Buang aplikasi anti hacker dari iTunes, Apple sudah keterlaluan?
Merdeka.com - Salah satu aplikasi yang makin marak dibutuhkan adalah aplikasi keamanan, seiring dengan meningkatnya kasus peretasan smartphone. Namun kebijakan sensor aplikasi Apple justru berkata sebaliknya.
Menurut Forbes, Apple baru saja 'membuang' aplikasi bernama "System and Security Info" dari iTunes. Padahal aplikasi ini adalah satu-satunya yang dapat memberikan informasi pada pengguna bila iPhone mereka jadi korban peretasan atau penyadapan. Hebatnya lagi, aplikasi ini bisa memberi tahu bila iPhone sudah di-jailbreak atau belum (mirip root di Android).
Aplikasi keamanan yang dapat dibeli dengan harga Rp 13 ribuan ini adalah buatan pakar keamanan siber asal Jerman, Stefan Esser. Pria berkacamata ini mengembangkan "System and Security Info" karena dia sadar bila tidak ada sama sekali aplikasi yang bisa memberi tahu pengguna iPhone bila dirinya jadi korban peretasan.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Bagaimana iPhone lipat Apple rusak? Fixed Focus Digital menyebutkan bahwa layar yang dapat dilipat mengalami kerusakan setelah beberapa hari pengujian ketat yang dilakukan oleh Apple.
-
Apa masalah iPhone lipat Apple? Masalah utama yang muncul adalah terkait daya tahan layar lipat tersebut.
-
Apa itu Apple Intelligence? Apple berencana untuk memperkenalkan Apple Intelligence di hampir setiap perangkat dengan layar pada 2026.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
-
Bagaimana Apple melindungi privasi data di Private Cloud Compute? Apple secara tegas menyatakan bahwa layanan cloud ini dirancang dengan perhatian khusus pada privasi, sehingga data pelanggan tetap terlindungi meskipun diproses di luar perangkat mereka.
Dalam email pengumuman penghapusan "System and Security Info" dari iTunes yang diberikan Apple pada Stefan, terungkap bila Apple melakukan hal tersebut karena aplikasi itu dianggap dapat memberikan info yang salah pada pengguna iPhone. Akan tetapi Stefan mengatakan sebaliknya mengingat Apple tidak memberikan informasi secara mendetil.
"Email Apple itu pada dasarnya mengatakan: Kami (Apple) tidak ingin pengguna merasa iOS memiliki kerentanan keamanan," ujar Stefan di akun Twitternya.
Stefan juga memiliki pemikiran bila iOS terbaru, atau versi 9.3.2, mempunyai celah keamanan (bug) yang belum bisa diperbaiki oleh Apple atau baru diperbaiki di iOS 10. Dan keberadaan aplikasinya itu bisa membuat orang-orang sadar bila iOS masih menjadi sarang bug.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apple baru saja mengeluarkan Rapid Security Response. Artinya pengguna harus update software.
Baca SelengkapnyaApple akhirnya memperbaiki kerentanan yang ada di fitur VoiceOver pada iOS 18.
Baca SelengkapnyaPenghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Baca SelengkapnyaSaat ini aplikasi Binance ini masih tersedia di Playstore Google dan app store.
Baca SelengkapnyaBeberapa pengguna iPhone harus gigit jari lantaran, iOS 17 yang bakal dirilis dalam waktu dekat, ternyata tak hadir dalam semua perangkat iPhone.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaBahkan hanya karena persoalan memakai iPhone dan Android membuat bubar kencan pertama dengan calon pasangan.
Baca SelengkapnyaPara penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
Baca SelengkapnyaPengguna AirTag sekarang dapat membagikan lokasi AirTag yang terpasang pada koper yang hilang, sehingga memungkinkan untuk melacak keberadaan koper tersebut.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaPersoalan ini telah dilakukan penyelidikan oleh Komisi Eropa pada Maret lalu.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca Selengkapnya