Gara-gara heboh stiker gay, Aa Gym stop pakai Line
Merdeka.com - Aksi Line yang mempublikasikan stiker bernuansakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), ternyata memantik perhatian kalangan pemuka agama yang juga menggunakan aplikasi perpesanan tersebut. Pemuka agama itu adalah Abdullah Gymnastiar atau yang dikenal dengan Aa Gym.
Aa Gym, dalam akun Twitter pribadinya @aagym, terang-terangan mengatakan jika ia tidak akan lagi menggunakan aplikasi Line dalam aktivitas komunikasinya. Ia pun mengajak para follower-nya meninggalkan aplikasi perpesanan yang dianggapnya mendukung komunitas LGBT.
"Saya stop menggunakan LINE karena terang terangan mempromosikan LGBT ... Ayoo pakai sosmed yang sehat saja," tulisnya.
-
Bagaimana adiksi smartphone mempengaruhi hubungan sosial? Yenny menekankan bahwa adiksi terhadap gawai tidak hanya memengaruhi aktivitas harian seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada hubungan sosial dan keuangan.
-
Siapa yang dilarang menggunakan iPhone? Sebelumnya, Pemerintah China secara resmi melarang para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara tersebut menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja.
-
Apa yang dilakukan sebagian pengguna iPhone terhadap pengguna Android? Sekitar 22 persen pengguna iPhone mengakui bahwa mereka memandang rendah mereka yang mengirim pesan non-iMessage.
-
Apa dampak adiksi smartphone ke tubuh? 'Dalam aspek kognitif jadi mudah lupa, istilahnya tidak konsentrasi begitu lah ya. Terus secara fisik, dia bisa obesitas,' jelasnya dilansir dari Antara.
-
Siapa yang mendukung larangan WhatsApp di kantor? Anthony Lai Cheuk-tung, yang menjabat sebagai direktur di perusahaan keamanan siber VX Research, memberikan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah ini.
-
Mengapa remaja harus dibatasi gadget? Perlu diketahui bahwa pembatasan penggunaan gadget ini juga mampu mencegah timbulnya gangguan mental terhadap seseorang.
Cuitannya itu pun, ditanggapi beragam oleh follower nya. Misalnya saja akun @murthadaOne yang mendukung kicauan Aa Gym.
"@aagym Tepat sekali ustad ... sosmed yang sehat masih byk," tulis akun tersebut.
Sementara itu, Head of Public Relation Line Indonesia, Teddy Arifianto, membantah jika stiker yang mengandung konten LGBT itu dikaitkan dengan dukungan Line terhadap komunitas tersebut.
“Jadi, tolong dilihatnya jangan hanya semata-mata kontroversinya. Dan stiker itu tidak bertujuan suggestive gaya hidup, yang ada hanya persepsi seolah itu menganjurkan, dan kami seolah mendukung. Kami netral bahwa kelompok itu ada, itu fakta adanya. Konteksnya kita bicara nilai-nilai universal manusia pada umumnya. Karena prinsipnya adalah non diskriminasi dan kesetaraan. Itu policy sebagai perusahaan global. Tapi kami akui di Indonesia hal-hal itu menjadi sensitive,” terangnya.
Berdasarkan pantauan Merdeka.com, stiker yang bernuansakan LGBT itu, sejauh ini sudah ditarik oleh pihak Line.
(mdk/gni)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video dari akun Tik Tok bernama Agos Gemoy tenagh viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAA mengatakan pendukung Palestina tidak punya otak dan dia justru mendukung Israel.
Baca SelengkapnyaKasus ini berawal dari laporan korban yang menjalin hubungan dan karena ada masalah minta putus.
Baca SelengkapnyaAda dua poin yang disampaikan dalam surat edaran larangan LGBT di FT UGM ini.
Baca SelengkapnyaWarga Lumajang bernama Agus Gemoy mengaku disomasi usai mencopot stiker caleg yang ditempel di dinding rumahnya tanpa izin.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca SelengkapnyaBawaslu meminta peserta Pemilu 2024 untuk tidak memasang stiker kampanye di fasilitas publik.
Baca SelengkapnyaPelaku mengancam korban bakal menyebar foto vulgar jika memutuskan hubungan dengan dirinya
Baca SelengkapnyaPelaku mengunggah konten mengandung unsur politik, sehingga tindakannya merugikan institusi Kepolisian.
Baca SelengkapnyaDia menilai, mereka yang memutuskan untuk LGBT merupakan seorang pecundang yang tak bisa bersaing.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus itu berawal dari patroli siber yang dilakukan petugas terhadap konten pornografi anak.
Baca SelengkapnyaPolisi membebaskan tersangka karena alasan tidak menemukan niat jahat.
Baca Selengkapnya