Facebook umumkan pengembangan baru tangkal berita hoaks
Merdeka.com - Facebook mengumumkan kembali beragam upaya untuk menangani berita-berita palsu. Sebelumnya, perusahaan media sosial besutan Mark Zuckerberg itu telah melakukan serangkaian upaya antara lain menggabungkan kecanggihan teknologi dan tinjauan manusia, termasuk melalui penghapusan akun palsu, bermitra dengan para pemeriksa fakta, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan literasi berita.
Tessa Lyons, Product Manager Facebook mengungkapkan ada beberapa pengembangan upaya yang dilakukan pihaknya untuk menangkal keberadaan berita-berita palsu. Antara lain; Memperluas program fact checking ke beberapa negara.
"Sejak awal peluncuran program third- party fact-checking, kami telah menjalankan program ini di 14 negara dan kami berencana untuk menghadirkan program tersebut ke beberapa negara lainnya hingga akhir tahun ini," kata dia dalam keterangan tertulisnya kepada Merdeka.com, Senin (25/6).
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa fitur baru WhatsApp untuk deteksi hoaks? Saat ini, aplikasi chatting ini sedang menguji fitur pencarian gambar terbalik (reverse image search) yang telah tersedia di versi beta untuk pengguna Android.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
"Melalui program ini, pemeriksa fakta yang sudah disertifikasi akan menilai akurasi berita di Facebook dan sejauh ini mereka telah membantu kami mengurangi penyebaran berita palsu hingga sekitar 80 persen," tambahnya.
Kemudian yang kedua, pihaknya juga memperluas uji coba memeriksa fakta berupa foto dan video. Hal ini karena konten yang diposting setiap harinya mencapai miliar. Sementara, tak bisa dilakukan satu per satu oleh pemeriksa fakta yang diajak bekerja sama oleh Facebook.
"Kami pun memutuskan untuk mengembangkan cara baru untuk mengidentifikasi berita palsu dan mengambil tindakan dengan skala lebih besar," ungkapnya.
Selain itu, upaya yang dilakukannya adalah mengambil tindakan terhadap segala jenis pelanggaran baru yang berulang. Terakhir adalah bekerja sama dengan sejumlah akademisi.
Pada bulan April lalu, kata Lyons, pihaknya mengumumkan sebuah inisiatif baru yang bisa membantu penyelenggaraan riset independen tentang peranan media sosial dalam pemilu, serta demokrasi pada umumnya.
"Komisi riset pemilu yang kami bentuk, saat ini sedang merekrut staf dan menetapkan prosedur hukum dan organisasi yang diperlukan untuk menjadi independen. Dalam beberapa minggu ke depan, komisi ini akan meluncurkan sebuah website dan membuka kesempatan pengajuan proposal untuk mengukur seberapa besar misinformasi yang terjadi di Facebook berikut dampaknya," jelasnya. (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk itu WhatsApp, menghadirkan berbagai fitur upaya mencegah beredarnya hoaks jelang pemilu
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaPernyataan yang disampaikan pemerintah harus lebih simpatik, mengedepankan sisi emosional.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memverifikasi keaslian informasi sebelum menerimanya sebagai kebenaran.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca Selengkapnya