Demi tangkap hacker ini, FBI gelar sayembara berhadiah Rp 1 miliar
Merdeka.com - Salah satu grup hacker pendukung rezim Presiden Assad di Suriah, Syirian Electronic Army (SEA) baru-baru ini masuk dalam buronan paling dicari FBI. Bahkan, demi mendapat informasi sekecil apapun soal SEA, FBI rela mengadakan sayembara.
Kemarin (22/03), FBI telah memasukkan tiga nama anggota SEA ke dalam daftar penjahat siber paling dicari, yakni Ahmad Umar Agha, Firas Dardar and Peter Romar. Dan bagi siapa saja yang dapat membantu FBI menangkap tiga orang tadi akan diberi hadiah Rp 1,3 miliar!
Tiga hacker SEA tadi dituduh melakukan banyak kejahatan siber, mulai dari pembajakan, pemberontakan tentara Amerika, hingga hoax soal serangan teroris.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana Hacker serang sistem pemilu? Ditemukan bahwa aktivitas yang sering dilakukan oleh pemerintah Rusia dan China adalah upaya untuk menghambat situs otoritas pemilihan, mengakses informasi pribadi pemilih, hingga memindai sistem pemilihan online untuk dicari kelemahannya.
-
Siapa hacker yang menyerang Yahoo? Michael Calce merupakan hacker yang pernah menumbangkan berbagai situs web besar, seperti CNN, Dell, eBay, dan Fifa.com. Berawal dari pengetahuan yang dimilikinya untuk mengambil alih jaringan komputer universitas, Calce pun melakukan aksi-aksi yang lebih besar lagi. Ia juga bahkan pernah menyerang Yahoo, mesin pencari paling populer di saat itu, tahun 2000.
Sayembara ini semakin dipromosikan pasca SEA terungkap telah menarget beberapa institusi besar di serangan hacking mereka. Institusi-institusi besar itu antara lain Universitas Harvard, Washington Post, NASA, Microsoft, bahkan Gedung Putih.
Menariknya, grup hacker SEA diketahui menggunakan Gmail dan Facebook untuk merencanakan operasi mereka. Facebook juga dipakai sebagai alat untuk menyebarluaskan data curian.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan keterangan publik dari Federal Bureau of Investigation (FBI).
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaMerujuk AFP Fact Check, tidak ada bukti apapun yang menunjukan uang hasil pembobolan bank itu disumbangkan ke orang-orang miskin di Afrika ataupun Palestina.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaJika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaMereka benar-benar mengincar kerentanan satelit hingga mampu mengambil alih.
Baca SelengkapnyaKisah Para Red Hat, Para pemburu Hacker, Ada yang Mampu Membobol Situs Intelijen Mossad Israel
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaBerikut hadiah yang bakal diterima ethical hacker jika menemukan celah kerentanan Google CS.
Baca SelengkapnyaDari para korban total tersangka mendapatkan uang sebesar Rp7,4 miliar.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca Selengkapnya