Di Twitter, pendukung Donald Trump ternyata didominasi 'bot'
Merdeka.com - Iklim politik di Amerika Serikat sedang panas, karena 8 November mendatang akan ada pemilihan presiden yang kandidatnya adalah Donald Trump dan Hillary Clinton. Meski sudah ada fasilitas berupa debat untuk beradu argumen, keduanya ternyata juga menggunakan sosial media untuk berkampanye.
Masyarakat pun menyukai Twitter sebagai media mereka mendapatkan info tentang pemilihan presiden mendatang. Dukungan yang besar jgua datang dari masyarakat internet atau lebih dikenal dengan netizen. Namun benarkah mereka benar-benar mendukung lancarnya pemilihan presiden?
Dilansir dari The Next Web, sebuah studi di University of Oxford menunjukkan bahwa kedua kandidat mendapat dukungan berupa bot Twitter. Kedua bot ini ada dalam berbagai twit pro-Trump maupun pro-Hillary. Dalam hal ini bot untuk Trump jauh lebih banyak, yakni mencuit sebanyak 576.178 kali dan masih akan tetap mencuit hingga kampanye selesai. Prosentase bot dari pendukung Trump ternyata cukup besar, yakni 32,7 persen tatu hampir mencapai sepertiga.
-
Siapa yang yakini Meta AI jadi asisten AI terbanyak? Pada kesempatan tersebut, CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyampaikan keyakinannya tentang masa depan Meta AI.
-
Bagaimana konten AI bisa mempengaruhi hasil pemilu? Hal ini dapat mempengaruhi kualitas diskursus politik dan bahkan berpotensi mempengaruhi hasil pemilihan umum.
-
Apa saja contoh Konten AI yang trending? Konten AI, yang dapat menghasilkan berbagai format seperti teks, gambar, video, dan audio, memberikan potensi yang besar untuk membuat konten yang kreatif dan inovatif. Beberapa contoh konten AI yang trending meliputi gambar AI, video AI, dan musik AI.
-
Bagaimana Konten AI membantu trending? Konten AI dapat membantu dalam menciptakan konten yang menarik dan relevan, sehingga dapat dengan mudah dibagikan dan viral di media sosial, meningkatkan tren konten tersebut.
-
Kenapa Meta AI diklaim jadi asisten AI paling banyak digunakan? Ia menambahkan bahwa Meta AI berada di jalur yang benar untuk menjadi asisten AI generatif yang paling banyak digunakan pada akhir tahun 2024.
-
Bagaimana Konten AI membantu Trending? Konten AI dapat membantu membuat konten yang relevan dan menarik, yang dapat membantu meningkatkan visibilitas dan popularitas konten tersebut.
Hillary pun memiliki bot, namun hanya sedikit. Terhitung bot Hillary hanya mencuit sebanyak 136.639 kali. Angka ini tak seberapa dari jumlah bot dari Trump yang sepertinya justru jadi mayoritas dan 'menyetir' netizen untuk mendukung Trump.
Lebih lanjut, studi tersebut menunjukkan bahwa lalu lintas Twitter selama kampanye di Amerika Serikat didominasi bot dengan jumlah sebanyak 23 persen dari keseluruhan. Menurut salah satu peneliti, Profesor Howard yang diwawancarai BBC, 1 dari 4 bot yang ada di Twitter bisa jadi adalah bot dari Trump.
Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi akun-akun Twitter yang mendukung kampanye menggunakan hashtag tertentu. Dari sini terlihat mana akun asli mana yang bot. Bot ini pun ternyata punya kelakuan mencuit yang sangat aneh, dengan mencuit minimal 200 kali selama masa debat dan beberapa hari setelahnya. Jadi, bot ini akan mencuit rata-rata 50 twit kampanye per harinya. Jumlah ini tentu melebihi frekuensi mencuit manusia pada umumnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Mei 2023, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Trump sebesar USD 2,5 miliar atau setara Rp37,4 triliun.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran unggul di pemilih yang mempunyai media sosial maupun yang tidak mempunyai media sosial.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga unggul di pengguna aplikasi Whatsapp, disusul Anies dan terkahir Ganjar.
Baca SelengkapnyaTiga bakal calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024 sangat aktif di media sosial (medsos), khususnya Instagram dan X (Twitter).
Baca SelengkapnyaSentimen negatif tersebut diungkapkan oleh lembaga analis media sosial Drone Emprit di Twitter atau X yang diterbitkan hari ini (14/12).
Baca SelengkapnyaPrabu menambahkan, selain volume percakapan ada parameter yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana popularitas cawapres di media sosial.
Baca SelengkapnyaThreads telah mencetak rekor pertumbuhan pengguna sejak diluncurkan pada hari Rabu.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaSikap anak muda yang cenderung mendukung Palestina sudah ada sejak lama sebelum TikTok ada.
Baca Selengkapnya