Ekosistem startup Singapura buruk
Merdeka.com - Seseorang pernah bertanya kepada saya: “Apa yang kurang dari ekosistem startup di Singapura, selain tentunya, investasi?”
Ini agak lucu, karena saya juga pernah berbincang dengan investor tahap awal yang mengeluh bahwa tidak banyak perusahaan yang bagus untuk didanai.
Kenyataannya, uang selalu ada. Tentu, uang untuk startup lebih sulit untuk didapat daripada yang lainnya, tapi uang selalu ada.
-
Bagaimana teknologi di Singapura membantu perusahaan? Pertumbuhan AI, peningkatan fokus pada keamanan siber dan peralihan yang berkelanjutan menuju digital mengarah pada pertumbuhan pekerjaan teknis
-
Dimana perusahaan teknologi Singapura berkembang? “Dari perspektif geografis, Singapura adalah basis yang baik bagi perusahaan teknologi yang ingin memasuki Asia Tenggara dan pasar APAC lainnya,” jelasnya.
-
Mengapa globalisasi teknologi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi? Globalisasi IPTEK membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi transfer teknologi dan informasi antar negara.
-
Bagaimana etos kerja dapat meningkatkan produktivitas? Ketika seseorang memiliki etos kerja yang tinggi, mereka mampu mengelola waktu dengan efisien dan fokus pada prioritas yang benar-benar penting. Mereka tidak mudah terganggu oleh hal-hal yang tidak relevan dan mampu mempertahankan kualitas kerja yang baik meskipun dalam situasi sulit. Selain itu, mereka berkomitmen untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan seringkali melampaui ekspektasi yang ada.
-
Bagaimana IPTEK membantu perkembangan? Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk sebuah kemajuan.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
Apakah Anda seorang waiter atau doer?
Anda sudah mendengarnya ribuan kali, perkenankan saya mengulangi hal klise ini lagi, karena ini benar – investor tidak berinvestasi pada ide, mereka berinvestasi pada orang. Fakta bahwa seorang entrepreneur menghabiskan bahkan sedetik saja membahas tentang ekosistem adalah tanda bahwa mungkin orang tersebut menunggu sesuatu untuk terjadi.
Terlalu banyak startup yang berkhayal menjadi jutawan dalam semalam, gaya Silicon Valley. Entrepreneur sejati tidak mendramatisir, dan tidak menunggu – ekosistem seperti apapun tidak masalah.
Memang, ekosistem mempunyai pengaruh nyata pada kecepatan dan hasil sebuah perusahaan, yang membuat banyak tim masih lebih memilih tetap berada di YCombinator atau 500Startups (daripada terjun ke pasar). Tapi entrepreneur sejati tidak membuang energinya untuk memikirkan hal-hal yang tidak bisa mereka ubah dan lebih memilih untuk berfokus untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara secepat mungkin – dan tentunya bukan merengek tentang ekosistem.
Jangan menyerah hanya karena investor menolak Anda. Investor tidak pernah benar-benar menutup kesempatan investasi bahkan jika awalnya mereka menolak. Entrepreneur yang hebat akan pergi menyelesaikan masalah dan kembali dengan hasil yang luar biasa meski tanpa pendanaan. (Jika Anda tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa uang, Anda tidak bisa dipercaya dengan uang yang lebih). Ide bisnis yang sama akan terlihat sangat berbeda ketika Anda mulai mendapat pengguna. Percayalah, akan lebih menyenenangkan jika investor memohon-mohon pada Anda untuk menginvestasikan uangnya. Jangan menjadi waiter, jadilah doer.
Product-Market Fit
Startup Anda adalah sebuah produk dan investor Anda adalah pembelinya – mereka membeli sebuah kesempatan berinvestasi. Itulah mengapa Anda tidak perlu berkecil hati jika ditolak oleh seorang investor. Sama seperti produk Anda yang tidak untuk setiap orang, perusahaan Anda juga tidak untuk setiap orang. Bukan berarti startup Anda jelek, bisa saja investor tersebut tidak tepat untuk Anda.
Tapi jika semua investor yang menargetkan pasar yang sama menolak Anda, Anda mungkin perlu berpikir ulang tentang apa yang sedang Anda lakukan atau dimana Anda harus mencari uang. Contohnya, mencari pendanaan untuk jejaring sosial untuk ice-hockey di India adalah ide bodoh – Anda mungkin perlu menggantinya dengan cricket atau pindah saja ke Kanada.
(Tips: seringkali, investor, khususnya angel investor tanpa LP, berinvestasi bukan hanya karena ROI (Return of Investment), bisa saja karena ingin mendukung keadaan sosial yang mereka percaya, atau untuk pamer. Jangan lupa untuk memanfaatkan itu.)
Terus kejar mereka
Mencari pendanaan adalah semacam aktivitas menjual. Sudah ada banyak sekali presentasi yang pernah saya dengar yang ketika investornya berkata 'Tidak', startup tersebut merasa kalah lalu pergi begitu saja dan berkata , 'OK…'
Seperti halnya menjual, jika target pelanggan Anda tidak membeli, Anda kejar mereka sampai Anda tahu mengapa. Hanya ada satu dari dua hasil dari penjualan – Anda mengerti kenapa produk dan pelanggan Anda tidak cocok, atau Anda megubahnya dan menjualnya kembali.
Bahkan terlalu banyak startup yang gagal presentasi meratap, "Investor tidak mempunyai nyali untuk ini," atau ucapan kasar lainnya. Mungkin itu benar, tapi tidak akan membantu Anda kan? Seharusnya Anda bertanya: kenapa mereka tidak membelinya dan bagaimana saya harus memperbaikinya? Jika Anda harus mengejar-ngejar investor untuk mendapatkan jawaban yang bisa Anda pahami dan tindaklanjuti, maka lakukanlah. Pergi dan angkat telepon Anda, ajak mereka makan siang, atau apapun!
(Tips: investor, khususnya di Asia, mungkin sopan dan menolak Anda dengan alasan seperti "Anda terlalu awal" – tapi jangan serta merta menerimanya, minta feedback yang nyata. Kikis ego mereka dengan meminta investor tersebut melatih Anda. Jadilah tulus, otentik, dan gigih!)
Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaFenomena tech winter yang masih akan berlangsung di industri teknologi maupun startup dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaIndonesia tercatat masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.Data Startup Ranking per 14 Juni 2023, terdapat 2.482 startup.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan gaji pekerja startup di Indonesia adalah aksi PHK besar-besaran yang melanda sektor teknologi.
Baca SelengkapnyaPemerintah bekerjasama dengan perusahaan swasta maupun kampus untuk mencetak inkubator baru.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia.
Baca SelengkapnyaWarga SIngapura lebih pilih hidup stabil meski tidak bahagia dalam pekerjaan.
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaKegiatan pertambangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Jangan sampai menyelamatkan manusia dari perubahan iklim, tapi membahayakan keanekaragaman hayati.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.
Baca Selengkapnya