Data pengguna Facebook di Indonesia bocor
Merdeka.com - Skandal penyalahgunaan data yang dilakukan Facebook masih menjadi bahan perbincangan. Sebab, sebanyak puluhan juta data penggunanya disalahgunakan dalam kasus Cambridge Analytica (CA). Kejadian yang terjadi oleh media sosial terbesar sejagad ini, menorehkan pertanyaan mengenai keamanan data penggunanya.
Belakangan baru ketahuan, ternyata data yang disalahgunakan itu terjadi di hampir seluruh pengguna Facebook di dunia. Berdasarkan siaran pers Facebook, Rabu (4/4), mereka mengakui bahwa terdapat 87 juta data yang dimungkinkan disalahgunakan oleh CA.
Dari 87 juta data yang kebobolan, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau sekitar 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada beberapa negara termasuk Indonesia.
-
Dimana negara yang paling banyak kena kejahatan siber? Dengan 791.790 bisnis yang terkena dampak penipuan online, AS adalah salah satu negara yang paling banyak mengalami kejahatan dunia maya.
-
Dimana negara dengan pengguna internet terbanyak? Berikut daftar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Bagaimana data negara di Swedia bocor? International Business Machine (IBM), perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat memberikan sejumlah data kepada subkontraktor di Republik Ceko dan Serbia.
-
Data apa yang bocor di Jepang? Kebocoran data tersebut melibatkan nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, dan alamat.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
Indonesia masuk urutan ketiga data yang disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yang kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu sekitar 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brazil, Vietnam, dan Australia.
Maka itu, untuk lebih mengamankan data penggunanya, pihak Facebook akan melakukan perubahan-perubahan di beberapa bulan mendatang. Untuk saat ini, pihaknya telah melakukan beberapa perubahan, terutama dari sisi Application Programming Interface (API), di antaranya untuk layanan Event, Group, Pages, Facebook Login, Instagram, Search and Account Recovery, Panggilan telepon dan pengiriman pesan, Data provider and partner categories, serta pengaturan aplikasi.
"Kami tahu memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami akan terus memberitahukan Anda saat kami melakukan lebih banyak perubahan," tulis Mike Schroepfer, Chief Technology Officer Facebook.
Sebagaimana diketahui, di awal terkait kejadian ini pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg diam seribu bahasa. Namun setelah bungkam beberapa hari, Zuck, begitu sapaan karibnya, secara resmi meminta maaf kepada seluruh pengguna Facebook dan masyarakat.
Tak hanya lewat unggahan di Facebook, ia juga mengeluarkan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat melalui iklan di satu halaman beberapa koran ternama di Amerika Serikat.
Mengutip Ubergizmo, Selasa (27/3/2018), pada iklan tersebut, Zuckerberg meminta maaf kepada seluruh pengguna dan masyarakat serta memberikan klarifikasi tentang posisi perusahaan dalam masalah ini.
"Anda mungkin mendengar tentang aplikasi kuis dari peneliti di universitas yang membocorkan puluhan juta data pengguna di tahun 2014. Saya meminta maaf karena kami tidak melakukan lebih banyak hal saat itu," kata Zuckerberg dalam permintaan maaf Facebook tersebut.
Perusahaan, kata Zuckerberg, kini mengambil langkah untuk memastikan bahwa kebocoran data seperti ini tidak akan terulang kembali. Zuckerberg melanjutkan, Facebook telah menghentikan aplikasi-aplikasi semacam ini dari memperoleh akses ke banyak informasi pengguna. Bahkan, perusahaan membatasi data yang diberikan kepada aplikasi saat pengguna sign in ke aplikasi menggunakan akun Facebook.
Perusahaan, kata Zuckerberg, juga melakukan investigasi pada setiap aplikasi yang mendapatkan akses ke sejumlah data signifikan sebelum masalah ini diperbaiki.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut daftar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
Baca SelengkapnyaPeretas Bjorka diduga memperjualbelikan data pribadi WNA atau turis asing yang datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKementerian Kominfo dan BSSN masih berusaha melakukan investigasi.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mengaku segera mengecek informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaKominfo dan BSSN dituding lalai terkait hal ini. Berikut selengkapnya
Baca SelengkapnyaBanyak situs web yang berhasil diretas oleh hacker meski sudah diberi keamanan paling canggih.
Baca Selengkapnya