Fintech Punya Data yang Lebih Kaya
Merdeka.com - Di era digital saat ini, data merupakan kunci untuk menentukan strategi ataupun memutuskan keputusan penting. Semua sektor industri membutuhkan hal itu. Termasuk juga perbankan.
Menurut Direktur Teknologi dan Operasi, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indra Utoyo, untuk menghadapi era digital seperti sekarang, dibutuhkan data-data yang selalu memiliki pembaharuan. Data-data yang dimiliki perbankan pada umumnya, bukanlah data yang memiliki pembaharuan.
"Bank itu memang punya banyak data. Namun, data tersebut bukanlah data yang selalu memiliki pembaharuan setiap saat. Istilahnya itu hanya data struktur saja. Bukan data yang kaya informasi atau unstructured," jelasnya saat acara diskusi TIK-Talk yang digelar Dewan Teknologi dan Informasi Nasional (Wantiknas) di Jakarta, Selasa (2/4).
-
Bagaimana fintech bisa memaksimalkan potensi data? Semakin banyaknya pengguna di industri fintech maka akan semakin banyak data yang dihimpun. Anggota Steering Committee Eddi Danusaputro menyatakan pentingnya memaksimalkan potensi data dalam pengembangan AI.'Fintech perlu menjadi penggerak implementasi AI karena data yang dimiliki sudah cukup untuk mengembangkan model AI yang optimal' kata Eddi.
-
Apa peluang baru yang diciptakan oleh fintech? Selain itu, perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam industri keuangan, di mana fintech (teknologi keuangan) telah menciptakan peluang baru dan mengubah cara layanan keuangan disajikan.
-
Dimana fintech lending memberikan pinjaman? Ternyata Ini Alasan Banyak Orang Pinjam Modal ke Pinjol Dibanding ke Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Mei 2023 pembiayaan untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), melalui jasa financial technology (fintech lending) mencapai Rp51,46 triliun.
-
Bagaimana Gen Z memanfaatkan fintech untuk belanja? Data menunjukkan bahwa 67 persen pengguna fintech memanfaatkan BNPL untuk berbelanja tanpa harus melakukan pembayaran di awal.
-
Bagaimana orang kaya berinvestasi? Kebiasaan lain orang kaya dalam mengelola keuangan ialah selalu mengutamakan untuk membeli produk investasi. Instrumen keuangan ini bukan hanya bisa sebagai alat untuk menyimpan aset tetapi juga mengembangkannya secara maksimal.
Lain hal dengan data yang dimiliki perusahaan financial technology (Fintech). Data yang dimiliki perusahaan tersebut lebih kaya akan informasi mengenai penggunanya. Sebab, semua aktivitas penggunanya dapat termonitor dengan jelas. Sehingga, keputusan penting untuk mengembangkan produk akan lebih cepat dan tepat.
"Kalau fintech itu datanya bagus. Mereka lebih bicara soal data yang kaya. Dengan banyak data, itu lebih enak. Kita bisa memutuskan keputusan dengan cepat," kata dia.
Maka dari itu, lanjut Indra, solusi untuk bisa mendapatkan informasi yang lebih update, adalah dengan masuk ke industri fintech. BRI pun telah melakukan cara itu melalui anak usahanya, BRI Agro dengan meluncurkan aplikasi Pinjaman Tenang (Pinang). Aplikasi Pinang ini diluncurkan pada akhir Februari lalu, memiliki plafon setara dengan layanan P2P milik fintech yakni mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 20 juta dengan tenor 1-12 bulan.
"Caranya ya masuk ke Fintech. Seperti yang kami miliki melalui aplikasi Pinang ini," terangnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga kuartal III-2023, industri fintech di Indonesia mendominasi hingga sekitar 33 persen dari total pendanaan perusahaan fintech di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPasar negara berkembang juga akan menarik investasi karena karakteristiknya yang menguntungkan.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaPada Juni 2023, simpanan orang kaya di atas Rp 5 miliar di perbankan mecapai Rp4.241,9 triliun, tumbuh 6,49 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaProgram ini diharapkan mendorong adopsi fintech dan meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan, manfaat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia dalam jumlah populasi terbanyak yang tidak memiliki akses keuangan, di bawah India, China.
Baca SelengkapnyaFintech dapat terhubung dengan mudah melalui satu API Tunggal, menciptakan nilai yang signifikan dalam model pengambilan keputusan konsumen.
Baca SelengkapnyaDANA terus berupaya mengembangkan teknologi yang tepercaya (trusted), ramah dan mudah digunakan (friendly), serta bisa diakses oleh siapapun (accessible).
Baca SelengkapnyaKini semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan perubahan peraturan yang menguntungkan yang dibawa oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca SelengkapnyaDalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Baca SelengkapnyaTransaksi kripto mudah dilacak karena ada jejak digital yang tidak bisa dihapus.
Baca SelengkapnyaDi dunia hanya ada 3 orang yang masuk jajaran elit global dengan kekayaan Rp 3.000 triliun. Siapa mereka?
Baca Selengkapnya