Dari perang debat Pilpres 2014 menuju doa untuk Palestina
Merdeka.com - Mulai dari kemarin (08/07), suhu politik di Indonesia memanas karena dua pendukung calon presiden terpilih Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla saling 'menyerang' di jejaring sosial. Kali ini topik sedikit terpecah karena tragedi Gaza.
Komentar dan perang status pra sampai pasca pencoblosan untuk memilih capres dan cawapres di jejaring sosial, khususnya Facebook dan Twitter terus meninggi tensinya. Hal itu ditambah lagi ketika hasil quick count yang berbeda-beda dari satu pihak dengan pihak lainnya.
Namun di tengah panasnya suhu politik baik di dunia nyata dan di dunia maya, para netizen khususnya pengguna Facebook dan Twitter mulai sedikit memalingkan fokus mereka dan melihat informasi terkait serangan brutal Israel ke daerah Gaza yang menewaskan banyak penduduk sipil.
-
Mengapa Israel serang Gaza? Peristiwa Nakba tidak hanya meninggalkan trauma dan kehilangan bagi warga Palestina, tetapi juga menjadi akar dari konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
-
Mengapa Israel menyerang Gaza? Serangan ini adalah balasan menyusul roket militan Hamas Palestina.
-
Kenapa Israel menyerang Gaza? Israel sendiri masih terus melakukan serangan ke Gaza, Palestina.
-
Kapan serangan Israel ke Gaza terjadi? Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), organisasi perlindungan jurnalis yang berbasis di Amerika ini telah memantau pelanggaran HAM terhadap jurnalis di seluruh dunia dan mencatat sedikitnya 128 pekerja media tewas antara 7 Oktober 2023 hingga 4 Oktober 2024 dalam serangan Israel ke Gaza.
-
Mengapa Israel melakukan serangan di Gaza? 'Pemandangan kehancuran di Beit Lahiya akibat agresi pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Gaza,' tulis keterangan cuitan akun @QudsNen
-
Kapan serangan Israel di Gaza dimulai? Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, Israel telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina sejak perang genosidanya dimulai pada 7 Oktober 2023, di mana sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Tidak sedikit yang menghujat, memaki sampai dengan mengutuk tindakan biadab Israel tersebut. Dan banyak pula yang turut mendoakan keselamatan warga Palestina yang masih hidup di tengah bayang-bayang kematian akibat serbuan Israel serta mendoakan orang-orang yang telah meninggal atas serangan itu.
Berbagai status, hashtag, informasi sampai dengan foto dan video terkait serangan bangsa Israel bermunculan secara cepat di Facebook dan Twitter dalam beberapa jam saja.
Peperangan antara Hamas dan Israel memang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Lebih dari ribuan orang meninggal dunia atas pertikaian tersebut. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Julid Fi Sabilillah, Perang Netizen Indonesia Melawan Israel di Dunia Maya
Baca SelengkapnyaPelajar di Aceh turut berduka atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza. Mereka pun menggelar doa bersama sebagai dukungan untuk warga Palestina.
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca SelengkapnyaNetizen Indonesia ramai-ramai mencari akun media sosial para tentara Israel. Mereka menyerbu mereka dengan hujatan di kolom komentar.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto, dalam debat ketiga, menyebut Gaza saat memberi contoh negara yang lemah dan ditindas
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Hamas dan tentara Israel sedang adu tembak sampai lempar bom dan menyebabkan tank hangus terbakar.
Baca SelengkapnyaKondisi Israel saat inidilaporkan semakin terpuruk usai Hamas melancarkan serangan yang begitu intens sejak Sabtu (7/10).
Baca Selengkapnya“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?” tanya Menlu.
Baca SelengkapnyaSetahun setelah penyerangan di Jalur Gaza, masyarakat Israel mengalami perpecahan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaPotret tulisan di tembok-tembok bangunan di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPerang Israel Palestina telah mengakibatkan lebih dari 20.000 korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, militer Israel mengumumkan kematian dua tentaranya, termasuk seorang perwira dari Brigade Givati.
Baca Selengkapnya