Bos Huawei Sebut Apple Jadi Panutan Soal Perlindungan Privasi Konsumen
Merdeka.com - Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, mengatakan kepada Financial Times, bahwa perusahaannya memang diminta oleh pemerintah Tiongkok untuk membuka kunci perangkat-perangkatnya. Namun, ia mengikuti langkah Apple dan menolak melakukannya.
Dilansir Phone Arena, Selasa (8/7), Zhengfei menyebut Apple sebagai panutannya soal perlindungan privasi para konsumen.
CEO Apple, Tim Cook, dikenal dengan perkataannya bahwa Apple tidak akan menjadikan konsumennya sebagai produk.
-
Bagaimana Apple melindungi privasi data di Private Cloud Compute? Apple secara tegas menyatakan bahwa layanan cloud ini dirancang dengan perhatian khusus pada privasi, sehingga data pelanggan tetap terlindungi meskipun diproses di luar perangkat mereka.
-
Apa itu Apple Intelligence? Apple berencana untuk memperkenalkan Apple Intelligence di hampir setiap perangkat dengan layar pada 2026.
-
Kenapa Kominfo sebut Apple patuh terhadap peraturan? 'Enggak, sejauh sesuai dengan peraturan, kan, enggak jadi anak emas. Kita kan melakukan secara setara. Semua entitas begitu. Kan ada regulasinya, kalau regulasi, kan, sifatnya equality before the law,' Usman menjelaskan bahwa Apple memang telah patuh terhadap peraturan yang ada sehingga bisa masuk dan melakukan pemasaran di Indonesia.
-
Bagaimana cara Huawei Pura 70 Ultra menjaga privasi penggunanya? Selain itu, Huawei Pura 70 Ultra juga dilengkapi dengan AI Gesture Control, yang memungkinkan pengguna mengontrol perangkat dengan gerakan tangan, dan juga AI Privacy View yang menjaga privasi penggunanya dengan langsung menyembunyikan notifikasi yang didapat ketika menggunakan smartphone ini.
-
Siapa yang menjelaskan arti 'i' di produk Apple? 'Steve Jobs mengatakan bahwa 'i' adalah singkatan dari internet, individual, instruct, inform, (dan) inspire,' kata Paul Bischoff, seorang pendukung privasi dari Comparitech, kepada Reader's Digest, dikutip dari AOL, Sabtu (28/12).
-
Bagaimana Google akan melindungi privasi pengguna? Fitur ini memungkinkan aplikasi hanya untuk mengakses foto atau video tertentu yang dipilih oleh pengguna, bukan seluruh isi galeri di HP Android atau tablet.
Selain itu, Zhengfei mengatakan data dimiliki oleh para konsumen Huawei. Soal pelacakan itu tergantung pada operator, bukan perusahaan yang memproduksi ponsel.
Kendati telah berulang kali menegaskan komitmenya soal privasi, pemerintah Amerika Serikat (AS) tetap tidak mempercayai Huawei.
Bahkan, Chairman Huawei, Liang Hua, sampai menawarkan untuk menandatangani dokumen "no-spy" dengan negara mana pun. AS menuding Huawei menjadi kaki tangan pemerintah Tiongkok untuk memata-matai negara lain.
"Kami tidak akan pernah melakukan hal seperti itu (menjual data konsumen). Jika kami pernah melakukannya sekali saja, AS akan memiliki bukti untuk menyebarkannya ke seluruh dunia. Lalu 170 negara dan wilayah operasional kami akan berhenti membeli produk-produk kami, dan perusahaan kami akan bangkrut," ungkap Zhengfei.
"Setelah itu, siapa yang akan membayar utang kami? Semua karyawan kami sangat kompeten, sehingga mereka akan mengundurkan diri dan memulai perusahaan mereka sendiri, lalu meninggalkan saya sendiri untuk melunasi utang kami. Saya lebih baik mati," sambungnya.
Zhengfei pun menekankan penilaian pemerintah AS tidak berdasar, karena pemerintah Tiongkok mengatur perusahaan swasta seperti Huawei, melalui undang-undang dan perpajakan.
Zhengfei juga mengatakan, Tiongkok tidak mengintervensi operasional bisnis Huawei. "Saya tidak tahu mengapa pemerintah AS mengontrol semua perusahaan teknologi seperti yang mereka lakukan. Mereka bertindak seperti ibu mertua, dan jika mereka terlalu terlibat, menantunya akan lari," tuturnya.
AS tidak hanya menuding Huawei sebagai mata-mata Tiongkok. Negeri Paman Sam tersebut beberapa waktu lalu menerapkan peraturan yang melarang Huawei menggunakan produk-produk buatan perusahaan AS.
Pekan alu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, sepakat untuk menangguhkan perang dagang kedua negara. Trump mengatakan, Tiongkok setuju untuk membeli produk-produk pertanian AS. Ia juga mengungkapkan, perusahaan AS bisa menjual produk mereka kepada Huawei.
Kendati demikian, menurut laporan, sejauh ini Huawei masih berada di daftar hitam perdagangan AS. Selain itu, belum ada perusahaan AS yang mengumumkan rencana untuk melanjutkan kerja sama dengan Huawei.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaPembatasan yang dilakukan pemerintah China memang belum diumumkan secara resmi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaBudi Arie menjelaskan bahwa pemerintah juga mengupayakan kedatangan CEO Nvidia agar Indonesia menjadi salah satu rantai pasok teknologi.
Baca SelengkapnyaApple memberikan potongan harga untuk iPhone di Tiongkok agar konsumen tetap tertarik membeli produk tersebut.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa iPhone 15 tak laku di China.
Baca SelengkapnyaTawaran diskon besar-besaran produk iPhone 16 serie ini karena raksasa teknologi AS itu menghadapi persaingan yang ketat.
Baca SelengkapnyaTindakan Huawei ini membuat parlemen AS berang. Bahkan sampai serukan boikot.
Baca SelengkapnyaiPhone dinilai memiliki aturan privasi ketat yang menyulitkan petugas anti-korupsi untuk menyelidiki HP para oknum yang ditengarai sebagai koruptor.
Baca SelengkapnyaBerikut perbedaan mencolok kecanggihan Apple Intelligence dengan Samsung Galaxy AI.
Baca SelengkapnyaCEO Tim Cook optimis bahwa walau Apple bukan yang pertama, mereka fokus menjadi yang terbaik.
Baca SelengkapnyaCEO Apple, Tim Cook, menyatakan bahwa Apple memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan Apple Intelligence.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca Selengkapnya