Ghosh Push, virus Android 'pemakan' paket data yang intai Indonesia
Merdeka.com - Virus Android baru yang bisa menyedot paket data ditemukan oleh Cheetah Mobile, pengembang aplikasi Clean Master. Celakanya, Indonesia menjadi salah satu negara utama yang diserang virus bernama Ghosh Push ini.
Seperti yang dilansir Phone Arena (16/10), Ghosh Push ditemukan tersembunyi di beberapa aplikasi yang terdapat di Google Play Store. Malware berjenis trojan ini dilaporkan bersarang di folder root gadget Android dan tidak bisa dihapus kecuali dengan tool khusus.
Yang tidak kalah menakutkan, sekitar 900.000 perangkat Android di seluruh 116 negara telah terinfeksi, dan data Cheetah Mobile menempatkan Indonesia sebagai negara paling rawan Ghosh Push setelah India. Malware ini sudah beranak pinak dan tersebar di aplikasi populer yang beredar di forum, app store pihak ke-3, dan bahkan Google Play Store resmi.
-
Kenapa malware ini bisa masuk ke Android? Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Apa ancaman utama yang dihadapi Android? Ancaman utama berasal dari CVE-2024-32896, sebuah celah keamanan yang pertama kali diungkap oleh Google pada bulan April.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
Aplikasi yang membawa malware trojan ini dikemas dalam bentuk aplikasi kalkulator, aplikasi layar sentuh pintar, hingga game macam Talking Tom 3. Untungnya, aplikasi yang terinfeksi telah dilaporkan ditarik dari Play Store dan toko aplikasi populer lain.
Perlu diketahui, Ghosh Push yang sudah terlanjur menginfeksi akan menjalankan banyak iklan di gadget, bahkan memasang aplikasi lain yang juga terinfeksi tanpa sepengetahuan pengguna. Tujuannya adalah menjalankan iklan sebanyak mungkin.
Imbasnya, pemakaian paket data gadget Android bisa tiba-tiba meningkat drastis. Hacker di balik Ghosh Push pun disebut bisa untung sekitar 4 juta dollar setiap harinya dari aksi ini.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaJika Anda menerima pesan yang mencurigakan lebih baik jangan diklik
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaModus kejahatan siber ini bisa menguras saldo rekening korban.
Baca SelengkapnyaHati-Hati Modus Penipuan File Apk ‘Surat Panggilan Polda Metro Jaya’
Baca SelengkapnyaPersoalan keamanan data masih menjadi PR serius pemerintah.
Baca SelengkapnyaGoogle mengimbau pengguna Android untuk menonaktifkan jaringan 2G, guna melindungi diri dari serangan SMS scam yang memanfaatkan kelemahan jaringan lama ini.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaBerikut 3 izin yang bisa membahayakan malware masuk ke Android.
Baca SelengkapnyaSerangan siber Ransomware Brain Chiper menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya.
Baca Selengkapnya