China bakal bangun pembangkit listrik di luar angkasa
Merdeka.com - Usaha untuk menghilangkan polusi udara di Bumi dan memecahkan masalah krisis energi terus berjalan di seluruh dunia. Salah satu ide paling menghebohkan hadir dari China yang berencana bangun pembangkit listrik di luar angkasa.
Dilansir Telegraph (30/3), ilmuwan China saat ini dikabarkan tengah mempertimbangkan pembangunan stasiun pembangkit listrik tenaga surya seluas 36.000 kilometer yang akan dioperasikan dan dibawa ke luar angkasa.
Jika proyek ini nantinya terwujud, maka ini akan melampaui skala proyek Apollo dan International Space Station, yang menjadi proyek ruang angkasa terbesar yang pernah dilakukan umat manusia.
-
Bagaimana panel surya bisa menghasilkan listrik? Proses ini menggunakan prinsip fotovoltaik, di mana cahaya matahari diubah menjadi aliran listrik yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik.
-
Apa contoh energi terbarukan yang memanfaatkan sinar matahari? Energi surya menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan listrik dan panas. Panel surya mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik melalui proses fotovoltaik. Sedangkan sistem pemanas tenaga surya menggunakan panas matahari untuk menghasilkan air panas atau pemanas ruangan.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana energi listrik dihasilkan? Energi listrik juga disebut sebagai suatu energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik.
-
Dimana energi panas bumi bisa didapatkan? Di beberapa tempat di dunia, panas bumi dapat diambil langsung dari permukaan bumi atau dengan mengebor sumur panas bumi.
-
Dimana energi listrik digunakan? Energi listrik memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat utama dari energi listrik sebagai sumber penerangan adalah memberikan cahaya yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam atau di luar ruangan, terutama pada malam hari.
Pembangkit listrik ini nantinya akan berwujud pesawat ruang angkasa super yang mengorbit secara geosynchronous dan dilengkapi dengan panel surya berukuran besar. Nantinya listrik yang dihasilkan akan dikonversi ke dalam bentuk gelombang micro atau laser dan dikirim ke kolektor yang ada di Bumi.
"Nantinya proyek ini akan jadi sebuah pembangkit listrik ruang angkasa dengan ukuran sangat besar dan sangat ekonomis, dengan luas total panel surya mencapai 5 sampai 6 kilometer persegi." ujar Wang Xiji, akademisi dari Chinese Academy of Sciences (CAS) dan anggota dari International Academy of Astronautics.
Pembangkit listrik luar angkasa ini disebut bakal setara dengan 12 dari Beijing Tian'anmen Square yang jadi alun-alun publik terbesar di dunia. "Mungkin orang-orang di Bumi bisa melihatnya di langit pada malam hari, seperti bintang." tambah Wang.
Ide pembangkit luar angkasa ini sendiri dikatakan Wang tercetus dari potensi listrik yang bakal dihasilkan yang sangat masif dibanding dengan pembangkit listri tenaga surya di Bumi. Jika di Bumi jenis pembangkit ini masih dipengaruhi fluktuasi siang dan malam, serta cuaca, sementara nantinya generator berbasis ruang angkasa ini dapat mengumpulkan menghasilkan listrik sepuluh kali lebih banyak dengan luas panel surya yang sama.
"Jika kita memiliki ruang teknologi tenaga surya, harapannya kita bisa mengatasi krisis energi di Bumi," kata Duan Baoyan, anggota Chinese Academy of Engineering (CAE).
Namun, ide pembangkit listrik di luar angkasa ini bakal menemui kesulitan utama yaitu alat transportasi ke luar angkasa. Misalkan pembangkit listrik komersial ini akan berbobot lebih dari 10.000 ton, maka bakal sulit menciptakan pesawat luar angkasa yang akan bisa membawanya dalam satu kali angkut.
"Kami membutuhkan roket peluncur dengan biaya rasional untuk bisa mengangkat berat tersebut," kata Wang yang juga menjadi perancang roket pertama buatan China lebih dari 40 tahun yang lalu.
"Kita juga perlu untuk membuat panel surya yang sangat tipis dan ringan. Berat panel harus kurang dari 200 gram per meter persegi." tambahnya.
Namun, dirinya yakin bahwa China dapat membangun pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa ini ke depannya. Sementara itu, Li Ming, wakil presiden China Academy of Space Technology mengatakan, "China akan membangun stasiun ruang angkasa di sekitar tahun 2020, yang akan membuka peluang untuk mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa." (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uji coba ini pernah dilakukan dan dapat menghantarkan listrik ke 10.000 rumah.
Baca SelengkapnyaIlmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.
Baca SelengkapnyaBanyak negara maju yang ingin membuat matahari buatan.
Baca SelengkapnyaChina tak mau kalah dengan satelit Starlink milik Elon Musk. Mereka kini sedang merencanakan sesuatu.
Baca SelengkapnyaBaterai ini diciptakan perusahaan start up, Betavolt.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah perbandingan kecanggihan dua stasiun luar angkasa China dan NASA CS.
Baca SelengkapnyaChina telah berinvestasi secara besar-besaran dalam kemampuan luar angkasanya beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaAlbert Einstein pernah berpendapat bagaimana cara membuat roket dengan kecepatan 18.000 Mil Per Jam. Namun pendapatnya itu dibantah ilmuwan China.
Baca SelengkapnyaJokowi menginginkan seluruh potensi energi baru terbarukan di Indonesia bisa dimanfaatkan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia ternyata ada PLTS yang disebut meraih predikat terbesar di Asia Tenggara. Begini penampakannya.
Baca SelengkapnyaDemi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
Baca Selengkapnya