East Ventures Kucurkan Investasi Rp 17,3 Miliar ke Startup Kedai Sayur
Merdeka.com - East Ventures kembali pimpin pendanaan untuk startup Kedai Sayur. Dalam keterangan resminya, Jumat (31/5), venture capital tersebut mengguyur investasi sebesar Rp 17,3 miliar ke Kedai Sayur.
Kedai Sayur merupakan perusahaan rintisan teknologi yang memberdayakan pedagang sayur keliling. Nantinya, investasi ini akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan Kedai Sayur dan merekrut mitra pedagang sayur keliling.
Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca mengatakan, pedagang sayur keliling tradisional merupakan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama dan pihaknya ingin mempertahankan budaya tersebut dengan sentuhan teknologi.
-
Siapa yang mengapresiasi startup ekonomi sirkular? Lebih lanjut, Airlangga mengapresiasi banyaknya perusahaan rintisan (startup) dan bisnis baru yang menerapkan prinsip 9R dalam ekonomi sirkular.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Bagaimana TINC Telkomsel Ventures membantu startup berkembang? 'Ini adalah langkah kami untum membangun harmonisasi antara startup dan Telkomsel, karena dengan sinergi yang lebih kuat, startup bisa berkembang lebih baik dan mencapai pasar yang lebih luas,' tambahnya.
-
Siapa yang mendukung UMKM go digital? Pemerintah berkolaborasi dengan UMKM dan e-commerce untuk menjalankan program, antara lain Gerakan Bangga Buatan Indonesia, ASEAN Online Sale Day, dan Hari Belanja Online Nasional.
"Pedagang sayur keliling kemungkinan sudah ada sejak ratusan tahun lalu dari zaman penjajahan di Indonesia," jelasnya.
"Menariknya, pedagang sayur keliling masih bertahan hingga sekarang di lingkungan modern ini, bersanding dengan supermarket dan toko kelontong lainnya yang bertumbuh dengan cepat. Meski demikian, pedagang keliling merupakan cara ternyaman bagi konsumen untuk mendapatkan kebutuhan hariannya," tambahnya.
Potensi besar ini digambarkan dengan setiap harinya masyarakat Indonesia mengonsumsi berbagai produk segar seperti sayuran, buah, daging, dan ikan. Pada tahun 2017 saja, jumlah konsumsi produk segar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya diperkirakan mencapai Rp 120,9 triliun.
Hingga hari ini, hampir seluruh produk segar tersebut dijual dan didistribusikan dengan mengandalkan pedagang keliling yang lebih dikenal dengan sebutan “tukang sayur”.
Kedai Sayur didirikan pada akhir tahun 2018 dengan misi untuk memberikan pedagang sayur produk dagangan dengan kualitas dan harga terbaik di pasarnya. Perusahaan ini didirikan oleh mantan Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group, Adrian Hernanto, beserta kedua rekannya, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian.
"Telah sekian lama banyak pemain berusaha mengatasi permasalahan ini, namun belum ada yang benar-benar berhasil," ujar CEO Kedai Sayur, Adrian Hernanto.
Dia pun sesumbar jika melalui jaringan Kedai Sayur yang luas dan penggunaan teknologi, dipercaya dapat memberdayakan pasar produk segar dan membuktikan bahwa penduduk ekonomi tingkat manapun, termasuk tukang sayur, dapat merasakan manfaat dari inklusi teknologi.
"Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan," terangnya. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerjasama ini bertujuan untuk membuka koridor investasi antara Korea dan Asia Tenggara
Baca SelengkapnyaAntler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski Indonesia masih punya potensi besar, namun harus diakui dari sisi pendanaan yang digelontorkan investor tak seperti tahun 2021.
Baca SelengkapnyaVinVentures berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem startup teknologi di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTelkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.
Baca SelengkapnyaPerusahaan ingin berkontribusi untuk mendorong produk dan produsen lokal untuk naik kelas dan go international.
Baca SelengkapnyaFSIA yang mengangkat tema Fast Forward to Future Food
Baca SelengkapnyaProgram akselerator ini akan berfokus untuk menjaring startup dengan model bisnis Direct-to-Consumer (D2C) terutama bidang retail dan kecantikan (beauty).
Baca SelengkapnyaOversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berambisi untuk menyalurkan pembiayaan senilai Rp1,8 triliun untuk sektor UMKM hingga akhir 2023.
Baca SelengkapnyaPendanaan ini diberikan oleh SEEAA dan New Energy Nexus melalui Indonesia 1 Fund sebagai co-investor.
Baca SelengkapnyaNamun investor juga menuntut model bisnis yang jelas dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya