Deretan penyebab psikologis seseorang bisa phobia badut, mengerikan!
Merdeka.com - Banyak orang yang ternyata tidak nyaman dengan keberadaan badut. Bahkan hanya dengan melihat dan berada agak jauh saja, hal tersebut bisa membuat seseorang jadi cemas. Bahkan ada sebuah phobia populer akan hal ini, yakni coulrophobia.
Meski tanpa ada bentuk phobianya seperti ini, sepertinya semua orang bisa setuju kalau badut itu sedikit menyeramkan. Mengapa demikian? Berikut beberapa penjelasan psikologisnya.
1. Makeup 'wajah tersenyum' yang selalu dipakai badut
-
Siapa yang bisa terkena fobia? Fobia dan rasa takut merupakan dua hal yang sangat berbeda dan harus dibedakan. Perasaan takut adalah emosi yang umumnya dialami oleh semua orang dalam beberapa tahap kehidupan mereka.
-
Kenapa fobia bisa terjadi? Penelitian dalam jurnal Clinical Psychology Review menunjukkan bahwa fobia dapat berkembang akibat kombinasi faktor genetik, pengalaman traumatis, atau kondisi lingkungan tertentu.
-
Siapa yang paling sering mengalami fobia? Umum bagi orang untuk mendapatkan fobia tertentu ketika mereka masih muda. Mereka mungkin menyadari bahwa seiring bertambahnya usia, intensitas fobia mereka akan berkurang, namun hal ini tidak selalu terjadi.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Apa itu fobia? Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, ketakutan yang tidak terkendali, tidak masuk akal, dan terus-menerus terhadap suatu hal, keadaan, atau tindakan tertentu dikenal sebagai fobia.
-
Apa yang membuat orang takut berlebihan? Rasa takut adalah respons alami manusia terhadap situasi yang dianggap berbahaya atau mengancam. Namun, ketika takut menjadi berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi masalah serius yang membutuhkan penanganan.
Semua badut selalu menggunakan riasan yang sama di wajahnya: wajah putih dengan gambar senyum besar di bagian mulutnya. Bukannya lucu, hal ini justru terlihat mengerikan. Psikolog pun setuju akan hal ini.
Dalam ulasannya di Psychology Today, Dr. Jordan Gaines Lewis menyebut bahwa gambar senyuman besar di wajah badut membuat kita kesulitan untuk menangkap emosi mereka yang sebenarnya.
Hal ini kontras dengan kondisi di mana badut seharusnya menghibur dan kita berada pada kondisi tidak terhibur. Hal ini membuat kita merasa canggung atau bahkan terganggu dengan adanya badut. Hal ini bisa memunculkan rasa takut pada badut, karena kita sudah menyimpan rasa tak nyaman untuk dihibur, sehingga kita takut.
2. Badut tak bisa diprediksi
Menurut sebuah artikel ilmiah dari Scientific American, badut adalah 'pengecoh.' Baju, makeup, serta aksesoris yang berlebihan membuat dirinya juga bisa berbuat apapun, lepas dari ikatan norma masyarakat.
Secara konvensional, hal ini dibuat untuk menghibur, mulai dari sulap sederhana hingga melakukan komedi slapstik. Namun hal ini lama-lama dipahami sebagai hal yang mengerikan, karena makin lama sulap dari badut makin dianggap payah, dan badut jadi memiliki banyak hal untuk dilakukan tanpa kita bisa prediksi.
Hal-hal di luar nalar bisa dilakukan karena badut bisa mendorong batasan yang dimiliki masyarakat biasa, hanya karena badut sudah dipahami sebagai orang berpakaian lebay dan bertujuan menghibur.
3. Ketakutan akan hal asing
Ternyata ketakutan akan badut adalah hal yang sederhana, karena kita takut akan hal asing. Hal ini pernah jadi objek penelitian seorang dokter bernama Penny Curtis dari University of Sheffield, di mana dia membuat polling untuk anak berusia 4 hingga 16 tahun yang menginap di sebuah rumah sakit anak yang dipenuhi gambar badut sebagai interior.
Hasil dari penelitian ini justru badut memberi ketakutan pada anak-anak, bahkan pada anak yang cukup muda untuk tahu bahwa badut kini bahkan sudah jadi objek film pembunuhan dan horror.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak-anak cenderung melihat badut sebagai benda asing yang mengerikan. Tentu melihat gambar badut sangat berbeda dengan melihat gambar anak-anak, atau kucing, atau benda lain yang lebih umum. Badut sangat sulit dikategorikan untuk masuk ke dalam jenis apa.
4. 'Teori Uncanny' dari Freud
Dalam publikasinya tahun 1919, bapak psikologi dunia Sigmund Freud menjelaskan bahwa kita bisa ketakutan dengan sesuatu yang umum namun tak umum dalam waktu bersamaan. Hal ini dicontohkannya dengan terkadang rasa tidak nyaman yang muncul dari orang yang tak memiliki lengan karena diamputasi, dan lain sebagainya.
Teori ini dielaborasi oleh profesor dari Harvard bernama Steven C. Schlozman dalam konteks badut. Ia menjelaskan bahwa badut mempunyai bentuk yang hampir sama dengan manusia. Namun, badut memiliki bagian tubuh yang dilebih-lebihkan dengan sengaja. Mulai dari hidung besar berwarna merah, dan sepatu yang sangat besar. Bagi sebagian orang, hal ini bisa membuat tak nyaman ataupun takut, seperti halnya seseorang yang diamputasi tadi. Padahal hal tersebut normal saja.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengupas jenis-jenis fobia paling umum di dunia, dari ketakutan terhadap situasi sosial sampai ketinggian!
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 10 jenis fobia aneh dan mungkin tidak masuk di akal.
Baca SelengkapnyaOrang yang takut dengan kucing disebut juga dengan aulirofobia.
Baca SelengkapnyaAstraphobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh ketakutan berlebihan terhadap petir dan kilat.
Baca SelengkapnyaEmetophobia bisa diobati dengan terapi dan konsumsi obat-obatan.
Baca SelengkapnyaPenderita BDD sering merasa cemas dan terobsesi dengan kekurangan yang dirasakan pada tubuhnya.
Baca SelengkapnyaPerasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.
Baca SelengkapnyaDalam konteks pekerja kantoran, tekanan dan tuntutan pekerjaan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk munculnya anxiety disorder.
Baca Selengkapnya