Fantastis! Hacker China buat Amerika rugi belasan triliun rupiah
Merdeka.com - Siapa musuh terbesar Amerika di dunia maya? Agensi Amerika yang satu ini, FBI, punya jawabannya. Percaya atau tidak, para penyerang utama Amerika yang melancarkan agresinya via internet adalah China.
Seperti yang dilansir oleh Phys.org (06/10), salah satu petinggi FBI mengungkapkan bila China berada di daftar paling atas negara dengan hacker yang paling berbahaya terhadap data penting perusahaan-perusahaan Amerika. Bahkan, saat diwawancara oleh CBS, James Comey selaku pimpinan FBI menyatakan bila hampir seluruh perusahaan besar Amerika pernah menjadi korban serangan hacker China.
Imbasnya, kerugian per tahun yang diderita oleh Amerika bisa bisa mencapai belasan triliun rupiah. Salah satu alasan dibalik meningkatnya jumlah 'cyber-attack' yang dilakukan oleh China terhadap Amerika diperkirakan dipicu oleh penangkapan 5 anggota Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang diumumkan pada bulan Mei lalu. Kelima anggota PLA tersebut ditangkap setelah dituding meretas data penting dari perusahaan-perusahaan Amerika untuk diperjualbelikan.
-
Bagaimana hacker China menyerang? Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
-
Kapan hacker China menyerang? Menurut laporan, hacker asal China sedang melancarkan serangan terhadap jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat, dengan fokus pada ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta Senator JD Vance.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa tujuan serangan siber menurut China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
Comey juga menambahkan serangkaian serangan hacker yang berujung pada pencurian data penting tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi terkait dunia industri. Dengan memakai data curian itu, industri China tidak perlu repot-repot berinovasi lagi, cukup menyontek informasi dari perusahaan Amerika.
"Mereka (hacker) dapat mencuri atau mempelajari cara bagaimana sebuah perusahaan Amerika mengadakan negosiasi dengan perusahaan China dengan berbagai metode," ungkap Comey.
Hacker-hacker China tersebut juga dikenal tidak cukup lihai dalam menutupi jejaknya setelah melakukan sebuah serangan. Sehingga, Comey mengibaratkan mereka sebagai pencuri yang mabuk.
"Hacker-hacker itu ibarat pencuri yang mabuk. Mereka langsung menendang pintu depan, dan menjatuhkan vas bunga ketika tengah mencuri televisi Anda," imbuh Comey.
Meski tidak mau menyebutkan jumlah pasti kerugian yang diderita Amerika, Comey menyatakan bila jumlahnya mencapai miliaran dolar atau sekitar belasan hingga puluhan triliun rupiah. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak situs web yang berhasil diretas oleh hacker meski sudah diberi keamanan paling canggih.
Baca SelengkapnyaNilainya sekitar USD8 triliun atau setara Rp123.846 triliun (kurs dolar AS: Rp15.480).
Baca SelengkapnyaPolri juga akan melacak aset-aset lain yang masih tersebar di berbagai akun yang terhubung dengan pelaku judol.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaAkibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaDepartemen Kehakiman Amerika Serikat mewajibkan Binance membayar denda dan penyitaan aset sekitar Rp66,93 triliun.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca Selengkapnya