Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Deepfake Tak Bisa Dihentikan, Teknologi Paling Berbahaya Saat Ini?

Deepfake Tak Bisa Dihentikan, Teknologi Paling Berbahaya Saat Ini? Ilustrasi Deepfake. ©2019 istimewa

Merdeka.com - Konten berbasis deepfake, atau pengubah wajah berbasis kecerdasan buatan, kini makin banyak beredar.

Terbukti dari viralnya berbagai konten tersebut, mulai dari klip Barack Obama yang 'didubbing' oleh komedian Jordan Peele, Jon Snow dari Game of Thrones yang meminta maaf soal ending Season 8 acara televisi tersebut, hingga video Mark Zuckerberg yang mengajak penonton membayangkan bagaimana kalau ia menguasai dunia.

Memang, semua ini nampak sebagai konten hiburan semata dan tidak berbahaya. Namun, perhatian soal bagaimana mudahnya sebuah video dimanipulasi lewat kecerdasan buatan jadi masalah yang serius. Dalam kasus ekstrem, informasi yang salah bisa merusak reputasi seseorang.

Orang lain juga bertanya?

Buruknya, teknologi ini tak bisa dibendung dan akan makin marak. Bahkan, kita tak bisa berbuat apa-apa akan hal ini.

"Dari sudut pandang teknologi, kita tak bisa berbuat apa-apa," ungkap Ali Farhadi, senior riset manager dari Allen Institute for Artificial Intellegence. "Teknologinya sudah ada, dan orang-orang bisa menggunakannya dengan berbagai cara yang ia bisa," lanjutnya.

Tak bisa dimungkiri, deepfake adalah teknologi paling berbahaya saat ini. Hal ini mengingat kekuatannya untuk memanipulasi informasi dari platform yang nampak masuk akal.

Sulit Dibendung

Disebut, hampir tidak mungkin untuk mencegah sebuah video deepfake dibuat. Lebih lanjut, tidak ada cara pula untuk mencegah sebuah video deepfake untuk menyebar di media sosial dan platform lainnya.

Bahkan, memblokir teknologi ini bukanlah solusi. Pasalnya, permasalahan deepfake bukanlah teknologinya, namun penggunaannya.

"Informasi yang salah masih bisa muncul meski videonya 100 persen benar, jadi, perhatiannya adalah soal informasi yang salah, bukan teknologi yang membuat video tersebut ada," ungkap Maneesh Agrawala, profesor ilmu komputer dan direktur dari Brown Institute for Media Innovation di Stanford University, melansir Tech Insider.

Mencegah Informasi Keliru

Pertanyaannya makin mengerucut menjadi apa yang bisa dilakukan untuk mencegah deepfake digunakan dengan cara yang berbahaya, seperti menyebarkan informasi salah bermodal video politisi ataupun orang penting yang seharusnya tak berdosa?

Profesor Agrawala menyebut ada dua pendekatan. Pertama adalah sebuah solusi teknologi yang dapat mendeteksi apakah sebuah video itu asli atau editan deepfake. Kedua, sebuah hukum pidana untuk mereka yang terbukti menyalahgunakan deepfake untuk menyebar informasi yang keliru.

Sang profesor sendiri bersama beberapa ilmuwan dari Stanford, Max Planck Institute, Princeton University, dan juga Adobe Research, telah mengembangkan algoritma yang dapat mendeteksi video deepfake dan dapat menyuntingnya melalui teks.

Hal ini juga diamini oleh Farhadi, di mana penggunaan algoritma pendeteksi deepfake adalah cara paling efisien untuk mengatasi penyalahgunaan deepfake.

Kendala sendiri datang dari dua solusi tersebut. Sean Gourley, founder dari firma pembelajaran mesin Primer AI, menyebut bahwa teknologi deepfake makin lama akan makin canggih, dan algoritma akan makin sulit mendeteksi mana video asli, mana video editan deepfake.

Masalah lain datang dari adanya hukum, di mana seringkali untuk menempuh jalur hukum adalah sesuatu yang menghabiskan banyak waktu. Sementara persebaran informasi palsu tidak terdeteksi dan jumlah orang yang terpapar informasi salah tersebut bisa jadi sudah sangat banyak.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
3 Teknologi Berbasis AI Ini Bakal Berubah Menyeramkan di 2024, Ada yang Bisa Curangi Pemilu
3 Teknologi Berbasis AI Ini Bakal Berubah Menyeramkan di 2024, Ada yang Bisa Curangi Pemilu

Berikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.

Baca Selengkapnya
Korsel Diguncang Pornografi Deepfake, Anak di Bawah Umur Ramai-Ramai Jadi Korban
Korsel Diguncang Pornografi Deepfake, Anak di Bawah Umur Ramai-Ramai Jadi Korban

Saluran Telegram dengan lebih dari 220.000 peserta dilaporkan digunakan untuk membagikan gambar-gambar pornografi yang dihasilkan oleh AI.

Baca Selengkapnya
Mengenal Teknologi Deepfake AI yang Viral Ubah Pidato Presiden Jokowi Pakai Bahasa Mandarin
Mengenal Teknologi Deepfake AI yang Viral Ubah Pidato Presiden Jokowi Pakai Bahasa Mandarin

Berikut penjelasan lengkap mengenai teknologi DeepFake AI yang sedang viral.

Baca Selengkapnya
Wamenkominfo Was-was Deep Fake Makin Liar
Wamenkominfo Was-was Deep Fake Makin Liar

Langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan pemerintah guna menangkal video palsu.

Baca Selengkapnya
Khawatir dengan Deep Fake, Menkominfo Susun Pedoman Etika Pemanfaatan AI
Khawatir dengan Deep Fake, Menkominfo Susun Pedoman Etika Pemanfaatan AI

Demi selaras dengan UU ITE, Menkominfo mengaku sedang menyusun panduan etika AI.

Baca Selengkapnya
Penipuan Online Bikin Masyarakat Rugi Rp16.495 Triliun
Penipuan Online Bikin Masyarakat Rugi Rp16.495 Triliun

Penipu menggunakan wajah seseorang yang dikenal oleh korban .

Baca Selengkapnya
AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan
AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan

AI bukan hanya memudahkan pekerjaan manusia, namun ia bisa menjadi 'pribadi' yang suka mengadu domba.

Baca Selengkapnya
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI

Menyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Ingatkan Bahaya Teknologi AI 'Hati-Hati Semua Bisa Ditiru'
Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Ingatkan Bahaya Teknologi AI 'Hati-Hati Semua Bisa Ditiru'

Jenderal TNI anak eks Kapolri ingatkan masyarakat tentang bahaya AI yang bisa digunakan sebagai alat penipuan.

Baca Selengkapnya
Iwan Fals Buat Lagu dan Nyanyi Tentang Korupsi Timah Rp271 Triliun? Cek Faktanya
Iwan Fals Buat Lagu dan Nyanyi Tentang Korupsi Timah Rp271 Triliun? Cek Faktanya

Benarkah Iwan Fals nyanyi soal korupsi Rp271 triliun? Simak faktanya

Baca Selengkapnya
Masyarakat Terus Diingatkan Waspadai Penyalahgunaan AI untuk Penyebaran Disinformasi
Masyarakat Terus Diingatkan Waspadai Penyalahgunaan AI untuk Penyebaran Disinformasi

Perlunya materi pengenalan AI dimasukkan dalam kurikulum formal di bangku sekolah.

Baca Selengkapnya
Megawati Usul Ada Hukum Internasional Atur Penggunaan Artifial Intelligence
Megawati Usul Ada Hukum Internasional Atur Penggunaan Artifial Intelligence

Menurut Megawati, dunia kini dihadapkan pada persoalan yang lebih kompleks, volatile dan penuh ketidakpastian.

Baca Selengkapnya