Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Debat antar sains dan agama, ternyata dipicu oleh 'jaringan' di otak

Debat antar sains dan agama, ternyata dipicu oleh 'jaringan' di otak Sains vs moral. © huffingtonpost.com

Merdeka.com - Perdebatan antara sains dan agama, yang secara sederhana adalah perdebatan antara pemikiran berdasarkan fakta dan keimanan, sudah sangat mendarah daging. Biasanya keduanya bertentangan dan tidak saling menjelaskan.

Namun hal ini ternyata bisa dijelaskan juga oleh Sains. Karena menurut sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS One, konflik ini berakar dari struktur otak kita.

Para ilmuwan menemukan hal ini melalui penelitian secara mendalam tentang mengapa seseorang menggunakan penalaran analitis, yang punya asosiasi ke sains, serta alasan moralitas, yang erat hubungannya dengan keimanan atau agama.

Studi ini dilakukan untuk memperkuat penemuan dari tim peneliti yang sama, yang menunjukkan bahwa otak memiliki 'jaringan analitis' yang digunakan untuk berpikir kritis, serta sebuah 'jaringan sosial' yang menjadikan otak kita bisa lebih berempati dan lebih tertarik ke alasan moral ketimbang penalaran.

Menurut peneliti, kedua jaringan ini berlawanan. Jika seseorang lebih banyak mengalami pengalaman yang erat dengan keimanan atau supranatural, secara otomatis otak akan menekan kinerja 'jaringan analitis,' sehingga otak kita tak akan berpikir kritis. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang percaya agama, tak terlalu tertarik terhadap sains dan hal-hal yang para ilmuwan coba untuk nalar.

Penemuan ini senada dengan seorang filosofis asal Jerman yakni Immanuel Kant. Kant menganggap ada dua buah kebenaran, yakni kebenaran empiris dan kebenaran secara moral.

"Kant membedakan antara alasan teoritis yang berhubungan dengan sais, serta alasan praktis yang berhubungan dengan moral," ungkap Dr. Tony Jack, kepala peneliti sekaligus Profesor filosofi dan neuroscience. "Kant menunjukkan bahwa dua tipe pemikiran ini dapat saling bertentangan, dan hal ini adalah hal yang sama dengan yang kita bisa lihat di otak kita. Sehingga, konflik ini berakar dari otak kita sendiri," imbuhnya.

Dikarenakan dua 'komponen' otak yang saling menekan ini, setiap orang akan memilih satu pemikiran daripada yang lain. Jadi akan ada dua tipe orang, yakni yang percaya sains dengan segala sesuatu yang dapat dinalar, atau yang percaya keimanan. Hal inilah yang memicu konflik antara sains dan agama.

Metodologi studi yang dilakukan Profesor Jack dan tim adalah membuat delapan kali eksperimen dengan melibatkan 527 orang dewasa. Dalam eksperimen pertama, partisipan diwajibkan untuk mengisi kuisioner yang dapat mengukur tingkat pemikiran kritis dan mekanikal, yang keduanya mengukur tingkat pemikiran nalar secara analitis.

Hasil dari kuisioner ini sangat akurat, di mana seseorang yang percaya terhadap keimanan dan agama, mereka lebih berpikir secara moral ketimbang analitis.

Namun hal ini tak menunjukkan bahwa cara berpikir yang satu lebih baik daripada yang lain. Cara berpikir seseorang muncul berdasarkan masalah tertentu yang dihadapi oleh seseorang.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saintek vs Soshum, Mana yang Lebih Penting di Era Modern?
Saintek vs Soshum, Mana yang Lebih Penting di Era Modern?

Perdebatan Saintek vs Soshum kembali memanas di X! Cari tahu alasan, argumen, dan mengapa kedua bidang ini sebenarnya sama-sama penting di dunia kerja.

Baca Selengkapnya
Ini Isi Surat Balasan Einstein kepada Seorang Gadis Kecil tentang Konsep Tuhan, Alam Semesta, dan Sains
Ini Isi Surat Balasan Einstein kepada Seorang Gadis Kecil tentang Konsep Tuhan, Alam Semesta, dan Sains

Berikut jawaban sederhana Albert Einstein kepada seorang bocah kecil.

Baca Selengkapnya
Contoh Teks Argumentasi Berbagai Teman Beserta Penjelasannya
Contoh Teks Argumentasi Berbagai Teman Beserta Penjelasannya

Penjelasan mengenai teks argumentasi dan contohnya yang perlu dipahami.

Baca Selengkapnya
Bias Adalah Prasangka atau Sikap Prajudisial, Ketahui Jenisnya
Bias Adalah Prasangka atau Sikap Prajudisial, Ketahui Jenisnya

Bias dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap orang lain, terutama dalam konteks sosial atau profesional.

Baca Selengkapnya
Ternyata di Jantung Manusia Ada Suara Tuhan & Alquran, ini Penjelasannya
Ternyata di Jantung Manusia Ada Suara Tuhan & Alquran, ini Penjelasannya

Dokter Aisyah Dahlan sebut ada patron Al-Quran di jantung manusia.

Baca Selengkapnya
Perdebatan Einstein dengan Filsuf India tentang Sains & Agama, Begini Kisahnya
Perdebatan Einstein dengan Filsuf India tentang Sains & Agama, Begini Kisahnya

Einstein mula-mula yang memantik diskusi mengenai topik ini. Berikut kisahnya.

Baca Selengkapnya
Ontologi Adalah Cabang Ilmu Filsafat, Ketahui Jenisnya
Ontologi Adalah Cabang Ilmu Filsafat, Ketahui Jenisnya

Ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang membahas tentang hakikat dari entitas, sifat, dan hubungan antar entitas.

Baca Selengkapnya
Pada Dasarnya, Apakah Manusia Sesungguhnya Baik atau Jahat? Ini Kata Penelitian
Pada Dasarnya, Apakah Manusia Sesungguhnya Baik atau Jahat? Ini Kata Penelitian

Secara umum, manusia menjadi baik atau jahat sangat tergantung dari kondisi lingkungan sekitarnya.

Baca Selengkapnya
Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan
Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan

Berikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.

Baca Selengkapnya
Memahami Filosofi, Aliran, dan Pengaruhnya pada Cara Berpikir
Memahami Filosofi, Aliran, dan Pengaruhnya pada Cara Berpikir

Filosofi berbeda dari ilmu pengetahuan dalam cara ia mendekati pertanyaan-pertanyaan ini melalui alasan logis dan kritis.

Baca Selengkapnya
Adab Berdebat dalam Islam, Sopan Santun dan Tidak Egois
Adab Berdebat dalam Islam, Sopan Santun dan Tidak Egois

Berdebat adalah proses adu gagasan yang harus memperhatikan etika.

Baca Selengkapnya
Fungsi Lembaga Agama dan Perannya di Masyarakat
Fungsi Lembaga Agama dan Perannya di Masyarakat

Secara umum, lembaga ini didedikasikan untuk merawat, mengajarkan, dan menjalankan praktik-praktik keagamaan.

Baca Selengkapnya