Ditegur Lantaran Sering Main PUBG Mobile, Remaja 17 Tahun Ini Bunuh Diri
Merdeka.com - Haryana, seorang remaja 17 tahun di Jind, India, bunuh diri setelah dilarang main PUBG Mobile oleh ibunya. Sang ibu diduga mengambil paksa smartphone yang dipakai untuk main PUBG Mobile.
Mengutip laman First Post, Selasa (9/7), Haryana disebut-sebut telah putus sekolah, setelah menyelesaikan kelas X (kelas 1 SMA), tahun lalu.
Keluarganya menyebut Haryana menghabiskan sebagian besar waktunya untuk main PUBG Mobile di smartphone.
-
Bagaimana remaja itu bunuh diri? Diduga remaja tersebut bunuh diri dengan cara loncat dari ketinggian.
-
Kenapa remaja itu bunuh diri? 'Aku jg ingin bahagia dan memiliki kehidupan normal'. 'DUNIA INI INDAH, TAPI TIDAK DENGAN DUNIAKU'. 'Im gagal'.
-
Apa yang menyebabkan bunuh diri pada remaja? Dalam seminar tersebut, dijelaskan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Direktur Kesehatan Jiwa, Imran Pambudi, menyebutkan bahwa faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, hingga lingkungan memainkan peran besar dalam munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.
-
Kenapa chatbot menyuruh remaja itu bunuh diri? Dalam gugatan yang diajukan pada Selasa di Pengadilan Distrik AS di Orlando, menuduh chaboat itu telah lalai yang menyebabkan kematian dan penderitaan emosional seorang remaja. Setzer menggunakan chatbot yang diidentifikasi sebagai karakter 'Game of Thrones', Daenerys Targaryen. Keduanya terlibat percakapan seksual selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan bahkan menyatakan keinginan untuk berhubungan badan. Selain itu, dalam gugatan tersebut disebutkan bahwa chatbot pernah menanyakan apakah Setzer berpikir untuk melakukan bunuh diri demi sang chatbot.
-
Bagaimana siswa SMP itu mencoba bunuh diri? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Kenapa remaja berisiko tinggi untuk bunuh diri? 'Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di Jakarta. Yang berisiko adalah 13,8 persen dari 910 remaja (125),' kata Nova dilansir dari Antara. Nova menjelaskan remaja adalah orang yang masih senang mengambil risiko dan merasa mampu melakukan segala-galanya. Pada usia remaja, kematian sepertinya masih jauh sehingga akhirnya banyak mengambil keputusan-keputusan yang ceroboh (reckless). Pemikiran mereka juga abstrak.
Sekadar informasi, ayah Haryana merupakan seorang polisi. Kedua orangtuanya disebut-sebut seringkali memarahi Haryana karena berhenti sekolah dan terlalu sering main smartphone.
"Saya sedang bertugas pada Sabtu malam, ketika istri saya mendapati Haryana tengah main PUBG Mobile di kamarnya. Istri saya langsung mengambil smartphone anak itu. Istri saya juga yang mendapati Haryana gantung diri besok paginya," kata sang ayah.
Polisi setempat dilaporkan tidak menerima pengaduan resmi mengenai insiden bunuh diri ini. Namun, kepada media, pihak kepolisian menyebut, masalah ini sedang diselidiki.
Insiden semacam ini telah meningkat selama beberapa bulan terakhir.
Minggu lalu misalnya, seorang anak berusia 15 tahun di distrik Thane, Maharashtra, India, diduga membunuh kakak lelakinya hanya gara-gara memarahi remaja yang sedang main PUBG di smartphone milik sang kakak.
Masih terkait PUBG Mobile, pada 6 Juli 2019, Yordania memblokir PUBG Mobile karena gim tersebut disebut-sebut terlalu banyak menimbulkan dampak negatif pada pemainnya.
Negara-negara lain juga memblokir PUBG Mobile karena gim ini dinilai lebih banyak dampak negatifnya.
Sejumlah negara yang memblokir PUBG Mobile adalah Iran, Nepal, negara bagian Gujarat, India, serta provinsi Aceh.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu pendekatan yang khusus agar anak tidak kecanduan terhadap handphone dan game online.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca SelengkapnyaRAS (16) menembakkan senapan angin PCP jenis Dejeluk hingga akhirnya terkapar dan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon kelapa
Baca SelengkapnyaHoerrudin menduga kalau pembunuhan yang dilakukan pelaku kepada korban sudah terencana.
Baca SelengkapnyaSeorang anak SD berusia 13 tahun depresi berat karena HP yang dibeli dengan tabungannya dijual oleh orang tuanya.
Baca SelengkapnyaPemuda berinisial JP (23) nekat membegal temannya. Dia berdalih butuh uangnya untuk biaya yasinan acara 40 hari kematian ayahnya.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan warga di pinggir jalan di Sekayu, Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSiswa SMA, MR (16) menyerahkan diri ke kantor polisi setelah lawannya duel, FR (18), tewas. Dia pun menceritakan alasannya melakoni pertarungan maut itu.
Baca SelengkapnyaKorban ternyata bukan kali ini saja mengalami aksi bullying.
Baca SelengkapnyaPelaku memberi uang sebesar Rp330 ribu ke warga bernama Pahrudin untuk membunuh dirinya, namun permintaan itu tidak diindahkan oleh Pahrudin.
Baca SelengkapnyaSebelum membunuh sang ibu, pelaku dimarahi ayahnya dengan kata-kata yang memicu emosi.
Baca Selengkapnya