Cuma modal email ancaman, grup hacker ini kantongi Rp 1 miliar lebih
Merdeka.com - Di dunia digital ini, ancaman hacker sudah seperti ancaman bom. Semua pihak, terutama perusahaan berbasis online, pasti menanggapi ancaman peretasan dengan serius. Nah, hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh grup hacker Armada Collective.
Modus operasinya, Armada Collective mengirimkan email ancaman ke perusahaan-perusahaan di berbagai negara. Email itu mengatakan bila grup hacker itu akan melakukan serangan DDoS ke situs perusahaan tadi, membuatnya down.
Serangan DDoS sederhananya adalah usaha untuk membuat website down dengan membanjirinya menggunakan trafik dari sumber lain. Apabila perusahaan tadi tidak mau serangan DDoS terjadi pada situsnya, mereka harus membayar uang dalam bentuk Bitcoin.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menargetkan para gamer? Kaspersky menyelidiki ancaman yang disamarkan sebagai video game anak-anak populer dan menganalisis periode dari 1 Juli 2023 hingga 30 Juni 2024. Selama periode yang dilaporkan, terdeteksi lebih dari 6,6 juta percobaan serangan, di mana penjahat siber mengeksploitasi merek game anak-anak sebagai umpan.
-
Siapa hacker yang menyerang Yahoo? Michael Calce merupakan hacker yang pernah menumbangkan berbagai situs web besar, seperti CNN, Dell, eBay, dan Fifa.com. Berawal dari pengetahuan yang dimilikinya untuk mengambil alih jaringan komputer universitas, Calce pun melakukan aksi-aksi yang lebih besar lagi. Ia juga bahkan pernah menyerang Yahoo, mesin pencari paling populer di saat itu, tahun 2000.
Menurut Fossbytes, 100 perusahaan telah menerima email ancaman dari Armada Collective dan mayoritas telah membayar 10 Bitcoin per perusahaan. Ironisnya, tidak ada satu buktipun yang menunjukkan bila Armada Collective pernah melancarkan serangan DDoS pada perusahaan yang tidak membayar.
Chainanalysis, salah satu perusahaan pengamat Bitcoin, menambahkan bila Bitcoin setara dengan Rp 1,3 miliar lebih berhasil dikumpulkan oleh Armada Collective dari perusahaan yang ketakutan jadi korban DDoS.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri Bongkar Kasus Scam Email Rugikan Perusahaan Singapura Rp32 M, Ada WNA Ikut Terlibat
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan asal Singapura merugi Rp32 miliar. Lima tersangka ditangkap.
Baca SelengkapnyaTersangka mentransfer dari tabungan korban ke 16 rekening yang dibeli tersangka DN dari seseorang.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Sulsel mengungkap tindak pidana penipuan daring dengan total kerugian sekurangnya Rp4,6 miliar.
Baca SelengkapnyaPeretasan pada akun bisnis Google dilakukan dengan mengganti nomor telepon dengan nomor WhatsApp sang oknum.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan email palsu mengganti posisi alfabet atau menambahkan satu huruf pada alamat email sehingga menyerupai aslinya.
Baca SelengkapnyaAkun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca Selengkapnyapelaku meretas email dan mobile banking menggunakan username yang ada di alamat email korban. Tabungan korban mulai berpindah ke rekening pelaku.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha hotel di Kota Malang menjadi korban pencurian data (phising). Uang dalam rekeningnya sebesar Rp559,9 Juta.
Baca Selengkapnya