CSIS Sebut Grab Berikan Keuntungan Rp 46,14 Triliun Buat Pengguna Jabodetabek
Merdeka.com - Centre for International and Strategic Studies (CSIS) dan Tenggara melakukan riset terkait dengan kontribusi ekonomi digital terhadap masyarakat. Objeknya adalah Grab. Riset ini diklaim sebagai penelitian satu-satunya di Asia Tenggara yang meneliti dampak dari Grab kepada masyarakat dengan big data.
Riset ini sebagian merujuk konsep professor ekonomi dari Stanford University, Timothy Bresnahan yang berpendapat bahwa nilai dari dampak limpahan ini dapat diperkirakan dengan menghitung surplus konsumen.
Surplus konsumen adalah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang lebih rendah dari jumlah harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang Ganjar temukan dari risetnya di Jateng? Sementara, lewat riset pribadi yang dia lakukan kepada masyarakat Jateng, Ganjar menemukan ada dua masalah pemerintahan.
-
Siapa yang diteliti dalam studi ini? Penelitian ini dilakukan terhadap peserta berkulit putih.
-
Siapa yang melakukan penelitian? Para peneliti dari Universitas Cincinnati menangkap tiga ekor piton Burma di sekitar Taman Nasional Everglades, lalu mengukur ukuran rahang mereka. Salah satu dari ular tersebut memiliki panjang tubuh mencapai 5,8 meter, menjadikannya piton terpanjang yang pernah tertangkap di Florida, meskipun bukan yang terberat.
"Jika riset dilakukan sebatas bagaimana puas tidak dengan layanan Grab, hal itu dapat dilakukan. Tapi ada cara lain yang bisa dilihat yakni dengan surplus konsumen ini," ujar Kepala Departemen Ekonomi CSIS, Yose Rizal kepada awak media di Jakarta, Selasa (23/7).
Dilanjutkannya, "Jadi contohnya misalkan begini, saya bisa mendapatkan transportasi dengan kualitas yang bagus dan harga yang sesuai. Bahkan saya berani membayar Rp 100 ribu, sementara ternyata hanya bayar Rp 75 ribu, nah itu yang disebut sebagai surplus dari konsumen. Studi kita mencoba mengukur surplus konsumen tersebut."
Lantas, bagaimana dengan hasil dari riset tersebut?
CSIS menyimpulkan bahwa Grab khususnya di kawasan Jabodetabek telah memberikan kontribusi surplus konsumen pada tahun 2018 sebanyak Rp 46,14 triliun. Nilai itu, surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike mencapai Rp 5,73 triliun, sedangkan GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.
Riset ini dilakukan dalam rentang 7 sampai dengan 27 Mei 2018 dan 2 Juli hingga 2 Agustus 2018. Data-data yang diolah berdasarkan dari dataset mahadata 215 juta observasi GrabBike dan 642 juta observasi Grabcar. Data ini tidak termasuk sesi yang mempengaruhi guncangan eksternal seperti Ramadan dan akuisisi Uber oleh Grab.
"Ini merupakan salah satu studi awal mengenai consumer welfare dengan menggunakan data Grab. Ada 1,5 miliar data point yang kami coba analisa, menjadi pengalaman tersendiri di dunia penelitian," tuturnya. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dana abadi tersebut akan disalurkan oleh Benih Baik melalui berbagai program sampai akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai studi PWC terkait kontribusi Traveloka di industri pariwisata.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia pun menjadi salah satu perusahaan yang pertama yang mengikuti program yang diselenggarakan KPPU.
Baca SelengkapnyaSelama musim angkutan lebaran, omzet KAI Commuter tembus Rp86 Miliar.
Baca SelengkapnyaSebagai bentuk penghormatan dan apresiasi perusahaan terhadap Mitra Pengemudi dan Mitra Merchant atas loyalitas dan dedikasinya.
Baca SelengkapnyaASDP mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,560 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaMabes Polri melalui SSDM Polri Biro Psikologi menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Grab Teknologi Indonesia.
Baca SelengkapnyaAngka penerimaan pajak ini kemudian meningkat hingga Rp6,76 triliun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi market dalam digital economy
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data pada Sistem Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) hingga 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen
Baca SelengkapnyaPertumbuhan data dan layanan digital telah mencatat kinerja positif di kuartal satu tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini juga menjadikan Grab sebagai brand pertama di Indonesia yang memiliki LIVE Gifts.
Baca Selengkapnya