Gara-gara kebijakan Trump, CEO Google tarik karyawan balik ke AS
Merdeka.com - Perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat, tengah fokus terhadap kebijakan yang dibuat oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan presiden baru Amerika itu melarang masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim. Google salah satu perusahaan yang kini tengah fokus pada kebijikan itu.
Seperti dilaporkan CNet dan Fortune, pada Jumat lalu Google melaporkan lebih dari 100 karyawannya yang tengah berpergian ke luar negeri ditarik kembali ke Amerika Serikat mengingat penerapan kebijakan Trump.
"Ini sangat menyakitkan melihat ongkos pribadi akibat perintah eksekutif bagi kolega kami," kata dia dalam sebuah memo internal Google.
-
Kenapa CEO teknologi ingin bekerja sama dengan Trump? Apple CEO Tim Cook menyampaikan, 'Selamat kepada Presiden Trump atas kemenangan Anda! Kami siap untuk berkolaborasi dengan Anda dan pemerintahan Anda untuk memastikan bahwa Amerika Serikat terus menjadi pemimpin dalam inovasi dan kreativitas.' Pernyataan ini menunjukkan harapan untuk kerjasama yang lebih baik di masa depan.
-
Siapa yang mulai meninggalkan Google? Minat generasi Z di Amerika Serikat (AS) untuk melalukan pencari informasi berita melalui platform Google terus mengalami penurunan.
-
Bagaimana respon CEO teknologi tentang kemenangan Trump? Beberapa CEO terkemuka memberikan pernyataan positif mengenai kemenangan Trump, menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan pemimpin industri seperti dikutip dari The Verge, Kamis (7/11).
-
Apa yang Google batasi aksesnya? Mulai awal tahun 2025, hanya aplikasi yang memiliki fungsi inti dan memerlukan akses ke gambar serta video pengguna yang akan diizinkan untuk mengakses seluruh galeri.
-
Apa reaksi para bos teknologi atas kemenangan Trump? Beberapa CEO terkemuka memberikan pernyataan positif mengenai kemenangan Trump, menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan pemimpin industri seperti dikutip dari The Verge, Kamis (7/11).
-
Apa Google menyatakan soal berhenti di Indonesia? Melansir dari Antara, tidak ditemukan pernyataan resmi terkait Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas dari aksi boikot yang dilakukan.
Sebagaimana diketahui, Presiden Trump menetapkan larangan 90 hari pada orang-orang dari negara mayoritas muslim seperti Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman untuk memasuki Amerika Serikat. Kebijakan ini dimaksudkan untuk melindungi warga dari terorisme.
"Kami khawatir mengenai dampak dari permintaan aturan ini dan proposal lain yang berpotensi pembatasan karyawan Google beserta keluarga mereka atau yang menciptakan hambatan untuk membawa talent ke Amerika Serikat," jelas dia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaBerawal dari ini, banyak karyawan Google yang memprotes kebijakan kerja sama perusahaan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mencerminkan bagaimana AI menggantikan lapangan kerja di industri.
Baca SelengkapnyaGelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.
Baca SelengkapnyaPHK kali ini merupakan pengurangan karyawan terbesar yang memang sudah direncanakan.
Baca SelengkapnyaGoogle dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Baca SelengkapnyaChina melarang para pejabat di lembaga pemerintah pusat menggunakan iPhone.
Baca SelengkapnyaIni adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun, CEO Google telah mengabarkan akan terjadi PHK lebih banyak tahun ini.
Baca SelengkapnyaGoogle menghabiskan Rp 40 miliar untuk merayu Noam Shazeer yang dianggap penting bagi mereka. Terutama untuk pengembangan AI.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dilaporkan telah melarang Samsung untuk mengirimkan stok chipset 7nm atau yang lebih kecil kepada perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
Baca Selengkapnya