispilio.
-
Apa dampak buruk dari gadget? Menggunakan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk bagi penggunanya. Di antaranya adalah mampu memicu munculnya kepribadian tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, kecanduan, dan ancaman cyberbullying.
Nah, keunggulan utama dari tablet ini adalah lapisan khusus yang tahan terhadap cairan klorin yang biasa dipakai dokter untuk mensterilkan peralatan mereka dari virus ebola. Dokter atau perawat bisa mencelupkan tablet itu ke dalam klorin tanpa khawatir rusak.
Tidak berhenti di situ, tablet Google tersebut dilengkapi dengan sistem pengisian daya wireless, sehingga pengguna tidak harus repot-repot membuka tablet dari casingnya untuk meminimalkan kontak langsung pada manusia.
Tablet memang menjadi gadget yang sangat dibutuhkan di kawasan terjangkit ebola. Hal itu dikarenakan penggunaan kertas atau pena sangat tidak disarankan sebab bisa menjadi sarana penularan virus ebola.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para ilmuwan mengungkap virus yang menginfeksi bakteri dalam kotoran hewan dan sedang menguji apakah bakteri ini ampuh sebagai antibiotik.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaVirus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaBerikut enam inovasi yang dihasilkan dari Perang Dunia II di mana hingga saat ini masih digunakan:
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaEfektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, nyamuk Wolbachia Bill Gates merupakan inovasi baru untuk menurunkan penyebaran DBD di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi oleh bakteri wolbachia, yang dapat menghambat perkembangan virus demam berdarah.
Baca SelengkapnyaTeknologi ini efektif mengurangi 77 persen kasus Dengue dan 86 persen rawat inap karena Dengue.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini berembus kabar bahwa nyamuk Bill Gates atau Wolbachia yang akan disebarkan di Indonesia dapat membentuk genetik LGBT.
Baca Selengkapnya