Bisnis aplikasi makin menjamur di Bandung
Merdeka.com - Bisnis digital makin menjamur, tak terkecuali di Bandung. Banyak softwarehouse atau perusahaan aplikasi yang menerjuni bisnis ini. Ada yang sukses, banyak juga melempem karena produk mereka kurang laku, kurang mendapat dukungan dari pasar dalam negeri.
Pengamat teknologi digital dari ITB, Budi Rahardjo, mengatakan maraknya bisnis aplikasi tak berbanding lurus dengan peluang sukses yang ada. Sebab, harga jual software atau aplikasi di dalam negeri masih murah.
Pemilik Insan Music Store Ia mengatakan, berkembangnya perusahaan aplikasi dalam negeri perlu didukung dari pasar dalam negeri. Produk-produk para programer lokal harus dihargai. “Perlu rasa cinta terhadap produk software dalam negeri. Itu akan mendorong banyaknya pengguna software yang memilih software buatan negeri sendiri,” kata Budi saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Selasa (13/10).
-
Kenapa Kemenkumham mendukung penggunaan produk dalam negeri? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
Apa manfaat produk lokal bagi budaya Indonesia? Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk lokal, tidak hanya sekadar mencerminkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga menjadi bukti nyata, semakin kuatnya komitmen dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
-
Siapa yang harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia? Sebagai rakyat yang sudah hidup di masa kemerdekaan, apakah Anda sudah bersyukur atas merdekanya Indonesia?
-
Kenapa penting untuk mencintai pekerjaan? Pekerjaanmu akan mengisi sebagian besar hidupmy, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang kamu yakini sebagai pekerjaan hebat. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah dengan mencintai apa yang kamu lakukan.
-
Bagaimana Kemenkumham mendukung produk dalam negeri? “Dalam kegiatan ini kami menyediakan layanan host berupa Layanan Paspor Merdeka, Pameran “Kemudian coaching clinic bidang Kekayaan Intelektual (KI), Administrasi Hukum Umum (AHU), dan Hak Asasi Manusia (HAM),“ imbuhnya lagi.
-
Bagaimana masyarakat bisa menunjukkan rasa cinta tanah air? Melalui ucapan ini, masyarakat dapat menunjukkan rasa cinta Tanah Air dan mengingatkan pentingnya persatuan serta kerja sama dalam membangun bangsa.
Ia melihat kecintaan warga Indonesia terhadap software dalam negeri masih lemah. Buktinya banyak masyarakat yang lebih memilih media sosial produk asing seperti facebook, twitter, whatsapp, instagram, line dan banyak lagi.
Sementara media sosial versi dalam negeri kalah pamor oleh media sosial buatan luar negeri. Contohnya zohib yang fungsinya untuk chatting tapi mirip facebook. Menurutnya orang yang memakai zohib masih sedikit, mungkin hanya ribuan.
Jika industri aplikasi dalam negeri ingin maju, maka perlu ada gerakan mencintai software produk Indonesia meski bukan berarti harus anti terhadap produk asing. Tetapi upaya tersebut amat berat mengingat pengguna software produk luar negeri sudah sangat banyak.
Kendati demikian, lanjut dia, upaya meningkatkan kecintaan itu pelan-pelan bisa dilakukan. Caranya dengan teladan, misalnya pejabat publik atau tokoh masyarakat menggunakan produk dalam negeri untuk merangsang masyarakat ikut memakainya.
Contohnya, kata dia, saat ini banyak pejabat publik yang memanfaatkan twitter untuk menyalurkan programnya. Misalnya Walikota Ridwan Kamil membangun sistem tata kota lewat Twitter yang tidak lain produk luar negeri. Menurutnya, mensosialisasikan program atau kebijakan bisa saja dilakukan via media sosial buatan lokal.
“Kita sebenarnya bisa pakai produk lokal. Hanya saja sudah banyak orang pakai twitter, terlalu banyak orang Indonesia pakai produk ini,” ujarnya.
Sebagai gambaran, membangun bisnis aplikasi minimal dilakukan dua orang, seorang untuk merancang konsep atau cerita dan seorang lagi membuat program. Sedangkan modal yang diperlukan antara Rp 10 juta sampai Rp 300 juta. Sementara masyarakat lebih suka download gratisan. Kalaupun berbayar, sekali download harganya sangat murah, hanya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, butuh waktu lama untuk kembali modal dan membayar pegawai.
Memang ada produk lokal yang sukses, bahkan menembus pasar internasional. Misalnya Kuassa, sebuah perusahaan aplikasi musik asal Bandung yang tembus pasar Eropa. Ada juga Zahir Acounting yang mengembangkan software aplikasi akunting. Banyak produknya di pakai di Indonesia hingga mancanegara.
“Cerita sukses itu hanya sedikit, selebihnya hidup segan mati enggan. Maka tidak ada jalan lain selain kita mulai mencintai produk mereka,” ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan teknologi digital semakin mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan transformasi dalam operasional bisnis mereka.
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaGibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaDari sektor kesehatan hingga keagamaan dibuat untuk mempermudah masyarakat
Baca SelengkapnyaGibran mengatakan mengembangkan industri kreatif di Bandung harus bisa diadaptasi hingga tingkat nasional
Baca SelengkapnyaSekitar 78 persen nasabah Indonesia kini menggunakan perbankan digital secara aktif, meningkat secara signifikan dari 57 persen pada 2017.
Baca Selengkapnya