FCC makin 'garang', operator Negeri Paman Sam menjerit

merdeka.com Sekitar 9 Tahun yang lalu

Merdeka.com - The Federal Communications Commission (FCC) atau organisasi milik Amerika yang mengatur segala jenis komunikasi, untuk pertama kalinya membentuk aturan baru bagi penyedia internet.

Seperti yang dilansir oleh Washington Post (26/02), aturan ini bertujuan untuk mencegah perusahaan telekomunikasi untuk bertindak sesuka hati. Misalnya saja Verizon dan Time Warner Cable “memblokir” website yang mereka tak sukai.

Ketua FCC, Tom Wheeler berpendapat bahwa komisi yang diketuainya, perlu mengambil langkah frontal untuk mempertahankan kebebasan penggunaan internet.

Orang lain juga bertanya?

Untuk itu, penyedia layanan internet saat ini akan menghadapi beberapa peraturan berat.

"Internet telah menggantikan fungsi telepon. Internet adalah terlalu penting untuk memungkinkan penyedia layanan broadband menjadi orang-orang yang membuat aturan," kata Wheeler.

Kebijakan tersebut, sontak ditolak oleh penyedia layanan internet. Bagi mereka, keputusan ini petanda bahwa pemerintah telah melampaui batas intervensi dalam bisnis mereka.

Mereka pun berpendapat bahwa perusahaan yang berbasis online seharusnya berbagi biaya dengan penyedia layanan internet yang sudah menggunakan jasanya untuk menyalurkan konten kepada konsumennya. Bahkan, hal ini justru membantu pihak penyedia layanan internet untuk memperluas jaringan di seluruh negara.

Salah satu perusahaan yang keras menolak aturan ini adalah Verizon. Menurut salah satu orang penting di dalam perusahaan tersebut mengatakan aturan FCC terlalu membebani layanan internet broadband.

"Keputusan FCC merupakan peraturan yang kuno!” tandasnya.

FCC memberikan aturan yang ketat kepada industri telekomunikasi untuk beberapa hal di antaranya, pihak penyedia layanan internet tidak bisa memblokir atau menghentikan layanan web seperti Netflix.

Mereka tidak bisa memperlambat konten dari situs web tertentu. Dan mereka tidak bisa mempercepat lalu lintas situs web, terutama dengan imbalan uang.

Hal serupa juga diberlakukan untuk operator nirkabel seperti Verizon Wireless, Sprint dan T-Mobile, yang menyediakan layanan Internet untuk puluhan juta smartphone dan tablet.

Lalu, apakah aturan ini juga akan ditolak penyedia layanan internet di Indonesia? (mdk/bbo)