Fitur Baru Facebook dan Instagram Tangkal Hoaks
Merdeka.com - Kabar hoaks dan misinformasi bisa menjadi masalah besar di zaman media sosial ini. Pasalnya, ketika sebuah informasi diunggah di lini masa media sosial, informasi itu bisa cepat menyebar dan dibagikan hingga ribuan kali dalam waktu singkat.
Facebook pun terus berjuang keras untuk mengatasi keberadaan hoaks dan misinformasi di platform-nya.
Kini, Facebook mencoba mengatasi hoaks dan misinformasi dengan menandai unggahan di Facebook dan Instagram dengan penerapan label.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Kenapa orang oversharing di media sosial? Oversharing juga acap menjadi pertanda bahwa seseorang menginginkan koneksi dengan orang lain yang tidak disadari.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Pada praktiknya, jika di Facebook atau Instagram ada unggahan yang diberi label, kemungkinan unggahan tersebut merupakan konten hoaks atau misinformasi.
"Pada bulan depan, konten di Facebook dan Instagram yang dinilai salah atau hoaks oleh pemeriksa fakta pihak ketiga akan mulai diberi label yang lebih jelas," kata Facebook, sebagaimana dikutip dari Ubergizmo, Kamis (24/10/2019).
Dengan pemberian label tersebut, pengguna bisa memutuskan sendiri apa yang harus mereka baca, percaya, dan bagikan.
Rencananya, label akan ditampilkan di atas foto dan video yang dianggap hoaks dan misinformasi, termasuk di atas konten Stories di Instagram, serta akan terhubung ke penilaian dari pemeriksa fakta.
Berdasarkan pada screenshot di atas, jika pengguna melihat unggahan yang diberi label, kemungkinan unggahan itu mengandung kabar hoaks.
Tanda label tersebut diyakini bakal membantu menangkis penyebaran hoaks dan misinformasi.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaUntuk itu WhatsApp, menghadirkan berbagai fitur upaya mencegah beredarnya hoaks jelang pemilu
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca Selengkapnya