CEO Telkomsel: Layanan T-Cash akan lebih disempurnakan di 2017

Merdeka.com - Operator seluler terbesar Indonesia, Telkomsel, menjanjikan membuat layanan uang elektroniknya, T-Cash, lebih besar dan berkembang di tahun depan. Saat ini jumlah pengguna T-Cash sebanyak satu juta pengguna, yang dinilai Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah masih kurang.

Kata Ririek, pada 2017 Telkomsel akan meluncurkan layanan baru lebih banyak. Khusus layanan e-money T-Cash akan lebih disempurnakan.

"Setelah kami review layanan T-Cash selama setahun ini, supaya bisa dirasakan kehadirannya untuk gerakan nontunai di Tanah Air," ujar Ririek, saat media gathering di Bandung, Kamis malam (24/11).

Secara umum, ujar Ririek, layanan T-Cash akan dikembangkan oleh operator dengan jumlah pelangggan 163 juta pengguna untuk financial inclusion. Ini pula untuk mendukung rencana pemerintah soal keuangan inklusif, yang dituangkan dalam regulasi baru, Peraturan Pemerintah (PP) No 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Dalam PP tersebut, pemerintah menargetkan keuangan inklusif di Indonesia pada 2019 mencapai 75 persen dari populasi, naik dari tahun ini yang baru 36 persen.

"Saat ini baru ada 60 juta rekening bank, yang mungkin pemiliknya juga dobel-dobel. Jadi masih banyak yang belum terjangkau oleh layanan perbankan di seluruh Indonesia," ujar dia,

Untuk itu, T-Cash siap mendukung target pemerintah tersebut. Kerja sama dengan beberapa bank akan ditambah. Cakupan layanan juga akan ditingkatkan terutama ke daerah pelosok dan pedesaaan.

Ririek menegaskan, T-Cash tidak bersaing dengan perbankan. Layanan ini utamanya akan memiliki dua fungsi. Pertama, T-Cash sebagai alat pembayaran non-tunai. Kedua, layanan ini justru memfasilitasi kalangan perbankan supaya mampu menjangkau segmen masyarakat bawah dan yang tinggal di daerah pelosok atau terpencil.

Per September 2016, Telkomsel melayani sebanyak 163,7 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Naik 10,2 persen secara tahunan. Tercatat pula 46,7 persen atau 76,4 juta pelanggan telah menggunakan perangkat 3G/4G, naik 37,3 persen dari tahun lalu.