Chaim Fetter, orang Belanda yang peduli anak jalanan Indonesia
Merdeka.com - Menjadi orang Indonesia asli dan memiliki jiwa sosial tinggi khususnya untuk membantu anak-anak kurang mampu dan terlantar, mungkin bukan menjadi hal yang menghebohkan. Akan tetapi, bagaimana apabila hal itu dilakukan oleh seorang yang bukan dari Indonesia?
Seorang berkebangsaan Belanda bernama Chaim Fetter yang juga pendiri dari Pedulianak.org dan Jualo.com, terketuk hatinya dan memutuskan untuk terjun langsung mengurusi anak-anak kurang mampu dan terlantar di Lombok.
-
Bagaimana struggle membantu seseorang berkembang? Individu atau kelompok mungkin mengalami pertumbuhan pribadi, pembelajaran, atau perubahan nilai-nilai mereka sebagai hasil dari pengalaman perjuangan.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana caranya seorang pengusaha muda bisa berkembang? Jangan mencari kawan yang membuat anda merasa nyaman, tetapi carilah kawan yang memaksa anda terus berkembang.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
Awalnya, pada saat dia berusia 13 tahun, Chaim sudah bermain-main dengan coding dan pernah membuat website pertamanya. Setelah itu, dia mencoba merambah ke jenjang yang lebih menantang lagi yaitu mendirikan perusahaan dengan membangun sebuah website e-commerce.
Namun, ketika usianya sudah beranjak dewasa, Chaim merasa kehilangan rasa bahagia dalam dirinya, karena semua hal dalam kehidupannya sudah sangat teratru dan tersedia. Chaim merasa tidak memiliki tantangan lagi dan ingin memberikan kontribusinya kepada masyarakat luas serta mencari apa tujuan hidupnya.
Pada tahun 2005, Chaim melakukan traveling ke Indonesia, tepatnya di Lombok. Dia terkesima dan langsung mencintai keindahan alam Lombok. Untuk itu, Chaim memutuskan untuk tinggal di pulau tersebut.
Ketika berada dan tinggal di tempat barunya itu, Chaim sering kali melihat pemandangan yang kontras dari keindahan Lombok, yaitu kehidupan keras anak-anak jalanan.
"Hatiku tergerak melihat mereka yang tumbuh dengan kekurangan dan tidak memiliki peluang untuk kehidupan yang lebih baik. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat satu perbedaan," jelasnya kepada merdeka.com (17/09).
Dia bersama dengan teman karibnya kemudian mendirikan suatu yayasan yang diberi nama Yayasan Peduli Anak di pulau Lombok tersebut. Yayasan itu berdiri di atas tanah 1,5 hektar yang berfungsi sebagai penampungan, tempat untuk mendidik anak-anak jalanan dan kurang mampu serta memiliki fasilitas kesehatan yang diberikan secara cuma-cuma.
Biaya operasional untuk yayasan yang didirikan di desa Langko pada tahun 2006 tersebut awalnya ditanggung semua oleh Chaim. Lambat laun, ada sponsor dan beberapa pihak lain yang ikut mengulurkan bantuan untuk menanggung seluruh biaya makan, sekolah sampai dengan perawatan lingkungan yayasan.
Selain dengan para donator, Yayasan Peduli Anak tersebut juga menjalin hubungan dengan Departemen Sosial dan Departemen Pendidikan. Bahkan Menteri Pendidikan juga turut memberikan apresiasinya akan usaha Chaim dalam membantu anak-anak terlantar dan kurang mampu tersebut.
Untuk lebih memberitahukan eksistensi Yayasan Peduli Anak, dibuatkan pula sebuah website bernama Pedulianak.org. Di dalam website tersebut, berbagai hal sampai dengan laporan setiap tahunnya disediakan agar transparansi tetap terjaga. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kisah hidup seseorang yang pernah menjadi gelandangan dan PRT kini sosoknya terkenal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBurhan, pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini menjadi 'bapak peri' para bayi terlantar.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaKebahagiaan bagi Iman Surahman bukan saat dirinya memiliki banyak uang, tetapi saat bisa melihat senyum keceriaan di wajah anak-anak telantar
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaNamanya mungkin tidak begitu dikenal banyak orang. Namun, kepeduliannya di bidang kemanusiaan sudah tumbuh sejak kecil.
Baca SelengkapnyaPastor Hendrikus Van Der Grinten terkenal karena mengasihi anak-anak terbuang di masa itu.
Baca SelengkapnyaTak sedikit warganet yang memberikan semangat untuk siswa Bintara Polri satu ini.
Baca SelengkapnyaPemulung anak yatim di Bantar Gebang ini memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaDia menilai masih banyak masyarakat tinggal di hunian tidak layak.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita haru seorang yatim piatu yang punya banyak tetangga baik hati dan perhatian.
Baca Selengkapnya