Di awal operasional, TopJek tak akan merugi
Merdeka.com - Banyaknya bisnis aplikasi ojek online seperti jamur di musim penghujan. Sebut saja Go-Jek, GrabBike, Blu-Jek, dan bahkan muncul pemain baru seperti, TopJek membuat persaingan di bisnis ini sungguh sangat ketat.
Tak jarang dari mereka harus rela rugi manakala bertarung soal harga gara-gara strategi promo yang dilakukannya. Maklum saja, mereka berani seperti itu lantaran tak ingin ditinggalkan oleh konsumennya.
Namun, itu akan beda cerita dengan TopJek. Menurut Co-founder sekaligus Direktur, TopJek, Cempaka Adinda Devi, sebagai pemain baru di industri ini, pihaknya enggan mengikuti jejak pendahulunya yang harus berdarah-darah merugi. Bahkan, dirinya sesumbar di awal operasionalnya nanti di November, TopJek tak akan mengalami kerugian.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Kenapa driver ojek online pakai jalan tikus? 'Jalan Tikus' atau jalan tembus. Jalan favorit bagi pengendara motor. Jalan yang biasanya hanya cukup dilewati satu motor. Saling terhimpit di gang sempit. Di tengah permukiman padat penduduk. Di antara gedung pencakar langit ibu kota. Membentang di atas lintasan sungai. Bahkan di jembatan yang hanya terbuat dari bambu.
-
Bagaimana cara driver ojek online melewati jalan tikus? Melintas di jalan tikus tak boleh ugal-ugalan. Sopan santun tetap dijaga. "Kanan kiri rumah orang, ada anak-anak yang main, bapak-bapak duduk pinggir jalan. Harus permisi ."
-
Kenapa ojek muncul? Ide ini muncul dari kondisi jalan desa yang rusak serta tak bisa dilalui oleh mobil sehingga, ditawarkan jasa transportasi lain berupa ojek sepeda.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
-
Bagaimana kondisi motor driver ojol tersebut? Isi Pesan di Helm 'Terima kasih sudah naik ojek bapak saya. Maaf kalau bapak bawanya pelan ya kak.. Karena bapak sudah tua. aku takut bapak kenapa-napa kak. Motor juga sudah rusak. Terimakasih kak..' isi pesan yang ditulis tangan itu. Rupanya, driver ini memang sudah tak lagi muda. Usianya sudah menginjak 60 tahun, namun tetap harus bekerja untuk keluarganya. Karena itu juga, anaknya juga merasa cemas pada bapaknya.
"Siapa bilang bakal rugi, kita punya strategi buat tidak rugi seperti yang lain. Kita minimize mungkin budget kita. Kalau mereka kan berani bertarung harga, kita enggak. Tapi, promo tetap akan ada, namun tidak seperti yang lain," ujarnya kepada Merdeka.com di kantornya, Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (8/10).
Sayangnya, ia tidak menyebutkan detail promo yang seperti apa sehingga pernyataannya tak merugi saat promo belum bisa dianalisis. Di sisi lain, isu privasi konsumen memang sedang menjadi topik yang hangat bagi kalangan pengguna ojek online. Pasalnya, tak jarang mereka mendapatkan pesan dari pengemudi ojek online di luar pesanan mereka.
Kelemahan privasi yang ada di layanan ojek online sebelumnya diklaim jadi jadi fokus perusahaan supaya bisa bersaing dengan pemain lain yang sudah lebih dulu hadir.
"Kita akan buat pengemudi tidak bisa menghubungi pengemudi secara langsung. Di aplikasinya Topjek sudah dibuatkan fitur chatroom khusus yang dapat dipakai untuk komunikasi pengemudi dan pengguna layanan, jadi nomor telepon tidak diekspos," kata Cempaka.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDi balik nama besar Joglosemar sebagai salah satu moda transportasi umum populer di Yogyakarta, ternyata ada kisah menarik dari sang pemilik.
Baca SelengkapnyaKisah pria dulu bos rental mobil namun bangkrut dan jatuh miskin. Kini tumbuh menjadi seorang pengusaha kuliner berjualan nasi telur yang sukses.
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaNama Jusuf disodorkan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaPria asal Sragen yang membagikan cerita inspiratifnya meraih kesukesan berjualan di pinggir jalan dengan penghasilan jutaan rupiah per hari.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca Selengkapnya