Facebook tanggapi mantan petingginya yang menuduh 'media sosial rusak masyarakat'
Merdeka.com - Beberapa hari yang lalu, seorang mantan petinggi Facebook, Chamath Palihapitiya, menyebut bahwa media sosial punya dampak buruk dan 'merusak masyarakat.' Pernyataan ini sepertinya menggugah Facebook untuk angkat bicara.
Melansir The Verge, Facebook memilih untuk menanggapi ha; ini secara langsung. Facebook menyebut bahwa saat ini Facebook sangat jauh berbeda dari perusahaan yang dulu dia naungi, dan persepsinya soal Facebook sudah ketinggalan zaman.
"Chamath sudah tidak di Facebook selama lebih dari 6 tahun. Ketika Chamath di Facebook, kami berfokus untuk membangun pengalaman bermedia sosial yang baru serta mengambangkan Facebook ke seluruh dunia. Facebook adalah perusahaan yang berbeda ketika itu dan sebagaimana kami tumbuh, kami telah menyadari bagaimana menumbuhkan tanggung jawab juga," tulis juru bicara Facebook.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Siapa yang terdampak buruk TikTok? Sistem rekomendasi konten TikTok dan praktik pengumpulan datanya yang invasif menimbulkan bahaya bagi pengguna muda platform ini dengan memperkuat konten depresi dan bunuh diri yang berisiko memperburuk tantangan kesehatan mental yang ada, dua laporan pendamping yang dirilis hari ini oleh Amnesty International menunjukkan.
-
Apa dampak negatif media sosial untuk anak? Seringkali, anak-anak tidak menyadari risiko yang mengancam akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
Pada November lalu, tulis The Verge, sang CEO Mark Zuckerberg menekankan berbagai poin penting kepada investor bahwa Facebook adalah perusahaan yang mementingkan para penggunanya ketimbang keuntungan. Secara tegas, Zuckerberg berjanji untuk mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk memerangi penyebaran berita hoax dan penyalahgunaan platform lainnya.
Pernyataan kritis Palihapitiya kepada Facebook ini beredar luas di seluruh penjuru internet. Bahkan, koran papan atas Inggris, Daily Mail, mencetaknya sebagai halaman depan di edisi kemarin (12/12).
Palihapitiya menyebut "Facebook menciptakan alat yang merobek struktur sosial tetang bagaimana masyarakat berfungsi," dan menyebut "feedback jangka pendek yang didorong dopamin ini menghancurkan fungsi masyarakat," seraya menyebut bahwa ini adalah "masalah global."
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Facebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaFacebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaTernyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menganggap platform media sosial kurang pro aktif berkomunikasi dengan pemerintah terkait pemberantasan judi online.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaAnwar bahkan menyebut Meta sebagai budak zionis setelah perusahaan media sosial itu menghapus otomatis postingannya di Facebook dan Instagram.
Baca Selengkapnya