Facebook, Twitter dan internet justru membuat manusia bodoh
Merdeka.com - Jejaring sosial adalah salah satu hal yang menjadi sangat mainstream karena selalu dibutuhkan oleh banyak orang dalam sehari-hari. Namun, justru kecanduan beraktivitas di jejaring sosial dapat berakibat buruk.
Menurut seorang peneliti dari University of Edinburgh dan juga dari Masdar Institute of Science and Technology bernama Dr Iyad Rahwan, dengan banyak beraktivitas di Facebook dan Twitter maka akan menurunkan kemampuan untuk berpikir secara analisis dan mengikis akal sehat manusia.
Bahkan menurutnya, dengan banyak beraktivitas di Facebook atau Twitter itu maka akan membuat manusia kehilangan waktu untuk menyelesaikan masalah yang mereka punyai.
-
Mengapa orang bingung membuat caption media sosial? Banyak orang kerap bingung bagaimana untuk menulis caption untuk melengkapi postingannya di medsos.
-
Kenapa netizen sering penasaran? Netizen seringkali penasaran dengan riasan makeup, gaya hijab, dan pilihan outfitnya.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
-
Kenapa orang oversharing di media sosial? Oversharing juga acap menjadi pertanda bahwa seseorang menginginkan koneksi dengan orang lain yang tidak disadari.
-
Siapa yang sering bingung membuat caption media sosial? Banyak orang kerap bingung bagaimana untuk menulis caption untuk melengkapi postingannya di medsos.
-
Kenapa opini sulit diverifikasi? Opini sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diuji atau dibuktikan kebenarannya secara objektif. Pendapat pribadi mungkin berbeda-beda dan tidak bisa disepakati oleh semua orang.
Alasan kenapa jejaring sosial khususnya Facebook dan Twitter mengurangi tingkat intelijensi mereka hal itu disebabkan karena rata-rata para netizen selalu mencari jawaban dari pendapat orang-orang banyak dari pada menganalisis suatu masalah dan mencari jawabannya sendiri.
Dikutip dari Daily Mail (05/02), untuk melakukan penelitian ini, Dr Rahwan mengambil sample dari 20 orang dengan 3 trik pertanyaan yang diulang-ulang.
Kemudian, Dr Rahwan menanyakan pertanyaan yang sama kepada kelompok lainnya yang awalnya ditanyakan secara individu dan kemudian secara berkelompok.
Dari uji coba tersebut terbukti bahwa orang-orang yang gemar beraktivitas di situs jejaring sosial masih akan bingung akan jawaban mereka sendiri dan lebih menuruti apa pendapat umum.
Akhirnya, disimpulkan bahwa dengan seringnya beraktivitas di Facebook dan Twitter pada khususnya, membuat seseorang akan lebih mengandalkan pendapat orang lain daripada intuisi diri sendiri.
Rata-rata dari mereka akan menjadi malas untuk berpikir dan menganalisis semua masalah atau juga mencari jawabannya. Memang ada benarkan saran dari orang lain mungkin akan bermanfaat, namun ada pula pemikiran bahwa bisa jadi saran tersebut justru menjerumuskan.
Penelitian sebelumnya juga pernah mengungkapkan bahwa seseorang akan sulit untuk mengingat segala hal karena adanya mesin pencari di internet seperti Google. Dari situlah, maka seseorang akan lebih tergantung dengan jawaban yang ada di internet atau di dunia online.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaSekitar 40 persen Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca Selengkapnya