Facebook miskin inovasi atau memang plagiat?
Merdeka.com - Kabarnya, Facebook siap aplikasikan simbol hashtag (#) di dalam situsnya untuk memaksimalkan kerja dari Graph Search. Namun, apabila dicermati, Facebook tidak punya inovasi karena selalu tiru apa yang ada di Twitter.
Tidak dapat dipungkiri apabila Twitter dan Facebook menjadi pesaing di dunia jejaring sosial. Banyak fitur dan produk baru yang diluncurkan kedua situs ini untuk gaet pengguna lebih banyak lagi.
Sayangnya, beberapa fitur yang digunakan di Facebook tidak lain adalah hasil menjiplak atau meniru dari apa yang telah populer dan menjadi trademark Twitter.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Siapa pencipta Facebook Web? Facebook didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.
-
Apa yang di gunakan Facebook untuk tampilkan iklan? Tidak hanya itu, kedua raksasa teknologi ini juga mengetahui tempat tinggal, tempat kerja, teman, dan bahkan apa saja yang diminati oleh penggunanya.
-
Bagaimana Facebook awalnya dibuat? Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Apa yang sedang populer di media sosial? Di media sosial, gambar-gambar artificial intelligence (AI) bertemakan di Disney Pixar tengah digandrungi netizen.
-
Kapan status FB menunjukkan tren yang sedang berkembang? “Jaman sekarang sok keren bisa menjadi keren.. Iya dimata dia sendiri.“
Coba kita ambil contoh, jauh sebelum saat ini, Twitter telah lebih dahulu memopulerkan penggunaan simbol 'at sign' atau '@' yang berfungsi sebagai penanda atau 'pemanggil' pengguna Twitter lainnya. Setelah simbol tersebut populer, Facebook secara diam-diam juga memberlakukan simbol tersebut dengan fungsi yang sama di dalam situsnya.
Beberapa bulan lalu, Facebook juga mengganti nama fitur 'subscribe' menjadi 'follow' seperti yang lebih dahulu digunakan Twitter. Kini, ada rumor baru mengatakan bahwa situs jejaring sosial nomor satu dunia ini juga akan menggunakan satu fitur populer lain di Twitter dalam situs mereka yaitu hashtag.
Walaupun masih sebatas rumor, namun apabila nantinya ternyata penggunaan fitur hashtag tersebut benar, maka dapat dikatakan bahwa Facebook selalu meniru apa yang populer di kompetitor mereka.
Bahkan tidak hanya Twitter saja, News Feed yang baru saja diperkenalkan Facebook beberapa hari lalu juga terlihat mirip dengan apa yang ada di Google+, situs jejaring sosial milik Google.
Kenapa Facebook harus melakukan plagiarisme dengan meniru fitur populer para kompetitornya? Apa karena kurangnya inovasi atau hanya ingin menumpang kesuksesan fitur bersangkutan? Bagaimana menurut Anda? (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon Musk mengancam akan menuntut Meta atas platform Threads barunya.
Baca SelengkapnyaFacebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaSkema bisnis TikTok yang menggabungkan sosial media dengan e-commerce dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMark Zuckerberg luncurkan aplikasi baru bernama Threads. Sosial media baru saingan Twitter.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di China.
Baca SelengkapnyaSebelumnya pembuat kreator memarodikan salah satu program dan logo Indosiar.
Baca SelengkapnyaPeringatan ini dirayakan secara nasional untuk meningkatkan kesadaran dan menarik perhatian publik terhadap plagiarisme di berbagai industri dan tempat kerja.
Baca SelengkapnyaTikTok diminta agar tidak menjalankan bisnis media sosial dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaporan ini dilakukan agar citra Indosiar sebagai lembaga penyiaran yang menyajikan program-program yang sehat untuk masyarakat tidak dirusak.
Baca SelengkapnyaTokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM l
Baca Selengkapnya