East Ventures siapkan dana 27,5 juta dollar untuk startup ASEAN
Merdeka.com - Perusahaan modal ventura East Ventures menyiapkan dana 27,5 juta untuk diinvestasikan pada startup tahap awal atau early-stage di kawasan Asia Tenggara. Bersama tiga orang partner, yakni Willson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama, perusahaan ini tetap fokus menginvestasikan dananya untuk founder yang baru mendirikan startup di Asia Tenggara.
Dalam rilisnya Kepada Merdeka.com kemarin (11/1), ini merupakan pendanaan tahap kelima East Ventures yang disiapkan bagi investasi tematik demi meningkatkan ekosistem startup di kawasan.
Kesiapan perusahaan ini didorong data dari Temasek Holdings bahwa Asia Tenggara merupakan pemimpin pertumbuhan pengguna internet tinggi di Asia. Nilai ekonomi internetnya diproyesikan mencapai 200 miliar di 2025.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Bagaimana TINC Telkomsel Ventures membantu startup berkembang? 'Ini adalah langkah kami untum membangun harmonisasi antara startup dan Telkomsel, karena dengan sinergi yang lebih kuat, startup bisa berkembang lebih baik dan mencapai pasar yang lebih luas,' tambahnya.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
Dikenal sebagai satu investor startup agresif di Asia, saat ini East Ventures memiliki 80 portofolio yang aktif di kawasan Asia Tenggara. Pada 2015-2016, perusahaan ini mencatat pertumbuhan 133 persen untuk startup yang didanai, menjadi 774 kesepakatan dari 331. Setiap tahun, bisa dikatakan, perusahaan ini mendanai 20 startup baru, dengan hasil sekitar 75 persen mendapat investasi lanjutan.
Fokus pada startup tahap awal atau early-stage, beberapa startup Indonesia yang didanai East Ventures antara lain Tokopedia, Traveloka, Kudo, Shopback, IDNTimes, Moka POS, Talenta, Jurnal, Jojonomic, dan Ralali. Kemudian ada Popbox, Ruangguru, Cermati, 99co, Glints, dan lain-lain.
Albert Lucius, Co-Founder dan CEO Kudo, berpendapat tiada venture company lain di Asia Tenggara yang bisa menyamai nilai tambah dari East Ventures. Baik sebagai investor maupun entreprenuer, yang menghargai filosofi yang dimiliki pro-founder.
"Sebagai founder saya melihat hal itu merupakan keuntungan bekerja sama dengan investor," ujar Albert.
Sementara William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, berpendapat, sebagai investasi pertama East Ventures, kami telah menjalani hubungan yang erat selama sekitar 7 tahun. "Loyalitas mereka ke perusahaan portofolio telah membangun jaringan portofolio yang luas dan membantu membangun efek jaringan antar pengusaha di komunitas startup Asia Tenggara."
Tak hanya itu, East Ventures juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah lokal dan regional. Kerja sama itu dilakukan untuk membantu menemukan tren dan kesempatan di sektor teknologi masing-masing wilayah.
Di Indonesia, East Ventures memiliki dua co-working space yang diberi nama EV Hive. Satu di Taman Puring, Jakarta Selatan, dan satu lagi di BSD City, Tangerang Selatan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia.
Baca SelengkapnyaKerjasama ini bertujuan untuk membuka koridor investasi antara Korea dan Asia Tenggara
Baca SelengkapnyaVinVentures berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem startup teknologi di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaProgram akselerator ini akan berfokus untuk menjaring startup dengan model bisnis Direct-to-Consumer (D2C) terutama bidang retail dan kecantikan (beauty).
Baca SelengkapnyaTelkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.
Baca SelengkapnyaLebih lanjut, berikut ini alasan pentingnya menjaga pertumbuhan startup!
Baca SelengkapnyaNilai pendanaan program ini pada gelombang pertama mencapai USD400.000 atau setara Rp6,24 miliar.
Baca SelengkapnyaPembiayaan ini mengkombinasikan prinsip kredit bank konvensional dan investasi modal ventura untuk menarget startup teknologi Indonesia.
Baca SelengkapnyaFSIA yang mengangkat tema Fast Forward to Future Food
Baca SelengkapnyaAda 6 tantangan yang perlu diselesaikan agar ekonomi digital Indonesia tembus Rp9.732 triliun di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaTujuh startup terpilih telah menampilkan inovasi digitalnya yang berkolaborasi dengan Telkomsel dan AppWorks.
Baca SelengkapnyaBesarnya biaya tinggi dipicu beberapa faktor, di antaranya minimnya petani.
Baca Selengkapnya