Generasi Milenial Mulai Tertarik Investasi di Fintech
Merdeka.com - Generasi milenial mulai tertarik berinvestasi di perusahaan teknologi finansial (fintech), salah satunya melalui KoinWorks.
KoinWorks merupakan sebuah perusahaan teknologi finansial yang bergerak di bidang peer to peer lending dan telah memiliki izin operasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di KoinWorks, penggunanya bisa memilih untuk berinvestasi pada berbagai jenis bisnis yang dijalankan oleh borrowers.
-
Kenapa anak muda tertarik investasi saham? Instrumen investasi saham kian diminati generasi muda. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 11,42 juta orang, dengan 80,44 persen di antaranya adalah generasi muda, yaitu generasi milenial dan Gen Z pada Juli 2023.
-
Apa yang membuat gen z dan milenial rentan terhadap investasi bodong? Generasi ini, kata Friderica merupakan kelompok yang rentan secara finansial dengan gaya hidup yang lebih banyak menghabiskan uang untuk kesenangan dibanding menabung maupun berinvestasi.
-
Mengapa gen z dan milenial rentan terjerat investasi bodong? 'Sikap FOMO juga membawa generasi muda terjebak pada investasi bodong. Sementara tanpa pemahaman keuangan dan investasi yang memadai, kelompok ini justru banyak menjadi korban terhadap iming-iming yang menggiurkan. Mereka kerap meniru apa yang dilakukan oleh influencer maupun tokoh idolanya, termasuk saran terkait keuangan,' terang Friderica.
-
Siapa yang bisa membantu Gen Z dalam investasi? Pertimbangkan untuk melakukan diskusi dengan ahli atau teman yang memahami investasi.
-
Apa layanan fintech yang paling diminati Gen Z? Salah satu layanan fintech yang paling diminati oleh mereka adalah Buy Now Pay Later (BNPL).
-
Bagaimana miliarder muda berinvestasi? Bagi para miliarder, mereka akan lebih cermat dalam menentukan instrumen investasi. Umumnya mereka akan memprioritaskan investasi terhadap instrumen yang aman untuk mengamankan aset yang dimiliki.
Diungkapkan oleh Chief Marketing Officer KoinWorks Jonathan Bryan, di perusahaannya, total ada 148.000 investor dan saat ini kebanyakan investor berusia 25-35 tahun, serta dianggap sebagai generasi milenial.
Dia tak menyebut berapa besar porsi investor berusia milenial di KoinWorks, namun, menurut Jonathan, 60-70 persen dari investor di KoinWorks merupakan mereka yang berinvestasi untuk pertama kalinya.
"Investor yang berusia 25-35 tahun, paling besar disitu, di mana 60-70 persen investor yang ada di KoinWorks baru pertama kali mencoba investasi. Mereka tidak pernah punya reksadana, deposito, dan lainnya," kata Jonathan di Jakarta belum lama ini.
KoinWorks pun terus melakukan edukasi kepada generasi milenial untuk berinvestasi di platformnya. Salah satu bentuk edukasi yang dilakukan adalah dengan blog tentang pendidikan finansial.
"Kami punya banyak blog yang memuat cara milenial untuk memilih instrumen investasi seperti apa, keamanannya bagaimana, mitigasi risikonya, dan dana proteksinya," kata dia.
Jonathan menegaskan, KoinWorks tak memberikan jaminan bahwa investasi yang dikucurkan investor 100 persen bakal berbuah keuntungan.
Namun dia menegaskan, keamanan investasi dijamin dengan teknologi yang dipakai KoinWorks dan dana proteksi yang disiapkan oleh perusahaan.
"Dari awal kami tidak pernah menjamin investor untuk, karena investasi bisa rugi. Namun dengan teknologi, setiap keputusan investor ada warning-nya. Ada notifikasi untuk investor agar tahu cara mainnya," tutur dia,
Soal keamanan siber, menurut Jonathan, KoinWorks telah memiliki standar keamanan ISO 27001, itulah salah satu alasan yang membuat OJK memberikan izin kepada KoinWorks.
Kemudian, masih terkait keamanan, KoinWorks memiliki dana proteksi. "Jadi misalnya kalau ada pinjaman gagal, ada sebagian dana yang diganti, itu bisa sampai 100 persen," katanya.
Sekadar informasi, KoinWorks kini telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp150 miliar per bulan kepada sekitar 100 ribu peminjam yang kebanyakan adalah UMKM.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan jumlah investor ritel cukup pesat karena OJK mendorong transformasi digital di seluruh aspek,
Baca SelengkapnyaInvestasi di kripto lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan pasar saham konvensional.
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei tersebut memuat data sekitar 45 persen usia investor generasi Z di adalah 21 tahun.
Baca SelengkapnyaOscar memberikan pemahaman mengenai aset kripto yang dapat digunakan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda di Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.
Baca SelengkapnyaDihadiri mayoritas peserta Gen Z dan investor pemula, Tim BNI Sekuritas memberikan paparan mengenai dasar-dasar investasi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaStudi tersebut mengatakan generasi muda menerima cek stimulus yang lebih besar selama pandemi
Baca SelengkapnyaSaat ini, investasi di SBN bisa dilakukan di aplikasi investasi digital, Bibit.id atau Bibit. Kebanyakan pengguna Bibit adalah generasi milenial dan Gen Z.
Baca SelengkapnyaAplikasi Seeds menawarkan tiga fitur utama untuk memperkaya pengalaman penggunanya: Play, Connect, dan Social.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan saat ini banyak anak muda yang terjebak dalam tren Latte Factor.
Baca Selengkapnya