Cek Fakta atau Hoaks dengan Mudah Melalui Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta
Merdeka.com - Maraknya peredaran hoaks membuat kita harus lebih teliti lagi dalam meneliti informasi yang diterima. Sayangnya, tak semua orang mampu membedakan antara mana yang fakta dan mana yang hoaks dengan mudah.
KapanLagi Youniverse (KLY), dan Liputan6.com secara resmi meluncurkan layanan Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta pada Rabu, 23 Juni 2021. Tujuannya, untuk melawan misinformasi dan disinformasi yang kian masif menyebar di masyarakat, baik di ruang digital maupun dunia nyata.
Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta diluncurkan di tengah wabah COVID-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Kasus positif di Indonesia bahkan sudah tembus 2 juta. Dan, ketika pandemi diikuti ‘infodemik’, menyajikan informasi yang benar bisa menyelamatkan orang dari bahaya.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
ChatGPT untuk apa di media? Artinya bahwa dari sisi publisher jurnalis pasti ada isu apakah ChatGPT aman dari sisi etik, moralitas, dan yuridis dan sejenisnya, pasti ada pertanyaannya seperti itu. Tapi dari sisi bisnis orang bisa bilang ini menghemat banyak, bisa menambah jumlah volume
Chief Content Officer (CCO) KLY, Wenseslaus Manggut mengatakan, cek fakta adalah pekerjaan kolosal. Sebab, hoaks bertebaran di banyak tempat, masif, dan datang dalam beragam topik serta platform.
“Oleh karena itu, upaya memberantasnya tidak bisa dilakukan pemerintah saja, media saja, platform saja, tapi juga harus melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat dan publik,” kata dia.
Wens menambahkan, Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta adalah solusi teknologi untuk mengikutsertakan publik dalam pekerjaan kolosal tersebut. “Agar kita semua ramai-ramai menyapu sampah yang mengotori ruang publik digital,” tambah dia.
Ada alasan mengapa WhatsApp dipilih sebagai medium penyebaran informasi cek fakta. Menurut Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati, aplikasi percakapan tersebut sangat populer di Indonesia.
Layanan chatbot diharapkan akan menghubungkan jutaan pengguna WhatsApp dengan informasi anti-hoaks yang diproduksi tim Cek Fakta Liputan6.com.
“Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta ini akan memudahkan publik melawan hoaks dengan cara yang sangat simpel, melalui aplikasi percakapan yang digunakan sehari-hari,” kata Irna.
“Pengguna cukup mengetik kemudian mengirimkan kata kunci, dan seketika akan mendapat jawaban dari informasi yang telah ada di database Liputan6.com,” sambungnya.
Irna berharap, kemudahan untuk memverifikasi informasi melalui Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta akan mengundang partisipasi aktif masyarakat untuk melawan hoaks atau kabar dusta.
“Dengan begitu akan semakin banyak pengguna yang terjaga kewarasannya dan tidak lagi dipermainkan para pembuat hoaks,” tambah Irna.
Product Director KLY, Ivan Valentino mengungkapkan, Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta menjadi alternatif solusi dari permasalahan yang kita hadapi bersama.
“Penyebaran informasi kini bertumbuh makin cepat, sehingga makin sulit untuk membedakan kebenaran sebuah berita,” kata Ivan. Situasi makin pelik ketika judul atau headline yang dipilih cenderung memicu emosi pembaca yang langsung merespons tanpa membaca isinya.
“Untuk itu, tim Product KLY dan Liputan6.com bekerja sama dengan WhatsApp untuk memberikan kemudahan bagi pembaca melakukan cek fakta, kapan pun dan di mana pun, dengan produk baru yang siap digunakan, yaitu: Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta,” kata Ivan.
Penggunaannya pun tak rumit.
“Semudah berkomunikasi melalui WhatsApp, pengguna cukup menyimpan nomor kontak Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta dan menulis kata kunci untuk mengecek kebenaran sebuah berita,” jelas Ivan.
Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta menyediakan sejumlah layanan, di antaranya pengecekan informasi dan tips untuk membentengi diri dari hoaks.
Berikut cara mengakses Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta:
Menambahkan nomor 0811-9787-670 ke kontak atau klik tautan https://wa.me/628119787670?text=halo.
Untuk layanan cek fakta, ketik kata kunci terkait informasi yang ingin diperiksa.
©2021 Merdeka.comTentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com adalah situs berita di bawah naungan KapanLagi Youniverse (KLY).
Keterlibatan Liputan6.com dalam program anti-hoaks diawali pada 2018 dengan membentuk Kanal Cek Fakta. Tujuannya, untuk memverifikasi informasi mencurigakan yang beredar di masyarakat dalam bentuk artikel yang disajikan secara lebih sistematis dan terstruktur.
Sejak 2 Juli 2018 hingga kini, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook.
Kami juga bekerja sama dengan Google News Initiative serta 24 media nasional dalam cekfakta.com, sebuah inisiatif bersama untuk melawan hoaks yang tersebar di masyarakat.
Kerja sama dengan lembaga-lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri, tidak mempengaruhi independensi Tim Cek Fakta Liputan6.com.
Peluncuran Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta kian menegaskan komitmen Liputan6.com untuk melawan kabar bohong.
Tak hanya memproduksi konten cek fakta berupa artikel, video, dan infografis, Liputan6.com juga aktif memberikan literasi media pada masyarakat hingga ke pelosok Indonesia.
Pada awal 2020, Liputan6.com membuat program Pegiat Cek Fakta Liputan6.com yang bertujuan melibatkan masyarakat luas dalam proses cek fakta.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja-kerja dan program Cek Fakta yang selama ini telah dilakukan
Baca SelengkapnyaAcara Cita dan Cipta 2024, yang diadakan Liputan6.com x Fimela, turut menghadirkan diskusi "Menjaga Keutuhan Informasi Di Era Digital".
Baca SelengkapnyaProposal Anti-Hoax Zeneration Project yang diajukan Liputan6.com, salah satunya akan fokus pada generasi muda.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca Selengkapnya