Ganti nama ternyata belum manjur untuk ubah nasib BlackBerry

Merdeka.com - Seiring dengan dirilisnya BlackBerry Z10, Research In Motion (RIM) mengubah nama brand mereka menjadi BlackBerry.

Pada tanggal 30 Januari lalu, perusahaan asal Kanada ini mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menggunakan nama RIM dan memilih nama BlackBerry sebagai brand image barunya.

Dengan dipergunakannya nama baru tersebut, menurut CEO-nya Thorsten Heins, "Kami berbenah mulai dari luar hingga ke dalam."

Namun, sejak beberapa bulan berselang setelah diresmikannya nama baru itu, apa yang diidam-idamkan BlackBerry masih belum tercapai. Bahkan saham dan market share perusahaan satu ini terus turun sekaligus posisinya dalam dunia mobile berhasil dikudeta oleh perangkat berbasis Windows Phone.

Segenap cara telah dilakukan, mulai dari mengadopsi tren pasar yaitu menciptakan perangkat dengan teknologi touchscreen sampai merilis operating system terbaru yang diharapkan mampu berkompetisi dengan OS seperti Android dan iOS.

Sayangnya, seakan permasalahan sama seperti tahun lalu tetap saja menyelimuti perusahaan berbasis di Waterloo ini.

"Kami jelas tidak memenuhi harapan jangka pendek analis dan investor. Kami bekerja siang dan malam untuk memperbaiki perusahaan." jelas Heins seperti dikutip Wall Street Journal (09/07).

jelas apabila posisi dan market sharenya semakin terpuruk, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan dengan nama yang baru berumur beberapa bulan ini akan ditinggalkan investornya.

Bahkan, ada wacana seperti yang dilakukan tahun lalu yaitu BlackBerry akan kembali memangkas jumlah pekerjanya agar restrukturisasi perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Jadi dapat disimpulkan, anggapan awal bahwa dengan digantinya nama, maka BlackBerry akan bangkit dari keterpurukan nampaknya belum terbukti, setidaknya untuk saat ini. (mdk/das)