Bicara Privasi Data, Tim Cook Prihatin
Merdeka.com - CEO Apple Tim Cook pekan lalu membuka konferensi Computers, Privacy & Data Protection secara online. Sesuai namanya, konferensi ini membahas beragam hal tentang privasi data.
Setelah ditayangkan secara langsung pekan lalu, pidato Tim Cook kini diunggah secara resmi ke kanal YouTube Apple. Dalam video 12 menit itu, dia kembali mengungkapkan keprihatinannya tentang privasi data dan keamanan data.
Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah pasar periklanan digital (digital advertising) telah menyerang privasi pribadi selama beberapa dekade.
-
Apa tujuan utama iklan digital? Iklan digital menjadi salah satu kunci utama dalam membawa bisnismu ke puncak kesuksesan. Melalui berbagai metode pemasaran digital, bisnis dapat lebih mudah dikenal dan diakses oleh khalayak.
-
Bagaimana cara iklan digital meningkatkan brand awareness? Jenis iklan ini bisa dikatakan cukup menguntungkan, karena website sendiri bisa diakses oleh siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Terlebih lagi, iklan jenis ini memiliki jangkauan yang luas, sehingga metode ini sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Siapa yang menjual iklan Apple-1? Lantas, siapa yang menjual iklan ini? Dia adalah salah satu sahabat dekat dari Steve Jobs. Dia turut hadir dalam fase pengembangan Apple-1 dan barang ini diberikan kepadanya sebagai kenang-kenangan.
-
Kenapa iklan digital efektif? Keunggulan utama iklan digital yaitu kemampuannya untuk menargetkan iklan secara spesifik. Adanya database pengguna dan perilaku online, perusahaan dapat menyajikan iklan hanya kepada kelompok audiens yang ditentukan.
-
Bagaimana Kominfo melihat investasi Apple di Indonesia? Mengenai investasi Apple di Indonesia, Usman mengatakan bahwa Kominfo mengurus aspek teknologi yang dipakai, bukan terfokus pada aspek investasi keuangannya.
Untuk itu, Apple ingin menghentikan kebiasaan itu dengan memberikan hak pada pengguna untuk memilih apakah mereka ingin dilacak atau tidak.
"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, jika kita menerima dan seolah tidak dapat menghindari segala sesuatu dalam hidup kita dikumpulkan dan dijual, kita kehilangan lebih dari sekadar data, kita kehilangan kebebasan menjadi manusia," tutur Cook.
Namun Cook menyatakan saat ini merupakan musim baru yang penuh harapan. Dia menyebut saat ini waktu yang tepat untuk menaruh perhatian lebih dan reformasi.
Secara khusus, dia mengatakan GDPR (General Data Protection Regulation) telah memberikan landasan penting bagi hak privasi di seluruh dunia. Karenanya, penerapan dan penegakannya harus dilanjutkan.
"Tapi kita tidak bisa berhenti di situ. Kita harus berbuat lebih banyak. Dan kami sudah melihat kemajuan yang penuh harapan di seluruh dunia, termasuk inisiatif pemungutan suara yang berhasil memperkuat perlindungan konsumen di California," tuturnya.
Apple Jamin Privasi
Sebagai bukti untuk mendukung perubahan itu, dia menjelaskan Apple kini juga sudah melakukan beberapa cara revolusioner untuk menjamin privasi pengguna di ekosistemnya.
"Yang pertama adalah ide sederhana tapi revolusioner yang kami sebut label nutrisi privasi," tuturnya. Lewat aturan baru ini, setiap aplikasi termasuk besutan Apple harus berbagi informasi mengenai data apa saja yang dikumpulkan termasuk praktik privasinya.
Informasi itu juga harus ditampilkan di App Store dengan cara yang mudah dipahami termasuk direspons setiap pengguna. Langkah lain yang juga dilakukan Apple adalah fitur App Tracking Transparency (ATT).
"Pada dasarnya, ATT adalah tentang mengembalikan kontrol pada pengguna, memberi mereka kesempatan berbicara mengenai data mereka," tutur Tim.
Sebagai informasi, fitur ini sudah diperkenalkan Apple Desember 2020 pada iOS 14.4 dan wajib diikuti oleh para pengembang.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta data-data digital Indonesia diproteksi dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, tantangan pers sekarang semakin banyak di era kemajuan digital termasuk adanya Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFaktor keamanan data digital masih menjadi diskusi di ruang publik.
Baca SelengkapnyaKebingungan inilah yang menjadi landasan untuk menjelajahi perbandingan antara iklan digital dan konvensional.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaTak ada yang kebal terhadap kebocoran, karena mengetahui kekuatan informasi sebuah negara adalah sesuatu yang penting di era sekarang.
Baca Selengkapnya