Facebook Disebut Bayar Remaja Untuk Pasang Aplikasi Mata-Mata di Smartphone
Merdeka.com - Raksasa jejaring sosial Facebook kembali tersandung masalah, dan kali ini tetap soal privasi pengguna.
Baru-baru ini, perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu, dituding membayar remaja untuk memasang aplikasi yang memata-matai smartphone mereka.
Mengutip informasi laman Mirror via Tekno Liputan6.com, Kamis (31/2019), para remaja ini secara tak langsung diminta untuk menyerahkan segala aktivitas mereka di smartphone dengan iming-iming berupa kartu hadiah senilai USD 20.
-
Apa yang di gunakan Facebook untuk tampilkan iklan? Tidak hanya itu, kedua raksasa teknologi ini juga mengetahui tempat tinggal, tempat kerja, teman, dan bahkan apa saja yang diminati oleh penggunanya.
-
Mengapa TikTok banyak digunakan anak muda? Fitur-fitur yang mudah digunakan dan konten yang kreatif membuat TikTok menjadi tempat yang menarik bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan teman-teman mereka.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Kenapa anak mudah kecanduan media sosial? Anak-anak cenderung lebih mudah terjebak dalam kecanduan media sosial karena otak mereka sangat responsif terhadap kenyamanan yang ditimbulkan oleh dopamin.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Bagaimana menghasilkan uang melalui media sosial? Dengan jumlah pengguna yang sangat besar, media sosial memberikan banyak kesempatan untuk menghasilkan uang. Mulai dari menjadi influencer, menjual produk atau jasa, hingga berkolaborasi dengan merek.
Setelah kabar ini terkuak, aplikasi yang mulanya berkedok sebagai aplikasi Facebook Research ini langsung ditarik dari App Store. Meski begitu, sampai saat ini pengguna Android masih bisa memasangnya di perangkat mereka.
Sementara TechCrunch melaporkan, Facebook telah membayar anak muda berusia 13-35 tahun untuk memasang aplikasi ini di perangkat mereka. Tanpa sadar, setelah terinstal di perangkat, aplikasi memonitor seluruh aktivitas telepon dan internetan penggunanya. Parahnya, aplikasi ini mengirimkan data tersebut ke Facebook dengan dalih untuk riset.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan medsos ini mengumpulkan data penggunanya. Sebelumnya Facebook mengumpulkan data menggunakan aplikasi VPN bernama Onavo Protect. Namun, Apple segera menghapus aplikasi ini karena dianggap telah melanggar pedoman tentang pengumpulan data penggunanya.
Nah, aplikasi Facebook Research ini rupanya bisa melihat pesan pribadi pengguna, email, riwayat pencarian internet, hingga aktivitas pencarian di internet.
Dalam pernyataannya, Facebook menyebut, "Pada laporan awal, tidak ada hal yang bersifat rahasia tentang aplikasi ini, namun secara harfiah memang menyebut diri sebagai aplikasi Facebook Research."
Facebook berkilah bahwa aplikasi ini tidaklah memata-matai pengguna.
"Ini bukan memata-matai pengguna, karena semua orang yang mendaftar untuk ikut serta telah memberi izin dan dibayar untuk berpartisipasi (dalam penelitian)," kata Facebook dalam pernyataannya.
"Hasilnya, kurang dari lima persen orang yang memilih untuk berpartisipasi dalam riset pasar ini merupakan remaja. Semuanya telah menyertakan form persetujuan dari orang tua," kilah Facebook.
Menurut Anda?
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaLewat grup telegram untuk memberikan konten- konten pornografi mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Baca SelengkapnyaTikTok tak terima dengan besarnya biaya yang harus dibayarkan karena kesalahan ini.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, tersangka menawarkan video porno berbayar itu melalui media sosial Facebook.
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya mengungkap bisnis video gay anak atau video gay kids (VGK) di media sosial. Dua tersangka ditangkap, termasuk seorang remaja.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar praktik prostitusi online terhadap dua remaja di bawah umur.
Baca Selengkapnyapelaku meretas email dan mobile banking menggunakan username yang ada di alamat email korban. Tabungan korban mulai berpindah ke rekening pelaku.
Baca SelengkapnyaKini, masyarakat Indonesia kini bisa menikmati layanan verifikasi akun yang telah tersedia dan dapat dibeli melalui Instagram atau Facebook.
Baca SelengkapnyaPolres Jakarta Timur menggerebek markas penyedia judi online jaringan internasional di Matraman, Jakarta Timur. Sepuluh orang tersangka berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaIroni Dua Pelajar di Sumsel jadi Promotor Judi Online, Diimingi Upah Rp1 Juta
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca Selengkapnya