Gara-gara bocah Eropa, tak ada lagi aplikasi 'Free' di iPhone
Merdeka.com - Pemerintah Uni Eropa nampaknya berhasil memaksa Apple untuk sedikit membuat perubahan di toko aplikasi mereka, iOS App Store. Hal ini tak lepas dari tindakan-tindakan konyol yang dilakukan oleh beberapa bocah di benua biru itu.
Di bulan Juni lalu, seorang anak berumur 15 tahun asal Belgia menghabiskan sekitar Rp 552 juta hanya untuk membeli aplikasi-aplikasi di iOS App Store. Ternyata anak itu secara tidak sengaja membayar aplikasi-aplikasi tambahan berbayar yang ada di sebuah game gratis iOS bernama 'Game of War: Fire Age' dengan kartu kredit orang tuanya.
Ya, meski berlabel 'Free' atau gratis, banyak aplikasi seperti game yang terbukti menyertakan aplikasi berbayar yang bisa dibeli saat menggunakannya. Tak pelak, hal ini memicu kritikan dari pihak Uni Eropa yang akhirnya memaksa Apple untuk membuat perubahan seperti menghilangkan label gratis di deretan aplikasi yang dipajang di iOS App Store.
-
Apa yang harus dilakukan orang tua untuk membatasi penggunaan gadget anak? Sebagai orangtua, penting untuk membatasi waktu penggunaan gadget agar anak tidak terlalu ketergantungan.
-
Bagaimana orang tua bisa membatasi penggunaan gadget pada anak? 'Buat kesepakatan dengan anak-anak berapa jam pakai gadget dalam sehari, kalau bisa tidak lebih dari tiga jam sehari,' katanya.
-
Kenapa Apple membuat fitur ini? Fitur ini dirancang untuk memudahkan staf bandara dalam menemukan AirTag yang terpasang pada koper yang hilang, terutama jika aplikasi Find My menunjukkan bahwa lokasi AirTag tersebut cukup dekat.
-
Siapa yang harus mengontrol penggunaan gadget pada anak? Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyadari dampak gadget terhadap perkembangan otak anak.
-
Siapa yang perlu awasi penggunaan gawai anak? Walau gawai dan teknologi modern memberikan manfaat, terlalu banyak paparan dan penggunaan yang tidak terkontrol dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Orang tua perlu memonitor penggunaan gawai anak-anak mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di depan layar dan waktu di luar ruangan serta berinteraksi dengan dunia nyata.
-
Siapa yang dilarang menggunakan iPhone? Sebelumnya, Pemerintah China secara resmi melarang para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara tersebut menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja.
Hal itu dilakukan untuk melindungi anak-anak dan orang tua dari 'kejamnya' dunia aplikasi berbayar yang saat ini memang masih belum terlalu dipahami cara kerjanya oleh publik.
Hasilnya, hari ini Apple secara resmi mengganti kata 'Free' pada aplikasi gratis mereka dengan kata 'Get', Engadget (20/11). Tetapi tidak usah khawatir, karena pengguna iPhone atau iPad tetap tidak dikenakan biaya untuk menginstal aplikasi-aplikasi itu.
Dengan menerapkan perubahan ini, Apple berharap nantinya pengguna atau anak-anak mereka tidak serta merta memasang aplikasi-aplikasi gratis itu karena sudah tidak ada embel-embel kata 'Free' dan menggunakannya secara sembarangan.
Langkah ini sejatinya pernah diambil oleh Google di awal tahun ini dengan menghilangkan label 'Free' pada aplikasi Google Play Store dan menggantinya dengan kata 'Install' saja.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fitur ini berbahaya terutama bagi anak-anak. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaTikTok tak terima dengan besarnya biaya yang harus dibayarkan karena kesalahan ini.
Baca SelengkapnyaRevisi UU ITE kedua dianggap sebagai momentum perlidungan hak anak di ruang digital.
Baca SelengkapnyaSejumlah penelitian menyatakan bermain ponsel dan media sosial bersifat adiktif yang berpengaruh pada mental.
Baca SelengkapnyaPengawas data Irlandia yang mengatur TikTok di seluruh UE mengatakan aplikasi video milik China itu telah melakukan banyak pelanggaran.
Baca SelengkapnyaSeorang anak hendak berniat membayar tagihan pembelian iPhone Rp 50 ribu di minimarket.
Baca SelengkapnyaPersoalan ini telah dilakukan penyelidikan oleh Komisi Eropa pada Maret lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia kerap kali melakukan kebijakan serampangan.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, Indonesia terbuka terhadap segala peluang penciptaan lapangan kerja baru.
Baca SelengkapnyaTindakan itu mengharuskan platform media sosial untuk menghentikan akun orang-orang di bawah 14 tahun.
Baca SelengkapnyaTim Cook pernah berjanji untuk membangun pabrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaCEO TikTok, Shou Zi Chew tidak mengizinkan anak-anaknya untuk bermain TikTok, dalam sebuah wawancara publik.
Baca Selengkapnya